Di saat bertemu dengan air yang keruh biji kelor ini bisa menjernihkan. Biji kelor bisa menjernihkan air.
‘’Luar biasa sekali manfaat kelor ini. Kelor ini bisa berumur panjang. Tanaman berumur panjang, makin kita pangkas, batangnya makin besar nanti hasil panennya semakin banyak karena tumbuh dahan-dahan baru,’’ terangnya.
‘’Kami punya slogan dunia tak selebar daun kelor, tetapi manfaat dan kelor dirasakan seluruh dunia, mari tanam dan konsumsi kelor. Kenapa? karena kelor itu tanaman yang memiliki nutrisi yang sangat tinggi. Apa salahnya hanya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah,’’ harapnya.
Nurhidaya Sari mengatakan, intinya manfaatkan dulu untuk keluarga. Daun kelor diolah dulu untuk keluarga, baru ketika hasilnya banyak dijual yang mempunyai nilai ekonomis. Hanya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah menanam kelor yang mempunyai nilai ekonomi.
‘’Alhamdulillah ibu-ibu yang stay di rumah, selain bisa mengolah kelor juga bisa menjual daun kelor tersebut dengan hanya menanam kelor di pekarangan rumah,’’ jelas Nurhidayah Sari.
Dapur Aru Koloros masih tetap mendampingi masyarakat dari 2021 sampai 2022 tetapi jangkauannya masih di Kecamatan Salo dan Kecamatan Kuok serta Kecamatan Bangkinang Kota.
‘’Alhamdulillah melalui kegiatan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kampar bekerja sama dengan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dan UMKM Dapur Aru Keloros bersama masyarakat mengadakan budidaya kelor dan pemanfaatannya dengan praktek pembuatan makanan dari bahan daun kelor ini,’’ terangya.
Dapur Aru Koloros sudah produksi berbahan daun kelor yakni produksi minuman herbal, The Kelor dalam bentuk celup dan daun. Mereka juga punya tepung kelor. Untuk makanan mereka punya cekelat kelor, biskuit kelor, stik kelor, dan abon kelor ikan patin. Untuk kosmetik ada sabun, dan minyak biji kelor.
Nurhidayah Sari menambahkan, untuk mendapat bibit kelor ini, Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Salo dan Kecamatan Kuok sudah ada menjual bibit kelor ini dengan harga Rp10 ribu per bibit.
‘’Kita bisa membudidayakannya sendiri, ada batang kelor yang berbuah, bisa dibudidayakan sendiri masukan ke polibet,’’ jelasnya.
Musuh kelor ini kalau masih kecil hanya bekicot saja. Untuk penanaman kelor dalam skala besar yang berhektare belum ada. Karena dengan konsep awalnya untuk penanaman kelor di pekarangan rumah dan lahan Kelompok Wanita Tani.
‘’Mari menanam kelor. Dengan menanam kelor kita menyelamatkam bumi dari pemanasan global. Dimulai dari pekarangan rumah. Selain menyelamatkan bumi kelor juga bermanfaat untuk kesehatan,’’ harap Nurhidayah Sari.(gus)
Laporan KAMARUDDIN, Bangkinang