TETAP KREATIF DI MASA PANDEMI

Berbagi Limbah hingga Teh Telang yang Menjanjikan

Feature | Senin, 31 Agustus 2020 - 18:57 WIB

Berbagi Limbah hingga Teh Telang yang Menjanjikan
Suasana usaha bersama Kayu Pesanan Kawan yang digagas Kakang Eko, di Pandau Jaya Kampar.(KUNNI MASROHANTI/RIAUPOS.CO)

 

Telang yang Menyenangkan
Usaha bersama Kayu Pesanan Kawan ternyata bukan satu-satunya yang menarik bagi Kakang Eko dan kawan-kawannya. Usaha lainpun dijalankan, yakni berkebun. Lahan seluas 4 hektare peninggalan orang tua Kakang, sebagiannya digunakan Kakang untuk  berkebun. Sedang sebagian yang lain sudah digarap orang lain dengan disewakan.

Usaha yang sudah ada di atas lahan tersebut antara lain, kolam ikan dan kebun sayur di bagian Timur. Setidaknya ada empat kolam ikan patin di sini. Besar-besar. Kecipak ikan-ikan yang sedang berebut makanan saat peternak melempar pakan ke dalam kolam, terdengar begitu kuat.


Kakang Eko panen Teh Telang di kebun milik keluarganya. (KUNNI M/RIAUPOS.CO)

Ratusan batang cabai dan kacang panjang  menghampar di bagian utara. Jagung di bagian Selatan. Sedangkan di bagian Timur sebelah kanan, terdapat kandang ayam kampung. Ratusan ayam, kecil dan besar, ciatnya terdengar dari pondok kayu milik Kakang Eko yang berada di bagian tengah.

Di pondok inilah tinggal Mak Meang bersama suami dan kedua anaknya yang masih sekolah sejak dua minggu lalu. Mereka baru datang dari Medan. Atas persetujuan Kakang Eko dan bundanya, Mak Meang diizinkan tinggal di Pondok tersebut dan membantu Kakang mengelola lahan di depan kebun yang masih kosong.

Sebelum Mak Meang datang, Kakang Eko sudah menggarap lahan kosong ini dangan menanam Teh Telang sejak dua bulan lalu. Bibit teh ia dapatkan dari kawannya yang tinggal di Bogor. Tak banyak, hanya dua buah saja. Tapi kemudian dikembangkan sehingga sudah memenuhi sebagian lahan kosong tersebut.

Di samping pondok, pohon Teh Telang tumbuh subur dan menjalar pada ranting yang ditancapkan ke atas tanah dan benang yang dipasang melintang di atasnya. Bunga ungu pohon tersebut, cukup banyak. Begitu juga dengan buahnya yang mirip dengan kacang hijau. Bunga inilah yang kemudian dikeringkan dan menjadi teh.

Teh Telang ini berwarna ungu kebiruan. Jika disedu ke dalam air panas, hasilnya juga berwarna ungu kebiruan. Tapi, jika dicampur dengan air jeruk, warnanya akan berubah menjadi ungu kemerahan. Khasiat teh ini juga banyak, kata Kakang. Di antaranya, menghilangkan stres dan rasa cemas serta mampu melawan penuaan dini. Khasiat ini cocok sekali untuk dikembangkan di musim pandemi yang membuat banyak orang menjadi stres dan cemas.

Meski baru ditanam sejak dua bulan lalu, tapi Kakang, sudah memetik bunga Teh Telang berkali-kali. Teh Telang ini memang sudah bisa dipanen umur dua minggu. Jika tidak dipetik, bunga yang menjadi teh itu, maka akan mengering dan menjadi buah. Dari buah Teh Telang inilah kemudian Kakang mengembangkan kebun tersebut sehingga sudah ada ratusan pohon saat ini. Asyiknya lagi, meski baru berusia dua minggu atau ketinggian pohon sekitar 50 centimeter, pohon ini sudah berbunga dan sudah bisa dipetik hasilnya. Tumbuhnya juga tidak sulit dan bisa bergabung dengan tanaman lain seperti ubi kayu.

Selain ada pohon Teh Telang yang sudah dipanen berkali-kali dengan ketinggian menjalar sekitar 1,5 meter dan 50 centimeter, juga banyak bibit yang sedang disemai baik berupa kecambah maupun yang siap ditanam. Sedangkan beberapa tempat dipenuhi biji buah Teh Telang yang sedang dijemur dan selanjutnya siap untuk ditanam.

Dalam kurun waktu dua bulan bertanam Teh Telang, Kakang belum menjual jauh teh ini. Hanya kerabat dan teman sejawat yang tempah dan membeli dengan harga kawan. Meski sudah berada dalam kemasan, tapi belum ada  nama, brand atau izin produksi dari instansi setempat. Semuanya sedang dipersiapkan dan dijajaki Kakang Eko.

Dalam pengembangan kebun Teh Telang yang terus dipersiapkan ini, Kakang juga memberikan secara gratis teh tersebut kepada tetangga atau teman. Menurutnya, itulah yang bisa dilakukan di musim pandemic; membantu orang lain sebisanya meski tidak seberapa.

''Lagi-lagi pandemi mengubah gaya hidup saya. Pengembangan kebun Teh Telang ini belum seberapa, tapi alhamdulillah bisa turut berkontribusi membantu tetangga dan sejawat dengan memberikan gratis Teh Telang ini. Khasiatnya banyak, salah satunya bisa menjadi obat. Meski pandemi, di rumah saja, tidak berkumpul dengan kawan-kawan seperti biasa, tapi tetap bisa membantu kawan. Ya, tidak boleh kalah apalagi menyerah kepada pandemi. Harus lebih kreatif,'' kata Kakang lagi.

Ide-ide Kakang Eko semakin nyata karena didukung sepenuhnya oleh ibu dan adek-adeknya; Ary dan Neneng. Dukungan tersebut bukan dalam bentuk turut terlibat langsung, tapi termasuk memberi ruang dan waktu seluas-luasnya bagi Kakang untuk mengembangkan ide kreatifnya di rumah tersebut. Ditambah lagi dukungan dari teman-teman komunitasnya. Maka, hasil dari usaha bersama ini diharapkan Kakang Eko, bisa membantu perekonomian keluarga dan teman-temannya, bukan hanya di musim pandemi, tapi akan semakin berkembang setelah pandemi berlalu. Bersama bunda dan adek-adeknya, Kakang juga akan mengembangkan Teh Telang dengan membuka Rumah Teh berbasis agrowisata.***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook