BENCANA ALAM

Banjir Tak Kunjung Surut, Dua Desa di Meranti Terisolir

Kepulauan Meranti | Selasa, 13 Desember 2022 - 16:02 WIB

Banjir Tak Kunjung Surut, Dua Desa di Meranti Terisolir
Tim gabungan sedang mengukur tinggi genangan yang melanda desa di Kecamatan Rangsang Barat. (ISTIMEWA)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Ratusan rumah, masjid, sekolah hingga kantor desa di Kepulauan Meranti masih terendam banjir. Kondisi itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak beberapa pekan kemarin.

Situasi terparah masih berlangsung di dua desa Kecamatan Rangsang Barat. Demikian disampaikan Bhabinsa Rangsang Barat, Sertu Muhammad Amri kepada Riau Pos, Selasa (13/22/2022) siang. 


Seperti di Desa Mekar Baru, dampak banjir merendam 240 rumah warga, 2 masjid, 2 musala, 3 sekolah dan kantor desa. Menyusul 13,6 kilometer jalan dan 400 hektar lahan pertanian tampak seperti sungai.

Kondisi yang sama juga dirasa warga Desa Bina Maju, karena 317 unit rumah, 3 unit masjid, 2 unit sekolah, 2 unit kantor desa, hingga 280 hektar lahan pertanian, termasuk 17,9 kilometer jalan masih tergenang. 

Amri membeberkan tingginya genangan air tidak kurang dari 30 hingga 60 sentimeter. Gambaran hasil mitigasi mereka dan tim gabungan, air lambat menyusut dampak pendangkalan sungai. "Banjir yang melanda akibat aliran sungai tidak normal untuk menampung debit dari curah hujan yang tinggi," ujarnya.

Hingga kondisi ini masih menjadi pengamat utama rutinitas aktivitas warga setempat. Belum lagi lahan pertanian yang gagal panen hingga banyak petani yang merugi.

Menurutnya kondisi akan berlangsung lama. Karena hujan masih rutin turun walaupun dengan curah ringan. 

Tak banyak yang dapat mereka lakukan selain bergohong-royong membersihkan pinggiran dan permukaan sungai. Mereka juga terus menghinbau warga agar tetap waspada akan terjadinya hal tidak diinginkan. 

"Tetap mengawasi keselamatan warga. Terutama anak terhadap setiap kemungkinan buruk. Untuk itu juga tim juga telah membangun posko penanggulangan bencana hidrometeorologi dan banjir yang dilengkapi sejunlah fasilitas," ungkapnya. 

Terpisah Jamal salah seorang warga berharap bantuan cepat dari pemerintah. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa. Pasalnya hingga kini ia salah seorang warga terdampak belum melihat pergerakan selain dari pembersihan tim desa dan kabupaten.

"Padahal sebelumnya pak gubernur sudah janji mau membantu alat berat untuk kerukunan sungai kami. Sampai sekarang belum ada hingga lahan kami kebajiran potensi gagal panen," ujarnya.

 

Laporan: Wira Saputra (Selatpanjang)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook