Dalam rangka berdikari secara ekonomi itu, Rosan berharap Indonesia segera mengoptimalkan barang modal yang ada di dalam negeri untuk memperkuat produksi. Itu dilakukan agar industri manufaktur lebih kuat lagi.
Untuk mewujudkan itu semua, investasi perlu terus ditingkatkan. Menarik modal ke Indonesia semestinya bukan hal sulit jika regulasi mendukung. Sebab, potensi pasar yang amat luas dengan jumlah penduduk yang cukup banyak semestinya menjadi salah satu modal besar pertumbuhan pada masa mendatang.
”Ke depan, pertumbuhan kita itu, selain domestic consumption tinggi, investasi tinggi, juga berkesinambungan,” ujar peraih gelar master international finance dari Antwerp European University, Belgia, pada 1995 tersebut.
Sektor manufaktur sebaiknya juga ditopang dari industri yang bahan dasarnya bisa disediakan di dalam negeri. Dari investasi itulah, transfer pengetahuan dan sumber daya manusia dilakukan sehingga perlahan bisa menciptakan ketersediaan bahan baku yang mencukupi.
Yang terpenting, industri yang dibangun merupakan sektor padat karya sehingga ada transfer kemajuan teknologi dan penyerapan banyak tenaga kerja. Dengan begitu, berkesinambungan seperti yang diharapkan bisa terwujud.
”Lama-lama jadi mandiri,” yakin dia.
Selagi itu berjalan, menurut suami Ayu Manik Mulyaheni tersebut, Indonesia juga sudah harus mulai memaksimalkan sektor kemaritiman dan pariwisata.
”Karena pariwisata sekarang kan penyumbang nomor empat devisa negara. Ke depan, bisa nomor dua, bahkan satu. Syaratnya, infrastruktur dan promosi dari negara kita,” tuturnya.