BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Dumai-Rokan Hilir-Bengkalis (Durolis) yang diresmikan Presiden Jokowi di Kabupaten Rokan Hilir awal 2023 lalu sampai saat ini kondisinya belum bisa dinikmati masyarakat. Khususnya, di dua kecamatan di Kabupaten Bengkalis, yakni Kecamatan Mandau dan Pinggir
Padahal proyek SPAM Durolis yang menghabiskan anggaran Rp396,6 miliar tersebut bakal menyediakan air minum bagi masyarakat di tiga wilayah. Yakni Rokan Hilir, Bengkalis, dan Kota Dumai. Sedangkan secara keseluruhan SPAM Regional Durolis akan memiliki kapasitas sebesar 1.500 liter/detik dengan target penerima manfaat 150.000 sambungan rumah (SR). Sedangkan untuk Kabupaten Bengkalis yang sangat dinanti-nanti oleh dua kecamatan, yakni Mandau dan Pinggir sebanyak 15.000 SR.
"Sampai saat ini belum jalan. Karena pertama uji coba, ternyata ada kebocoran pada pipa sambungannya, sehingga air tidak bisa dialirkan ke unit PDAM di Duri," ujar Kepala Bagian Teknis Perumda Tirta Terubuk Kabupaten Bengkalis, Abel Ikbal ST di kantornya, Senin (11/9/2023).
Ia didampingi Kepala TU Rina Jandriani dan Humas Defri mengatakan, karena ada pipa sambungan yang bocor, sampai saat ini belum diperbaiki. Karena untuk perbaikan pipa yang bocor dan untuk menggalinya kembali harus ada izin.
"Mungkin karena persoalan izin, sehingga sampai sekarang belum diperbaiki. Tentu masyarakat belum bisa menikmati air bersih dari program SPAM Durolis tersebut," ujarnya.
Ia menyebutkan, sampai 2024 nanti pihaknya menargetkan 12 ribu sambungan rumah dan sekarang baru tersambung 5 ribu lebih. Padahal targetnya 2023 ini harus tuntas SR-nya dan masyarakat sudah menikmati air bersih.
Sementara kondisi di lapangan untuk sambungan ke rumah masyarakat jika dulu PDAM Tirta Bengkalis mendapatkan pasokan air bagi dari PT CPI yang saat ini PT PHR sebanyak 100 liter per detik air baku, sampai sekarang turun menjadi 50 liter per dektik air baku.
"Sehingga yang awalnya kita dapat melayani 8 ribu lebih pelanggan dikurangi 2 ribu lebih pelanggan. Bahkan sampai saat ini distribusi air ke SR warga dilakukan dengan sistem bergilir," ujarnya.
Makanya, kata Abel, kelurangan ini dimasukkan melalui.program SPAM Durolis dan ternyata programnya belum dapat dirasakan masyarakat. Ia juga menyebutkan, sistem pengelolaan program SPAM Durolis ini bukan pihaknya mendapatkan air yang langsung disalurkan ke masyarakat, melainkan pihak PDAM membeli aIr curah dari pengelola SPAM Durolis dengan harga sekitar Rp2.850 per meter kubik. Nantinya air itu akan dijual kembali ke masyarakat dengan harga yang disesuikan dan ditetapkan oleh Pemkab Bengkalis, yang berkisar Rp6 ribu per meter kubiknya.
"Sedangkan untuk saat ini, khusus di Duri saat ini biaya produksi sebesar Rp8 ribu per meter kubik dan dijual Rp5 ribu per meter kubik. Tentu untuk menutupi biaya produksi ini harus mendapatkan subsidi dari Pemkab Bengkalis," ujarnya.
Laporan: Abu Kasim
Editor: Edwar Yaman