Ajak Masyarakat Atasi Bahaya Sampah Styrofoam

Lingkungan | Minggu, 27 November 2022 - 11:44 WIB

Ajak Masyarakat Atasi Bahaya Sampah Styrofoam
Co-Founder of The Antheia Project Ruhani Nitiyudo (kiri) bersama Direktur Penanganan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) Dr Ir Novrizal Tahar IPM (tengah) dan Co-Founder & COO Garda Pangan Dedhy Bharoto Trunoyudho (kanan) saat konferensi pers secara virtual, Kamis (24/11/2022). (PRAPTI DWI LESTARI/RIAU POS)

RIAUPOS.CO - Meskipun kerap digunakan sebagai wadah makanan, namun penggunaan styrofoam yang terus menerus akan berdampak pada kesehatan dan juga lingkungan.

Dimana hingga saat ini styrofoam menjadi salah satu sampah yang paling banyak ditemukan tepi juga sangat sulit untuk dihancurkan.


Pasalnya dalam proses pembuatan styrofoam, chlorofluorocarbons atau CFC terlibat. Bahkan setelah itu, styrofoam tidak bisa terurai. Styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500 – 1 juta tahun untuk dapat terurai oleh tanah.

Hal inilh yang membuat The Antheia Project merasa perlu menyerukan dan mengajak masyarakat khususnya kaum muda agar peduli terhadap lingkungan salah satunya terhadap bahaya penggunaan styrofoam bagi lingkungan.

Co-Founder of The Antheia Project Ruhani Nitiyudo, kepada Riau Pos, Kamis (24/11/2022) lalu dalam “The Antheia Project Konferensi Pers Indonesia Darurat Sampah Styrofoam, #SayNoToStyrofoam mulai Sekarang!” menjelaskan saat ini kondisi lingkungan Indonesia tengah dalam keadaan darurat sampah styrofoam. Dimana The Antheia Project mengajak masyarakat untuk serukan Say No To Styrofoam untuk meminimalisir sampah khususnya styrofoam.

Selain itu, pengelolaan sampah yang kurang baik juga membuat The Antheia Project tergerak untuk berkontribusi dalam memberikan edukasi dan kesadaran publik. The Antheia Project mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan secara global tentang masalah sampah khususnya styrofoam kepada masyarakat luas.

“The Antheia Project melalui kampanye #SayNoToStyrofoam adalah sebuah respon atas kondisi darurat sampah styrofoam yang perlu dicari solusinya bersama-sama. Karena sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi juga masyarakat, “katanya.

Pengelolaan sampah merupakan aktivitas untuk mengelola sampah dari awal hingga pembuangan, meliputi pengumpulan, pengangkutan, perawatan, dan pembuangan, diiringi oleh monitoring dan regulasi manajemen sampah.

Styrofoam adalah salah satu jenis plastik yang tidak dapat terurai dengan sempurna dan bisa berubah menjadi mikroplastik. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghindari pemakaian styrofoam untuk membungkus makanan adalah membawa wadah sendiri dari rumah.

Dampak sampah styrofoam akan dirasakan hingga ratusan tahun dan itu sangat membahayakan bagi segala aspek kehidupan, terutama kesehatan. “Kami menghimbau kepada seluruh generasi muda untuk mengurangi penggunaan styrofoam untuk kehidupan bumi yang lebih sehat kedepan. Mari mulai berkontribusi dengan repot membawa wadah makanan, minum, sendok makan dan sedotan dari rumah,” terangnya

Lanjut, Ruhani Nitiyudo, The Antheia Project juga akan terus mengajak anak muda untuk lebih menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan dari rumah yaitu dengan mulai membiasakan diri memisahkan sampah.

Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melaksanakan kegiatan aksi bersih-bersih dengan tema Antheia Beach Clean Up Vol. 4” dimana dari kegiatan tersebut adalah aksi langsung turun ke lapangan sehingga para peserta aksi bersih – bersih dapat melihat realitas problem sampah khususnya sampah styrofoam yang merusak lingkungan.

“Perlu ditekankan lagi bahwa styrofoam adalah sampah abadi yang akan merusak lingkungan kita secara permanen,” ujar Ruhani.

Sementara itu,Direktur Penanganan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) Dr Ir Novrizal Tahar IPM,  menjelaskan, Pemerintah sangat mendukung dan mengapresiasi tentang kampanye #SayNoToStyrofoam yang tengah gencar dilakukan oleh The Antheia Project dengan mengajak masyarakat khususnya kaum muda yang akan menjadi penerus bangsa.(gus)

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook