ISRAEL MULAI AKTIF SERANG GAZA SELATAN

RS Indonesia Digempur, 12 Meninggal

Internasional | Selasa, 21 November 2023 - 09:18 WIB

RS Indonesia Digempur, 12 Meninggal
Petugas medis Mesir bersiap dengan inkubator untuk menerima bayi prematur Palestina yang dievakuasi dari Gaza di perbatasan Rafah, Senin (20/11/2023). (AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melaporkan kondisi terkini RS Indonesia di Gaza setelah jadi sasaran pasukan Israel, Senin (20/11). Saat ini lantai tiga dan empat bangunan rumah sakit nyaris tidak bisa digunakan. Pasalnya jadi sasaran serangan pasukan Israel yang masih melakukan  pengepungan.

Perkembangan situasi di RS Indonesia di Gaza itu disampaikan pimpinan MER-C di Jakarta, Senin (20/11) sore. Site Manager RS Indonesia di Gaza Nur Ikhwan Abadi menjelaskan, pasukan Israel menyerang dari sisi utara bangunan rumah sakit. ’’Mereka menyasar lantai 3. Ada 12 orang meninggal,’’ tuturnya. 


Kemudian di lantai 4 kondisinya sudah bolong karena kena gempuran tank. Serangan di lantai 4 itu sangat memprihatinkan, karena berdekatan dengan ruang layanan emergency.  Ikhwan mengatakan tenaga medis di rumah sakit sangat kesulitan untuk melakukan evakuasi. 

’’Setiap ada gerakan, tentara Israel melakukan serangan,’’ katanya. Saat ini sebagian besar penghuni RS Indonesia di Gaza berada di lantai dasar. Total ada sektiar 700 orang yang sedang menjalani perawatan di RS Indonesia di Gaza. Selain itu ada sekitar 5.000 orang yang mencari perlindungan dengan berada di dalam RS Indonesia di Gaza. 

Ikhwan mengatakan ribuan orang tersebut mayoritas para wanita dan anak-anak. Sehingga menurut dia tidak ada alasan bagi tentara Israel untuk melakukan serangan ke RS Indonesia di Gaza.

Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menuturkan, serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza itu sangat mengejutkan. Karena banyak warga yang bermukim untuk mencari perlindungan di dalamnya. Dia menegaskan tidak benar jika RS Indonesia di Gaza jadi tempat persembunyian tentara Hamas. ’’Harusnya RS jadi tempat aman dan damai,’’ katanya. 

Sesuai dengan perjanjian internasional, RS tidak boleh jadi sasaran peperangan. Sarbini mengatakan serangan tersebut tentu memprihatinkan bagi rakyat Indonesia. Pasalnya Indonesia menjadi donatur abadi RS tersebut.

Untuk itu dia menyampaikan aspirasi, supaya Presiden Joko Widodo kembali menggalang dukungan internasional supaya Israel bersedia melakukan gencatan senjata. Termasuk dengan kembali menghubungi Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Pemerintah Indonesia pun menyampaikan pernyataannya soal serangan Israel ke RSI, kemarin. Melalui pernyataan resminya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan, bahwa Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil. ”Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional,” tegasnya. 

Karenanya, ia mendorong semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.

Menlu Retno sendiri kini tengah berada di Beijing, Republik Rakyat Cina (RRC), bersama dengan Menlu Arab Saudi, Menlu Yordania, Menlu Mesir, Menlu Palestina dan Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menggalang dukungan, terutama pada negara-negara anggota tetap dewan keamanan (DK) PBB atau P5. 

Dukungan ini ditujukan agar para anggota P5 bisa mendesak agar gencatan senjata di Gaza dapat segera dilakukan. Dan tak kalah penting, bantuan kemanusiaan dapat juga disampaikan tanpa hambatan. 

Selain itu, kunjungan beberapa Menlu OKI tersebut merupakan tindak lanjut dari Resolusi KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab Yang diselenggarakan di Riyadh, pada 11 November lalu. Aksi ini juga akan dibawa ke Moskow, Rusia, Senin (20/11).

”Bulan ini RRC memegang Presidensi DK PBB. Para Menlu OKI mengharapkan agar RRT dapat mendukung upaya yang sedang dilakukan para Menlu OKI tersebut,” ungkapnya. 

Selain itu, ujar dia, direncanakan bakal ada pertemuan pada tingkat Menlu Di DK PBB untuk membahas kembali isu Gaza di bulan ini.  terkait kondisi 3 orang WNI yang menjadi relawan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Retno mengaku pihaknya masih hilang kontak dengan ketiga relawan tersebut. 

Ia telah menghubungi Badan Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) di Gaza, namun jawaban yang diterima masih tidak sesuai harapan. ”UNRWA ternyata juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapapun di RS Indonesia saat ini,” tuturnya.

Selain UNRWA, Retno juga sudah berusaha menghubungi WHO dan Palang Merah Internasional. Namun masih belum mendapatkan jawaban apapun. ”Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan 3 WNI tersebut,” katanya. 

Saat ini, koordinasi dengan MerC Jakarta juga terus dilakukan. ”Dan mari kita doakan agar mereka selamat dan selalu diberi perlindungan Allah SWT,” sambungnya. Israel Mulai Aktif Menyerang Gaza Selatan

Bayi Prematur Gaza Dievakuasi ke Mesir
Hari Anak Sedunia yang jatuh setiap 20 November tidak diperingati anak-anak di Jalur Gaza. Belasan dan ratusan anak Palestina dilaporkan tewas akibat bom Israel. Upaya demi upaya kini terus dilakukan demi menyelamatkan anak-anak pejuang tersebut.

Otoritas Palestina mengungkapkan bahwa sekitar separo dari 2,3 juta penduduk Gaza adalah anak-anak. Sejak perang pecah pada 7 Oktober, 13 ribu penduduk tewas, sebanyak 5.500 di antaranya adalah anak-anak. Artinya, satu anak terbunuh setiap 10 menit.

Sebanyak 1.800 anak lainnya hilang di bawah reruntuhan dan belum bisa dievakuasi. Sebagian besar dari mereka diperkirakan tewas. Sekitar 9.000 anak-anak lainnya dilaporkan terluka. Banyak di antaranya yang mengalami dampak fisik dan psikis. Mulai trauma perang hingga cacat fisik permanen. Awal bulan ini, Sekjen PBB Antonio Guterres bahkan menyebut Gaza sebagai kuburan anak-anak. 

Di lain pihak, upaya evakuasi terus dilakukan. BBC melaporkan bahwa 28 di antara 31 bayi prematur di RS Al Shifa telah dipindahkan ke rumah sakit di Mesir. Mereka sebelumnya dirawat di RS Al Ahli Emirates. Tiga bayi lainnya tidak ikut dipindahkan karena beberapa alasan. 

Satu bayi tidak memiliki orang tua dan tidak diketahui di mana kerabatnya. Untuk bisa menyeberang ke Mesir, diperlukan tanda tangan formulir pemindahan. Dua bayi lainnya memiliki keluarga, tapi mereka lebih memilih untuk tinggal dan dirawat di Gaza saja.  

’’Ketiga bayi yang ditinggalkan ini berada dalam kondisi stabil,’’ ujar Kepala Unit Neonatal di RS Al Ahli Emirates Dr Mohamed Salama. Situasi memilukan untuk anak-anak di Gaza itu bakal terus berlangsung selama perang tidak dihentikan. Sejauh ini tidak ada solusi permanen. Sebab, saat ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus menyerbu dengan membabi buta. Mereka telah memperluas operasi penyerbuan ke wilayah selatan. Utamanya ke kamp-kamp pengungsian yang berisi warga sipil. 

IDF memperingatkan penduduk di kamp pengungsian Jabalia dan kamp di wilayah pesisir untuk mengungsi. Ahad (19/11) sebuah bom dijatuhkan di Jabalia, kamp pengungsian terbesar di Jalur Gaza. Israel berdalih bahwa Jabalia adalah salah satu wilayah yang menjadi fokus pasukannya untuk menargetkan teroris dan menyerang infrastruktur Hamas.

Israel yang awalnya menyerang wilayah utara menyuruh penduduk Gaza untuk mengungsi ke selatan. Utamanya di area Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Namun fakta di lapangan, IDF mengebom seluruh Jalur Gaza tanpa kecuali. Senin (20/11) bom yang dijatuhkan di Rafah menyebabkan 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 

Tidak cukup sampai di situ, pasukan IDF menyerbu dari rumah ke rumah. Mereka mengklaim bahwa serangan itu menewaskan tiga komandan kompi Hamas dan satu pasukan pejuang Palestina.

IDF mengungkapkan bahwa sejak awal perang mereka sudah kehilangan 66 tentara. Dua di antaranya adalah Eitan Dishon dan Yanon Tamir. Mereka tewas dalam serangan di Gaza Utara kemarin. IDF juga merilis video rekaman CCTV yang menunjukkan tawanan asal Nepal dan Thailand memasuki RS Al Shifa pada 7 Oktober.

Gambar lainnya menunjukkan kendaraan Israel yang dibawa oleh Hamas memasuki rumah sakit melalui gerbang utama di hari pertama penyerangan. ’’Temuan ini membuktikan bahwa organisasi teroris Hamas menggunakan kompleks RS Al Shifa pada hari terjadinya pembantaian sebagai infrastruktur teroris,’’ bunyi pernyataan IDF. 

IDF belum berhasil menunjukkan bukti signifikan bahwa RS Al Shifa adalah pusat komando Hamas. Sejauh ini bukti yang mereka berikan adalah tumpukan senjata yang jumlahnya sedikit, video dan gambar dari CCTV, serta lubang yang diklaim sebagai terowongan milik Hamas.

Mereka mengundang media-media asing untuk meliput situasi di RS Al Shifa, tapi dengan penjagaan dan pengawasan yang sangat ketat dari tentara IDF. CNN melaporkan, bagi jurnalis yang mau bergabung dalam peliputan tersebut, mereka harus menyerahkan rekaman yang diambil di Gaza kepada militer Israel untuk ditinjau lebih dulu. Termasuk tidak mengungkapkan lokasi sensitif dan identitas tentara.(syn/lyn/mia/wan/sha/c6/bay/das)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook