Akibat Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

Interaktif | Selasa, 12 Februari 2019 - 14:56 WIB

Akibat Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Kondisi Kota Selatpanjang akhir-akhir ini terlihat tidak seperti biasanya. Tumpukan sampah di Kota Selatpanjang ini semakin mudah untuk dijumpai. Kondisi ini membuat Kota Selatpanjang menjadi kotor. Masyarakat meminta dinas terkait dapat untuk mengatasi persoalan ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Meranti, Hendra Putra yang dikonfirmasi RPG, mengakui kalau volume atau jumlah sampah di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti memang terjadi peningkatan sebesar 20 persen dari biasanya. Peningkatan itu terjadi sejak awal perayaan Imlek 2570/2019 yang berlangsung di daerah setempat.

Baca Juga :Siapkan Formula Kota Bebas Sampah

Dia menjelaskan, rata rata jumlah sampah sebelum Imlek sebesar 67 ton per hari. Namun sejak hari pertama Imlek, volume sampah bertambah mencapai 87 ton. “Peningkatan tonase sampah sebesar 20 ton per hari atau meningkat 30 persen dari awal Imlek,” ungkapnya kepada RPG.

Di samping itu, ia menekankan, keberadaan volume sampah pada tahun ini berkurang dari tahun kemaren, seiring tertibnya festival Perang Air yang tidak lagi menggunakan kantong plastik.

Menurutnya peningkatan jumlah sampah sejak awal Imlek dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi masyarakat. “Sampah paling banyak dihasilkan dari hotel dan restoran, dampak dari banyaknya warga dan wisatawan yang datang menginap,” kata Hendra.

Terhadap sampah yang berserakan, Hendra mengatakan kepada panitia perayaan Imlek untuk memahami keadaan dan ikut membantu petugas kebersihan. Di mana warga Tionghoa beramai-ramai menghidupkan petasan di rumah masing-masing.

Selain itu juga membakar kertas sembahyang dan tebu jenis tertentu. Ritual itu dilakukan di depan rumah masing-masing. Sehingga sampah berkas pembakaran berserakan ditepian jalan. Hal itu membuat petugas kebersihan mengeluh. Mereka mengaku harus kerja ekstra untuk membersihkan sampah yang dibuat oleh warga keturunan tersebut.

“Seharusnya panitia bisa mengerti sehingga bisa memudahkan petugas kebersihan. Dimana dengan menerapkan pola memasukkan sampah kedalam kantong plastik sehingga petugas tinggal mengangkutnya saja,” katanya.

Menurutnya petugas kebersihan dari panitia Imlek yang seharusnya membersihkan sampah-sampah tersebut. “Biasanya petugas kebersihan mereka (panitia Imlek) ada yang membersihkan sampah-sampah ini. Tapi saat ini tidak ada kelihatan,” ujarnya.

Mantan Kepala Dishub itu menambahkan, untuk armada pengangkut sampah tidak ada masalah. Namun ada beberapa yang harus diperbaiki. “Untuk mobil dump truck akan kita lakukan revitalisasi. Sedangkan 4 kontainer penampung sampah akan kita tambah lagi pada tahun ini, sementara itu untuk kendaraan pengangkut sampah lainnya sudah cukup,” ungkapnya.

Terakhir, Hendra mengatakan pihaknya baru saja mendapatkan 2 unit mesin pencacah sampah dari PT EMP. “Mesin pencacah sampah ini berfungsi untuk menghancurkan sampah plastik menjadi bubur plastik yang nanti bisa dijual kepada pihak ketiga, dan harganya sangat mahal. Untuk itu nanti akan kita serahkan kepada Bank sampah sebagai penggeraknya,” kata Hendra.(wir/lim/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook