RENGAT (RIAUPOS.CO) - Salah satu langkah untuk membasmi jentik nyamuk aedes aegypty sebagai penyebab demam berdarah dengue (DBD) yakni dengan melakukan pengasapan atau fogging. Selain itu tetap menggalakkan gerakan 3M berupa menutup, menguras dan mengubur. Kemudian tidak kala pentingnya membiasakan hidup sehat.
Untuk membasmi nyamuk lebih sering dengan cara fogging, ketika ada warga yang terserang DBD. “Apabila sering melakukan fogging juga tidak baik untuk kesehatan,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Elda Fitriani, Selasa (4/2).
Menurutnya, jika sering melakukan fogging di pemukiman penduduk akan memiliki efek samping dan berbahaya bagi kesehatan. Sebab, partikel yang muncul dari pengasapan tersebut akan mengedap di tubuh manusia dan bisa lama kelamaan beresiko kanker.
Pencegahan DBD yang paling baik, menurutnya adalah dengan menguras bak mandi setidaknya sekali dalam sepekan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi berkembang biak nyamuk aedes aegypty.
“Karena jenis nyamuk ini berkembang biak bukan di air keruh atau kotor tetapi di air bersih. Kalau air yang tergenang di parit warga tidak akan membuat nyamuk aedes berkembang biak,” sebutnya.
Biasanya, nyamuk tersebut menyerang pada jam 09.00 WIB hingga 10.00 WIB, kemudian pada sore hari sekitar 16.00 WIB sampai 17.00 WIB. Sehingga saat ini warga lebih waspada dan hendaknya tetap menjadi perhatian.
Memang sebutnya, Kasus DBD di Kabupaten Inhu cenderung mengalami peningkatan, khususnya di Kecamatan Seberida. Di mana pada Januari 2019 lalu terjadi 18 kasus DBD di Kecamatan Seberida.
Dari 18 kasus DBD yang ada masih dalam kategori suspect. Karena belum bisa dipastikan apakah itu positif DBD atau tidak dan masih menunggu hasil pemeriksaan labor.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kasus DBD, pihaknya bersama pihak Kecamatan Seberida, kepala desa dan masyarakat melakukan gotong royong membersihkan titik rawan timbulnya DBD. “Imbauan sudah disampaikan kepada seluruh puskesmas dan kecamatan untuk mengajak masyarakat membersihkan lingkungan sebagai antisipasi DBD,” terangnya.(kas)