JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Seseorang disarankan untuk mengurangi makan malam yang berlebihan. Pasalnya, saat malam hari, tubuh jarang bergerak. Jika makan berlebihan, maka memicu kegemukan.
Penelitian terbaru menyatakan makan di malam hari dapat mengganggu jam tubuh. Seseorang akan mengalami intoleransi glukosa (kadar gula darah). Jika tidak dicegah, intoleransi glukosa yang dikenal sebagai pradiabetes, dapat dengan cepat berubah menjadi diabetes tipe 2.
Makan pada malam hari menjadi salah satu penyebab utama. Intoleransi glukosa adalah tanda peringatan dini bahwa tubuh Anda tidak lagi mampu menyerap gula dari aliran darah ke dalam sel. Jika berkembang menjadi diabetes tipe 2, dapat memicu risiko kondisi serius seperti stroke dan penyakit jantung seperti dilansir dari express.co.uk.
Metode Penelitian
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances menemukan bahwa pekerja shift malam yang makan di malam hari menderita intoleransi glukosa. Para peneliti melihat bahwa para pekerja mengalami gangguan jam tubuh atau ritme sirkadian.
Ketersediaan makanan, dapat merusak ritme sirkadian pada organ pencernaan. Dalam studi tersebut, peneliti membagi 19 pekerja shift malam yang sehat menjadi dua kelompok. Satu kelompok makan pada shift malam sementara yang lain makan di siang hari.
Peserta yang makan pada malam hari mengalami peningkatan kadar glukosa darah, sementara mereka yang makan hanya di siang hari tidak mengalami perubahan. Salah satu penulis studi, Frank A.J.L. Scheer, mengatakan makan di malam hari juga mengurangi fungsi sel beta pankreas.
Para peneliti mengatakan ini juga berdampak pada pemrosesan gula tubuh. Sehingga kesimpulannya, makan malam dapat memicu penyakit diabetes akibat kadar gula darah yang melonjak.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman