Rumah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Gaza Dirudal oleh Israel

Internasional | Selasa, 07 November 2023 - 06:18 WIB

Rumah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Gaza Dirudal oleh Israel
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang rumahnya dirudal oleh Israel pada Sabtu (4/11/2023). (INTERNET)

GAZA (RIAUPOS.CO) – Baru-baru ini tentara Israel (IDF) menyerang rumah sosok pemimpin Hamas bernama Ismail Haniyeh dengan rudal. Radio Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan, bahwa pesawat tak berawak Pasukan Pertahanan Israel atau IDF menembakkan rudal ke rumah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, pada Sabtu (4/11).

Awalnya, tidak terkonfirmasi apakah Ismail Haniyeh berada di rumahnya ketika IDF menembakkan rudal, Namun kini, media pemberitaan Reuters mengkonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh tidak hadir saat penyerangan terjadi.


Ismail Haniyeh sudah tidak berada di Jalur Gaza sejak 2019. Ia berpindah-pindah antara Turki, Qatar, dan Iran, dan kini diberitakan Ismail Haniyeh berada di Teheran, Iran untuk bertemu dengan Ayatulloh Ali Khamenei.

Rumah Ismail Haniyeh yang diserang Israel itu terletak di kamp pengungsi Shati di tepi utara Kota Gaza. Dikutip dari politico.com, pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan, rumah tersebut digunakan oleh kedua putra Haniyeh.

Namun, belum ada rincian mengenai kerusakan atau korban jiwa, termasuk apakah kedua anak Ismail Haniyeh hadir ketika rumah tersebut di serang Israel.

 

Profil Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Dilansir dari britannica.com, Ismail Haniyeh pernah menjadi Perdana Menteri Palestina periode 2006-2007, setelah Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif Palestina tahun 2006.

Haniyeh menjabat sebagai pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza dari 2007-2014. Kemudian pada tahun 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas.

Ismail Haniyeh menghabiskan masa anak-anaknya di kamp pengungsian Al-Shatidi Jalur Gaza, setelah orang tuanya mengungsi dari di desa mereka dekat Ashqelon yang kini sudah diambil alih oleh Israel dan menjadi bagian daerah Israel.

Ismail menempuh pendidikannya di sekolah-sekolah dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA. Tahun 1981, Haniyeh melanjutkan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Gaza, jurusan Sastra Arab. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam organisasi politik kampus.

Ketika kelompok Hamas dibentuk pada tahun 1988, Ismail Haniyeh termasuk salah satu anggota pendirinya yang paling muda, dan memiliki hubungan dekat dengan Ahmed Yassin.

Haniyeh pernah ditangkap oleh otoritas Israel pada tahun 1988 dan dipenjara selama enam bulan karena terlibat dalam intifada pertama, yaitu pemberontakan melawan pendudukan Israel.

Setelah itu, ia ditangkap lagi pada 1989 dan tetap dipenjara sampai Israel mendeportasinya ke Lebanon Selatan pada tahun 1992.

 

Haniyeh kembali ke Gaza pada tahun 1993 setelah Perjanjian Oslo. Sekembalinya, ia diangkat menjadi dekan Universitas Islam.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook