(RIAUPOS.CO) - KOMUNITAS olahraga tidak melulu harus berisikan kaum laki-laki saja. Meski kerap dipandang gampang lelah, ternyata kaum hawa juga bisa memiliki komunitas sendiri dalam bidang olahraga. Salah satunya adalah Women's Cycling Community (WCC) Pekanbaru. Dari namanya saja sudah bisa ditebak, bahwa komunitas satu ini berisikan para wanita dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Ada banyak kegiatan yang ditaja oleh WCC. Berbagai momentum tidak ketinggalan untuk diikuti. Misalnya saja pada hari Kartini. Saat itu, para anggota komunitas WCC menggelar gowes dengan mengenakan kebaya. Tak ayal, aksi itu turut mengundang decak kagum dari masyarakat Pekanbaru. Ketua WCC Chapter Pekanbaru Cindy Enggano mengatakan, tiap tahunnya, WCC selalu memperingati Hari Kartini. Mereka menamai giat ini dengan Kartini Ride.
"Kemarin sempat mengadakan Kartini Ride yang menjadi salah satu agenda rutin dari WCC Nusantara. Di mana, setiap hari Kartini, kita melalukan Kartini Ride menggunakan kebaya," terangnya.
Ia bercerita, pada saat menggelar gowes berkebaya pada Hari Kartini waktu lalu, bertepatan dengan bulan puasa. Karena itu, WCC tidak memaksakan diri untuk gowes dengan track yang panjang.“Track kita waktu itu di seputaran Jalan Diponegoro. Pendek saja. Dikarenakan bertepatan dengan bulan puasa juga," sambung wanita yang hobi olahraga ini.
Karena menggunakan kebaya, Kartini Ride diakui punya tantangan tersendiri dibanding gowes di hari biasa. Bukan cuma busananya, cuaca pun membuat gowes ini terasa lebih berat.
“Cuaca yang panas menjadi tantangan paling berat saat gowes dengan menggunakan kebaya. Biasanya kita menggunakan jersey yang fleksibel. Sehingga, saat gowes menggunakan kebaya, harus lebih hati-hati karena ruang gerak yang pastinya lebih terbatas," paparnya lagi.
Komunitas dengan motto empowering women ini kini memiliki 15 anggota untuk chapter Pekanbaru. Di hari biasa, wanita dengan berbagai latar belakang ini juga rutin bersepeda bersama. Untuk jenis sepada pun juga beragam. Ada sepeda jenis road bike, sepeda lipat, mountain bike dan berbagai jenis lainnya. Mereka juga sangat terbuka untuk wanita yang ingin bergabung dengan komunitas yang berdiri sejak tahun lalu ini.
Menanggapi kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pesepeda (goweser) yang pernah terjadi di Pekanbaru, Cindy turut menyampaikan harapan. Menurutnya, kasus lakalantas yang melibatkan goweser sebagai korban, salah satunya dipicu oleh faktor minimnya jalur sepeda yang ada di Pekanbaru. “Yang menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti ini karena minimnya jalur khusus sepeda. Akhirnya, goweser akan bersepeda di jalan raya yang notabene ramai dilalui oleh berbagai jenis kendaraan," ujarnya.
Ia tidak memungkiri bahwa banyak juga goweser yang sampai mengganggu arus lalu lintas ataupun menimbulkan ketidaknyamanan pada pemakai jalan lain. Dikarenakan mereka memakai ruas jalan sampai ke bagian tengah. Sebab itu, menurutnya perlu menjadi perhatian bagi pemerintah untuk membuat jalur khusus sepeda. Bagi komunitas sepeda, ia juga berpesan agar terus mengedukasi para anggota untuk selalu taat peraturan lalu lintas dan mengutamakan keselamatan. "Hal itu penting, supaya tidak membuat diri kita celaka ataupun membuat orang lain celaka. Bersepedalah dengan aman, tertib dan menyenangkan semua pengguna jalan," tutupnya.(azr)