Sekarang memang jumlah wisatawan asing di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Salah satu penyebabnya, kalah promosi. Bukan sekadar promosi langsung melalui iklan di level internasional, tetapi juga lewat kebijakan.
Dia mencontohkan, Malaysia memiliki program pemerintah yang cukup menarik untuk promosi pariwisata secara tidak langsung. ”Misalnya, ada produser film (asing, red) mau syuting di Malaysia, paling tidak diberikan insentif oleh pemerintah sana. Dikembalikan 30 persen dari total dana yang dikeluarkan selama di Malaysia,” ujarnya.
Ayah Raisa (12), Razan (8), dan Ranisya (7) tersebut melihat hal-hal yang terkesan sepele seperti itulah yang belum dilakukan oleh pemerintah. Padahal, dampak positifnya bisa sangat besar.
”Jadi, perlu lah kebijakan yang probisnis dan pariwisata. Sarana promosi bisa dilakukan dalam beberapa hal,” tegasnya.
Rosan juga memperkirakan sektor consumer atau barang konsumsi semakin melejit serta menjadi bidang dengan pertumbuhan stabil. Jumlah penduduk dalam negeri dan global yang akan semakin bertambah menjadi pertimbangan utama serta sederhana. Tinggal bersaing pada kualitas dan kreativitas inovasi saja.(gen/c11/sof/ted)
Karena itu, menurut dia, tidak heran jika sektor consumer juga salah satu yang paling disukai pelaku pasar untuk investasi portofolio, terutama saham. Selain itu, ada sektor perbankan yang masih bisa berkaitan dengan sektor consumer.
”Apalagi, perbankan kita paling tinggi marginnya di dunia. Tumbuhnya masih sangat baik,” katanya.
Tidak ketinggalan, Rosan melihat potensi besar dari industri kreatif di Indonesia. Terutama e- commerce dan perusahaan rintisan.
”Di kita, memang masih kecil nilainya, mungkin sekitar 2 miliar dolar AS. Tapi bandingkan, Cina sudah 460 miliar dolar AS dan AS di atas 300 miliar dolar AS,” ulasnya.
Itu semua adalah industri yang mengkreasi tenaga kerja baru, terutama anak muda. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian untuk industri yang baru lahir itu. Sebab, dia yakin bahwa itu akan menjadi salah satu pilar perekonomian ke depan. (gen/c11/sof/ted)