JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Daun salam bukan sekadar bumbu pelengkap pada aneka masakan Nusantara. Tapi, daun salam juga memiliki khasiat kesehatan yang telah terbukti. Salah satunya mengurangi nyeri akibat tingginya kadar asam urat dalam darah. Secara empiris, daun salam juga digunakan masyarakat untuk berbagai keluhan kesehatan seperti diabetes, luka lambung, diare, penyakit kulit, dan berbagai infeksi.
Daun salam sudah lama menjadi bumbu pelengkap pada berbagai masakan khas Indonesia. Dalam tradisi masyarakat Jawa, misalnya, daun itu melengkapi bumbu berbagai menu khas Lebaran seperti sayur lodeh, sambal goreng, dan opor. Masyarakat Malaysia pun menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mencampurkan pucuk daun muda dalam hidangan salad, yang populer disebut ’’ulam’’.
Selain untuk tujuan kuliner, ada informasi tidak tertulis yang mengindikasikan pemakaian berbagai bagian tanaman salam untuk kesehatan. Bagian akar dan buah, misalnya, digunakan untuk membantu mengatasi efek ketergantungan orang pada minuman beralkohol.
Masyarakat Kepulauan Riau mencampurkan daun salam dalam masakan sup khusus yang diyakini bisa menurunkan tekanan darah. Atau mereka membuat rebusan daun dalam air dan secara perlahan dipanaskan hingga terbentuk cairan kental siap pakai. Pengalaman pemakaian lain adalah untuk mengendalikan diabetes, luka lambung, diare, penyakit kulit, dan berbagai infeksi.
Pengalaman empiris itu mendasari ketertarikan peneliti untuk melakukan studi secara ilmiah. Peneliti Indonesia dan Malaysia sudah mempelajari zat fito kandungan daun salam yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas, terutama sebagai antidiabetes dan antihipertensif.
Zat fito kandungan daun utamanya adalah golongan fenolik, termasuk asam kafeat, asam galat, dan hydroxychavicol. Bau aromatik daun berasal dari kandungan minyak atsiri, yaitu berbagai jenis terpen. Selain itu, terdeteksi zat kandungan dengan aktivitas yang sudah diketahui. Misalnya, skualen sebagai antioksidan, antitumor, dan pencegah kanker. Juga phytol sebagai antiradang, antikanker, antimikroba, antioksidan, dan antinyeri.
Penelitian ilmiah berhasil membuktikan aktivitas antioksidan kuat dari berbagai ekstrak daun. Ternyata, larutan air menunjukkan aktivitas antioksidan yang cukup kuat, dan itu sesuai dengan pemakaian rebusan air daun di masyarakat untuk pengobatan.
Zat nutrisi kandungan daun yang mendukung penggunaan secara langsung, antara lain, vitamin B2, B3, dan vitamin C. Jadi, mengonsumsinya secara teratur akan menghindarkan dari kondisi defisiensi vitamin B dan C.
Tanaman asal bernama ilmiah Syzygium polyanthum dari suku Myrtaceae. Mudah tumbuh, tinggi pohon bisa mencapai 25 meter, dan daunnya berbentuk elips dengan tepi rata. Bagian atas daun berwarna hijau gelap, bawah hijau muda.
Asam Urat
Tingginya kadar asam urat dalam darah memicu nyeri persendian karena penumpukan kristal asam urat, yang disebut gout. Asam urat adalah produk samping metabolisme zat kimia purin. Daun salam sudah digunakan turun-temurun untuk mengatasi nyeri gout.
Sebuah penelitian pada 10 relawan dan dilakukan di Indonesia mengukur kadar asam urat sebelum dan sesudah minum air rebusan daun salam. Hasilnya, terjadi penurunan kadar asam urat. Itu menjadi petunjuk positif untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Agar hasilnya maksimal, penderita asam urat disarankan untuk mengendalikan kadar purin dalam tubuh. Di antaranya, dengan mengurangi konsumsi daging, ikan sarden, kacang-kacangan, dan minuman beralkohol seperti bir.
Antidiabetes
Penelitian memberikan dukungan khasiat daun salam bagi pasien diabetes. Salah satunya percobaan pemberian ekstrak metanol terhadap tikus diabetik. Hasilnya, terjadi penurunan kadar gula darah. Kemungkinan kerjanya adalah menghambat penyerapan glukosa lewat usus dan meningkatkan pengambilan glukosa pada jaringan otot.
Diketahui juga, pada ekstrak terdeteksi zat kandungan dengan aktivitas antioksidan yang kuat. Memang, hingga kini belum terlalu jelas mekanisme antioksidan dalam menurunkan kadar gula darah. Namun, petunjuk ke arah itu cukup kuat. Yang pasti, antioksidan bekerja mencegah kerusakan sel agar organ tubuh berfungsi secara benar.
PENGGUNAAN DAUN SALAM
Acuan takaran daun salam dari BPOM RI untuk mengendalikan diabetes:
- Masukkan 20 gram daun salam kering ke dalam 400 ml air.
- Rebus dengan api sedang hingga mendidih.
- Setelah mendidih, kecilkan api. Lanjutkan pemanasan selama 10 menit.
Resep daun salam untuk menjaga kesehatan:
- Rebus 5–7 lembar daun salam segar dalam 500 ml air.
- Gunakan api sedang. Setelah mendidih, kecilkan api dan lanjutkan pemanasan selama 10 menit.
- Saring dan minumlah dalam keadaan hangat 250 ml.
- Ibu hamil dan menyusui serta warga lanjut usia diharapkan berhati-hati karena belum ada data keamanan.
- Tidak untuk dikonsumsi bayi dan anak sampai usia 5 tahun.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman