Dibombardir, Jutaan Anak di Gaza Trauma Parah

Internasional | Selasa, 24 Oktober 2023 - 09:37 WIB

Dibombardir, Jutaan Anak di Gaza Trauma Parah
Anggota al-Zanati menggendong keluarga yang terbunuh akibat serangan Israel untuk dibawa ke pemakaman di Khan Yunis, Senin (23/10/2023). (MAHMUD HAM/AFP)

GAZA CITY (RIAUPOS.CO) – Selama 17 hari perang Israel-Palestina, dentuman bom masih terus terjadi. Tak hanya membuat korban nyawa bertambah, situasi itu juga membuat anak-anak di Jalur Gaza mengalami trauma parah.

Menurut Fadel Abu Heen, psikiater di Gaza, anak-anak mulai mengalami gejala trauma serius sepertikejang-kejang, mengompol, ketakutan, perilaku agresif, gugup, dan tidak mau jauh dari orang tua. ’’Kurangnya tempat yang aman telah menciptakan rasa takut dan ngeri di antara masyarakat dan anak-anaklah yang paling terkena dampaknya,’’ ujar Abu, seperti dikutip The Guardian.


Setengah dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza adalah anak-anak. Dari jumlah itu, setidaknya 1.750 anak terbunuh dalam 16 hari pertama pengeboman oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Jika dirata-rata, hampir 110 anak setiap hari terenggut nyawanya. Ribuan lainnya terluka.

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pun menggambarkan kehidupan anak-anak di Gaza sebagai neraka di bumi. IDF meluncurkan lebih dari 300 bom ke Jalur Gaza sejak Ahad (22/10). Mereka mengklaim targetnya adalah terowongan bawah tanah milik Hamas. Kementerian Kesehatan Gaza kemarin (23/10) melaporkan, sepanjang 24 jam terakhir, sekitar 436 orang tewas di Gaza akibat bom Israel. Sebanyak 182 orang di antaranya adalah anak-anak.

Mayoritas serangan terjadi di wilayah selatan yang berbatasan dengan Mesir, tempat orang-orang mengungsi. Jika dihitung sejak awal perang pada 7 Oktober lalu, total korban meninggal sudah mencapai 5.087 orang. Baik dari pihak Palestina maupun Israel. Dari jumlah itu, 2.055 korban di antaranya anak-anak. Selain itu, 15.273 orang lainnya luka-luka.

Saat ini, diperkirakan 1.500 orang masih berada di reruntuhan gedung. Sebanyak 830 korban di antaranya anak-anak. Di sisi lain, 12 rumah sakit dan 32 pusat kesehatan juga tak bisa beroperasi. Penyebabnya, serangan IDF dan kekurangan bahan bakar untuk menyalakan listrik. Tenaga medis yang gugur pun sudah mencapai 57 orang dan 100 orang lainnya luka.

Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengkritik tajam Dewan Keamanan (DK) PBB karena gagal menghadapi bencana kemanusiaan di Gaza. ’’DK PBB tenggelam dalam standar ganda yang menyedihkan dan tidak punya konsensus minimum mengenai tugas dan tanggung jawabnya terhadap bencana kemanusiaan yang menimpa rakyat kami dan menjadikan situasi ini Nakba baru,’’ bunyi pernyataan yang dikutip CNN.(sha/c18/hud/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook