GAZA (RIAUPOS.CO) - Perayaan natal tahun 2024 ini akan bergulir sebentar lagi. Pada hari tersebut, milyaran umat Kristen di dunia merayakan natal dengan suka cita bersama dengan keluarga dan para sahabat.
Berbagai pernak pernik dan hadiah natal akan ada di setiap sudut serta rumah-rumah para penduduk.
Akan tetapi kebahagiaan ini tidak berlaku bagi umat kristiani Palestina. Mereka harus menghadapi natal di tengah gempuran serangan Israel yang membabi buta.
Para pemimpin gereja di Yerusalem telah mendesak jemaatnya untuk tidak melakukan kegiatan perayaan yang tidak perlu.
Mereka mendorong para imam dan umat untuk fokus pada makna spiritual Natal dan menyerukan doa yang sungguh-sungguh untuk perdamaian yang adil dan abadi bagi Tanah Suci tercinta.
Beberapa hari sebelum Natal, Patriarkat Latin Yerusalem mengatakan, dua wanita Kristen di kompleks gereja di Gaza terbunuh oleh tembakan penembak jitu Israel.
Baca Juga: Pemerintah AS Ancam Lembaga dan Perusahaan Keuangan yang Membantu Rusia
Militer Israel mengatakan, pasukannya menargetkan militan Hamas di wilayah tersebut; pihaknya mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut dan menanggapi laporan tersebut dengan sangat serius.
Sementara itu salah satu warga Kristen Palestina Khalilia mengatakan, putrinya kemungkinan akan mendapat lebih sedikit hadiah, karena tabungannya akan digunakan untuk membantu anak-anak di Gaza.
Wadie Abunassar, seorang warga Israel Palestina di Haifa, mengatakan banyak komunitas Kristen yang mencoba menyeimbangkan suasana suram dengan pesan Natal.
“Yesus datang di tengah kegelapan dan Natal adalah tentang memberikan harapan ketika tidak ada harapan,” kata Abunassar, mantan juru bicara Gereja Katolik.
Seorang warga AS Palestina, Awad mengaku tidak akan merayakan hari natal seperti biasanya.
“Kami akan bangun, seperti hari-hari lainnya, untuk menonton berita dan melihat berapa jumlah orang yang terbunuh,” ujarnya.
Awad tidak berpikir untuk memasang pohon Natal sampai putri bungsunya berdebat untuk memasang pohon Natal.
“Jadi sekarang, sebatang pohon sudah tegak. Di atasnya, di tengah pernak-pernik emas dan merah, ada bendera Palestina berwarna merah, hitam, putih dan hijau,” ujar Awad.
Sebagai informasi, Menurut laporan kebebasan beragama internasional Departemen Luar Negeri AS tahun 2022, diperkirakan ada 50.000 warga Kristen Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem.
Terdapat juga sekitar 1.300 warga Kristen tinggal di Gaza, katanya. Beberapa orang Kristen juga merupakan warga negara Israel. Banyak juga umat Kristen Palestina tinggal di komunitas diaspora.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman