KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Kekayaan Hayati Indonesia Jadi Sumber Pangan dan Kesehatan Dunia

Advertorial | Rabu, 22 Mei 2019 - 10:36 WIB

Kekayaan Hayati Indonesia Jadi Sumber Pangan dan Kesehatan Dunia

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dunia bahwa sumber pangan dan nutrisi serta sumber kesehatan sangatlah bergantung kepada biodiversitas/keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, menjadi pesan penting dalam Talk Show dalam rangka Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia 2019. Talkshow yang diselenggarakan di Gedung Manggala Wanabakti, KLHK, Jakarta (20/5/) dengan tema Sustainable use of biodiversity for Our Food anf Our Health. 

“Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia 2019 bertujuan meningkatkan pengetahuan dan menyebarkan kesadaran tentang ketergantungan sistem pangan, nutrisi, dan kesehatan kita pada keanekaragaman hayati dan ekosistem yang sehat,” ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno saat membuka Talk Show dalam rangka Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Dunia 2019.

Wiratno pun menambahkan bahwa keragaman yang disediakan oleh alam sangat bermanfaat bagi keberadaan dan kesejahteraan manusia sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang telah disepakati oleh negara-negara di dunia. Keanekaragaman hayati juga berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, restorasi ekosistem, air bersih dan pemberantasan kelaparan di dunia. 

Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Menteri Administrasi Kehutanan Nasional Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Zhang Yongli yang hadir saat pembukaan Talk Show tersebut, juga memandang penting upaya melestarikan keanekaragaman hayati bagi Pemerintah RRT. Tiongkok sebagai salah satu negara megabiodiversitas dengan 6.915 vertebrata atau 14 persen dari jumlah total populasi di dunia serta lebih dari 30.000 spesies tanaman vascular atau 8-12 persen dari jumlah total populasi di dunia telah mempunyai berbagai peraturan terkait konservasi keanekaragaman hayati. 

“Tiongkok telah memilki peraturan terkait perlindungan keanekaragaman hayati yang didasarkan para peraturan terkait pengelolaan sumber daya alam. Sistem konservasi alam yang berlaku di Tiongkok salah satunya mengatur pengelolaan taman nasional sebagai bagian utamanya. Kunci utamanya ada pada ekologi, dengan pendekatan ekologi, implementasi proyek konservasi telah berhasil secara komperhensif memperbaiki habitat kehidupan liar di Tiongkok,” ujar Zhang.

Indonesia sebagai negeri zamrud khatulistiwa memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan telah banyak memberikan manfaat pada semua aspek kehidupan bumi khususnya manusia. Keanekaragaman hayati menjadi bagian penting dalam rantai kehidupan manusia, yang berperan sebagai life support system seperti rantai pangan, siklus hidrologi, siklus energi, biopropekting dan lain-lain.

Berdasarkan laporan pencapaian Indonesia pada AICHI Target diketahui bahwa sejak tahun 2014 teridentifikasi 470 sumber daya genetik lokal memiliki potensi sumber pangan. Terjadinya perubahan paradigma kehidupan manusia modern saat ini yang menginginkan untuk memanfaatkan kembali hasil alam secara langsung termasuk dalam hal dunia pengobatan (back to nature), mengakibatkan tingginya permintaan akan produk obat yang berasal langsung dari tumbuhan obat sehingga menyebabkan nilai perdagangan akan terus semakin meningkat. Dengan meningkatnya permintaan tersebut, maka kita harus bisa mengendalikan pemanfaatan secara berkelanjutan. 

Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi berpeluang besar dalam pengembangan sumber daya genetik seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan/permintaan industri dan farmasi. Melalui pengembangan sumber daya genetik diharapkan pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar secara berkelanjutan di kawasan konservasi dapat terwujud, yaitu tercapainya konservasi keanekaragaman hayati, pembangunan berkelanjutan, serta pemerataan keuntungan secara adil dan seimbang diantara masyarakat dan para pihak (stakeholders) yang terlibat.

Menjaga kekayaan keanekaragaman hayati untuk menjamin keseimbangan ekosistem dalam rangka pemenuhan kebutuhan sumber pangan dan kesehatan sangat diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, NGO, private sektor dan masyarakat. Kegiatan talkshow pada Peringatan hari keanekaragaman hayati dunia 2019 diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam pencapaian Sustainable Development Goals dalam mendukung sistem hayati untuk keberadaan dan kesejahteraan manusia.

Pada talk show ini hadir sebagai narasumber yaitu: Laksmi Dhewanti Staf Ahli Menteri Bidang Industri dan Perdagangan Internasional sekaligus Wakil Presiden UNEA-5, Wu Zhi Min selaku Director General of Wildlife Management, National Forestry and Grassland Administration the People’s Republic of China, Shiera Syabila Maulidya, Brand Manager Danone Indonesia, Roni Megawanto, Direktur Program, Yayasan KEHATI, Maily, S.Si, M.Biomed, Corporate Creative and Innovative, Corporate Advanced Research and Evaluation Centre Head, Martha Tilaar Group dan perwakilan PT. Bio Farma.(ADV)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook