PERJALANAN KE PULAU KARANG (6)

Puncak Upacara Hole, Melepas Perahu Persembahan ke Laut

Feature | Minggu, 12 Januari 2020 - 17:50 WIB

Puncak Upacara Hole, Melepas Perahu Persembahan ke Laut
Upacara Pelala Kowa Hole, yakni Melepaskan Perahu Adat Hole.  Upacara  ini merupakan puncak dari semua rangkaian  kegiatan upacara adat Hole pada Warru Bangaliwu (kalender adat) yaitu antara akhir bulan April hinggal awal Mei pada kalender Masehi. (HARY B KORIUN/RIAUPOS.CO)

Dan yang terakhir, kedelapan, adalah Upacara Pelala Kowa Hole, yang artinya “Melepaskan Perahu Adat Hole”.  Upacara  ini merupakan puncak dari semua rangkaian  kegiatan upacara adat Hole pada Warru Bangaliwu (kalender adat) yaitu antara akhir bulan April hinggal awal Mei pada kalender Masehi. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa Ketupat Tritunggal Hole pada malam harinya telah dianyam oleh kaum perempuan dari masing-masing rumah tangga dan keluarga. Maka pada pagi harinya, jelas Nando,  ketupat tersebut mereka bawa dan akan diletakan di atas altar  adat yang berada di tengah  Kampung Adat Kolorae yang  merupakan kampung pusat penyelenggaraan adat di Wilayah adat Mahara.  Kampung Adat Kolorae terletak di atas puncak  Gunung Pedarro.

Dijelaskan Nando lagi, setelah semua masyarakat adat selesai meletakkan ketupat upacara, maka Deo Rai bersama anggota-anggotanya memulai membaca doa-doa dan mengurapi seluruh ketupat tritunggal dengan meminyaki memakai minyak suci adat. Ketupat tritunggal diikat menjadi satu, lalu Deo Rai dan anggota-anggotanya bersama masyarakat adat membawa ikatan ketupat tritunggal dari Kampung Adat Kolorae di Desa Pedarro menuju ke pelabuhan adat Uba Ae dengan berjalan kaki.


Selama perjalanan Deo Rai melantunkan syair Buru Dere Ho  sambil diikuti dan dinyanyikan oleh seluruh masyarakat adat. Gemuruh meriahnya  irama lantunan syair yang dinyanyikan bersahut-sahutan oleh semua masyarakat adat. Rute perjalanan yang ditempuh sekitar 2 kilometer lebih sampai ke lokasi pelepasan Perahu Adat Hole yaitu di Pelabuhan Uba Ae di Desa Rame Due, Kecamatan Hawu Mehara.

Dilanjutkan oleh Nando, setelah tiba di pelabuhan adat Uba Ae, Deo Rai dan anggota-anggotanya dibantu oleh tokoh-tokoh adat merakit Perahu Adat Hole. Setelah selesai merakit perahu, maka semua ikatan-ikatan ketupat tritunggal adat Hole yang dibawa dari Kampung Adat Kolorae di Desa Pedarro diletakkan dan disusun sesuai urutan ke-12 Suku-suku yang mendiami Wilayah Adat Mahara. Sebelum perahu dilepaskan, Deo Rai dan anggota-anggotanya membacakan doa dan mengurapi sambil berjalan melingkari perahu. Setelah selesai mengurapi Perahu Adat Hole, maka perahu diangkat untuk dilepaskan ke lautan.

“Setelah selesai dilepaskan maka seluruh masyarakat adat kembali menuju arena Pacuan Kuda Adat Hole dan ke arena Taji ayam Adat Hole yang tidak jauh dari Pelabuhan Adat Uba Ae. Kegiatan pacuan kuda dan taji ayam ini adalah sebagai wujud kebahagian dan sukacita setelah mereka menyelesaikan kegiatan akbar adat dengan damai dan aman,” jelas Nando lagi.

Kegiatan dan rangkaian Upacara Hole di Mehara ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan di Kampung Adat Habba Namata seperti yang diuraikan sebelumnya di atas.

“Upacara Hole memang tata caranya hampir sama antara yang satu dengan yang lainnya, hanya ada beberapa hal yang berbeda yang menjadi ciri khas kampung adat masing-masing,” ujar Nando.(bersambung)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook