Berbeda dari Ladies yang doyan nyetir motor matic, Tia yang memiliki rambut pirang ini memilih tunggangan yang identik dengan kaum adam. Rauman motor tinggi khas motor balap trail tak membuat ciut takut. Ia justru tertantang untuk bisa bermanuver di atas kuda besi tersebut.
‘’Basicly, saya memang suka motor dan hobi motoran. Jadi, saat ngelihat supermoto ini, saya jadi tertarik untuk bisa mengendarainya. Kira-kira sejak dua tahun terakhir,’’ ujarnya.
Meski orang tuanya sempat dag-dig-dug dan kontra denga pilihan hobi barunya, Tia tetap pada pendirian. Ia berusaha meyakinkan dan membuktkan bahwa hobi ekstremnya itu, tak seburuk yang orang pikirkan. Sampai akhirnya, saat ia berhasil naik podium dan mempersembahkan piala untuk kedua orangtuanya. Perlahan, izin pun ia kantongi.
Pembalap dengan nomor start 129 ini sudah memiliki segudang pengalaman Grass Track. Buat Ladies yang nggak tahu, Grass track adalah sebuah ajang balapan yang menggunakan track tanah. Jadi, saat berlaga, Tia harus menjajal tanah lembab kadang berdebu. Tapi lagi-lagi, itu semua nggak membuatnya menyerah untuk menekuni hobinya tersebut.
‘’Pertama berlaga, saya dapat podium 1. Sebagai pemula waktu itu, nggak nyangka sih, bisa berprestasi,’’ simpulnya.
Namun, di balik prestasinya itu, terdapat cerita perjuangan yang besar lho Ladies. Ia harus rela berdebu dan kecipratan lumpur dari area track yang menantang. Tia juga nggak takut kulitnya menjadi sedikit lebih gelap dicium matahari. Di sisi lain, wanita pemberani ini juga harus tahan banting. Dalam arti harus siap jika mengalami cedera atau terjatuh akibat menunggang kuda besi andalannya.