Sementara Kepala Bidang BKSDA Wilayah II Riau Supartono yang ditemui usai pertemuan. Mengakui memang personelnya di Provinsi Riau dibagi atas empat Daerah Operasional (Daop). Yakni di Siak, Dumai, Rohil dan Bengkalis, dengan jumlah 182 orang.
"Luar dan dalam kawasan kami wajib mengamankan. Memang jumlah personel terbatas. Namun pemantauan kami lakukan sudah jauh-jauh hari," katanya.
Prediksi lahan terbakar di Riau pada 2016 ini. Dinilai bakal terjadi dengan luasan lebih sedikit. Karena menurut Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin diperkirakan lahan yang terbakar sudah makin kecil. Karena ada potensi hujan juga beberapa daerah. Memang, diakuinya kondisi kemarau diawali beberapa daerah di kawasan pesisir.
"Arah angin timur laut menuju barat daya, selama musim matahari berada di selatan equator itu sudah terjadi kemarau di pesisir. Tahap pertama kemaraunya lebih singkat, normalnya pertengahan Maret berakhir dan masuk hujan," katanya memprediksi.
Masih prediksi BMKG, lanjut Sugarin, pada 23 Maret nanti akan ada perubahan angin dari selatan ke utara, atau dari Jambi ke Riau. Sehingga wilayah tersebut juga harus diwaspadai, karena kalau disana kolaps, maka akan dibawa asapnya ke Pekanbaru. Kalau terjadi lagi tentu bandara kembali tutup dan menghambat perekonomian di Riau seperti 2015 lalu.
"1-10 April masih terbakar, di Riau ini normalnya pertengahan Maret ini puncak musim hujan, Mei nanti transisi kemarau lagi, sampai September, anginnya sudah dari selatan ke utara. Selatan ke utara ini jika tidak diantisipasi maka asap bisa ke Singapura. Jadi memang harus serius kita," ajaknya.
3/4 Lahan Gambut Riau Harus Restorasi
Sementara itu Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia Nazir Foead menceritakan sekitar 3/4 lahan gambut Riau dari keseluruhan harus mulai restorasi. Atau dari 4,04 juta hektare, sekitar 2,7-3 juta hektarenya yang sudah rusak.
"Lebih 3/4 lahan gambut Riau harus restorasi. Sudah sangat diperlukan dalam keseimbangan alam," kata Nazir didampingi salah seorang Deputinya yang juga pakar gambut Riau Haris Gunawan kemarin.
Diceritakannya mengikuti Perpres yang sudah dikeluarkan Presiden. Memang 2 juta ha lahan gambut perlu direstorasi, dimana hidrologisnya perlu diperbaiki dengan menjaga supaya tetap basah. Sehingga kalau ada yang melempar obor sekalipun tidak akan terbakar.
Membangun sekat dan sebelum melakukannya menjadikan lahan gambut lembab memang sudah perlu dilakukan dibeberapa daerah. Untuk tahun pertama kata Nazir terdapat 500 ribu Ha yang dilakukan restorasi. Di mana di Riau terutama di Meranti sudah dimulai. Kemudian akan dilanjutkan di Dumai, Bengkalis, Siak juga harus menjadi penanganan.
Nazir menyebut dirinya akan keliling wilayah Riau melalui jalur darat. Diawali melihat kondisi lahan gambut di Dumai.
"Jadi bisa melihat langsung di lapangan. Untuk kanal tergantung tipenya, kalau besar memang harus lebih banyak, kalau kecil bisa dengan lebih sedikit. Kalau restorasi selain kanal bersekat, bisa menggunakan embung, sumur bor, dan beberapa cara yang tak kalah penting adalah kerja sosial masyarakat," paparnya.
Membangun sekat pun, lanjutnya harus dilakukan bersama-sama. Karena memang idealnya melibatkan masyarakat. Sehingga mereka bisa mendapatkan income (tambahan penghasilan). Melalui bantuan teknis permodalan, dari akademisi, NGO, dan penanganan membuka lahan tanpa bakar, hasilnya memang harus bisa menguntungkan masyarakat seluas-luasnya.
"Dua hal penting, restorasi gambut dan masyarakat mendapatkan Income langsung," katanya.
Tinjau Karhutla di Dumai
Rombongan Pangdam I BB Lodewyk Pusung bersama Plt Gubri Arsyad Juliandi Rahman mengunjungi lokasi kebakaran lahan di Kelurahan Tanjung Palas, Dumai Timur, kemarin. Rombongan menaiki sepada motor dengan berboncengan menuju ke lokasi. Sepada motor jenis trail itu memang digunakan para personel untuk memadamkan lahan yang terbakar sejak akhir pekan lalu. Jalanan penuh debu terpaksa dilalui rombongan. Bahkan rombongan juga terpaksa berjalan beberapa ratusan meter untuk sampai ketitik lahan yang terbakar.
’’Ini jangan dianggap remeh, harus mendapat perhatian yang lebih, karena jika dibiarkan akan meluas, apalagi angin diwilayah pesisir ini cukup kencang,’’ ujar Plt Gubri saat melihat lahan terbakar kepada jajaran di bawahnya.