JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi beredarnya foto penyidiknya, Novel Baswedan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang seolah-olah dikaitkan dengan sebuah lembaran tertulis ‘tanda bukti penerimaan laporan atau informasi’.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, tudingan tersebut merupakan bentuk serangan dan penyebaran informasi yang tidak benar. Isu ini dapat membentuk wacana negatif tentang lembaga antirasuah, utamanya Novel Baswedan.
“KPK memastikan dua hal tersebut tidak berhubungan. Perlu kami tegaskan, pengaduan masyarakat bersifat tertutup dan diproses di Direktorat Pengaduan Masyarakat yang berada di bawah Kedeputian PIPM,” kata Febri di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (3/10).
Febri menjelaskan, Kedeputian PIPM berbeda jalur dari tempat Novel Baswedan bertugas, yakni di Direktorat Penyidikan pada Kedeputian Bidang Penindakan.
“Sehingga, tidak memungkinkan bagi seorang Penyidik untuk mengetahui apalagi mempengaruhi proses telaah dan analisis di Direktorat Pengaduan Masyarakat,” ucapnya.
Diketahui, pemilik akun@YohanesPatty2 membuat cuitan yang ditujukan untuk akun resmi KPK terkait foto Novel Baswedan dengan Anies Baswedan di sebuah Masjid. Foto Novel dan Anies tersebut disandingkan dengan dua gambar lainnya yakni tanda bukti laporan atau informasi dugaan tipikor serta pernyataan Anggota Pansus KPK DPR RI, Eddy Kusuma Wijaya.
Tiga foto tersebut dibumbui dengan tulisan ‘CC@KPK_RI teruntuk Novel Baswedan. Kami rakyat akal sehat menanti klarifikasi jika ada barter perkara dengan modus intimidasi atau karena kekerabatan (KKN) CC @KontraS @haris_azhar @antikorupsi @KomnasHAM Jangan ada dusta antara KPK dan Negara’,
Berdasarkan klarifikasi Febri, peristiwa dalam foto tersebut terjadi setelah keduanya salat pada awal Juni 2017. Saat itu, Novel masih dalam proses perawatan mata setelah operasi di Singapura.
Novel diserang dengan siraman air keras usai salat subuh pada 11 April 2017 lalu. Satu hari kemudian, Novel dilarikan ke RS di Singapura untuk mendapatkan tindakan medis.
“Artinya pada awal Juni 2017 itu, Novel masih berada dalam perawatan intensif. Ada banyak pihak yang mengunjungi atau membesuk Novel di Singapura, termasuk Anies Baswedan yang masih memiliki hubungan saudara dengan Novel,” pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal