Kebijakan fiskal juga perlu dipikirkan secara mendalam. Terkait kebijakan moneter, termasuk di dalamnya perpajakan. ”Yang kita pandang aturan perpajakan itu lebih pada fungsinya sebagai anggaran. Karena pajak itu kan ada fungsi sebagai anggaran juga sebagai stimulus. Nah, yang anggaran itu yang kita punya masalah,” ulasnya.
Selebihnya tinggal memperkuat basis ekspor dan mengurangi impor dengan menyediakan berbagai keperluan yang selama ini diimpor agar bisa tersedia di dalam negeri. Salah satu caranya adalah melakukan program hilirisasi.
Ketika itu semua teratasi, Indonesia bisa lepas landas ke level lebih tinggi. Dengan asumsi semua berjalan baik, sektor manufaktur akan tumbuh. Begitu pula sektor pariwisata. Dia yakin pariwisata masuk tiga besar sebagai penyumbang devisa negara dan tiga besar sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi.
”Karena kita masih punya ruang sangat luas,” kata dia meyakinkan.
Hariyadi tidak melihat satu pun sektor di Indonesia yang akan melemah. Tidak ada sektor lain atau sektor baru yang hadir yang akan melemahkan sektor lain.
Sebab, semua masih memiliki potensi untuk tumbuh. Yang terpenting, terus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas. Sebab, dia yakin akan terjadi perubahan sangat signifikan dari bisnis model di Indonesia sejalan dengan perubahan perilaku konsumen.
