Mendag: Presiden Jokowi Sebut Perang Perburuk Kondisi Ekonomi Global

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 17 Mei 2022 - 15:40 WIB

Mendag: Presiden Jokowi Sebut Perang Perburuk Kondisi Ekonomi Global
Presiden Jokowi menyerukan penghentian perang di Ukraina karena telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia. Selain itu, perang di Ukraina juga telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antarnegara. (ISTIMEWA)

WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat menentang adanya perang di muka bumi. Pasalnya, hal ini menyebabkan kondisi tidak stabil, bahkan memperburuk ekonomi global.

Presiden  Joko Widodo di  KTT  Khusus  ASEAN–AS  juga  didampingi  Menteri  Luar  Negeri  Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani. Di depan para pemimpin negara ASEAN dan AS,  Jumat  (13/5),  kata  Mendag  Lutfi,  Presiden  Joko Widodo menyerukan  penghentian  perang  di Ukraina sekarang juga.


"Bapak Presiden memandang perang  di  Ukraina  telah  menciptakan  tragedi  kemanusiaan  dan memperburuk  perekonomian  dunia.  Kenaikan  harga  pangan,energi,  dan  inflasi  telah  terjadi, sangat   memperberat   perekonomian   dan   memperlambat   pencapaian   tujuan   pembangunan berkelanjutan atau SDGs di negara berkembang dan kurang berkembang," tegas Mendag Lutfi.  

Dikatakan   Mendag   Lutfi, Presiden Joko   Widodo menyatakan   bahwa   saat   ini   dunia   sedang mengalami   masalah   baru   yang   tidak   ringan. Setelah   diserang   pandemi   Covid-19   yang   kini berangsur  mulai  membaik, dunia  dikejutkan  oleh  masalah  perang  Rusia–Ukraina.  Ditegaskan Mendag Lutfi, Pesiden Joko Widodo menentang terjadinya peperangan ini.

"Presiden Joko Widodo menegaskan seharusnya dunia segera pulih dari pandemi Covid-19, namun dunia  menghadapi masalah  baru,  perang  di  Ukraina. Saat  dunia  membutuhkan  kerja  sama  dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin    menajam.   Saat   dunia  membutuhkan multilateralisme  yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka," kata  Mendag Lutfi, menyampaikan pernyataan Presiden.

"Penekanannya   adalah  pada  besarnya   pengaruh AS, Eropa dalam menghentikan  perang  di Ukraina. Sekali  lagi  menghentikan perang, bukan memenangkan perang di Ukraina," tegas Mendag Lutfi.

Mendag Lutfi menuturkan Presiden Jokowi menegaskan bahwa perang tidak akan menguntungkan siapa pun. "Bapak  Presiden  menegaskan  bahwa  setiap  negara,  setiap  pemimpin  memiliki tanggung  jawab  untuk  menciptakan enabling  environment agar  perang  dapat  dihentikan  dan perdamaian dapat terwujud," ujarnya.

Saat ini, kondisi pertumbuhan ekonomi dunia cukup memprihatinkan. Dana Moneter Internasional atau  IMF  menurunkan  prediksi  pertumbuhan  ekonomi  di emerging  and  developing  Asia sebesar 0,5  persen  pada  2022  dan  0,2  persen  pada  2023. Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hanya 1,2 persen.

"Presiden Joko  Widodo menyampaikan  bahwa  kenaikan  10  persen  harga  minyak  dunia  akan berdampak  pada  menurunnya  pendapatan  nasional  beberapa  negara  ASEAN  sebesar  0,7  persen dan kenaikan harga gandum juga akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen pada sebagian negara ASEAN,” tutur Mendag Lutfi.

Selama   ini, ASEAN   telah   membangun   arsitektur   keamanan   yanginklusif,   mengedepankan paradigma  kolaborasi,  mendorong habit  of  dialoguedan rules  based  order. Spirittersebut  juga didorong agar bisa dilaksanakan di negara-negara Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Ditegaskan Mendag Lutfi,Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

"Presiden berharap sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific)," kata Mendag Lutfi.

Dikatakan  Mendag  Lutfi,Presiden Joko  Widodoberencana  melakukan  Indo-Pacific  Infrastructure Forum  saat  Indonesia  menjadi  ketua  ASEAN  tahun  depan. "Bapak Presiden berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,"tutur Mendag Lutfi.

Sebagai  tindak  lanjut  arahan  Presiden  Joko  Widodo,  Mendag  Lutfi  menggelar  ASEAN  Economic Ministers (AEM) Special Meeting di Bali pada 17–18 Mei 2022 mendatang. (ifr/rio)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook