KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KHDTK Aek Nauli Sajikan Edutainment Hasil Litbang

Advertorial | Jumat, 03 Mei 2019 - 20:07 WIB

KHDTK Aek Nauli Sajikan Edutainment Hasil Litbang

SIMALUNGUN (RIAUPOS.CO) -- Peran penelitian dan pengembangan (litbang) saat ini tidak lagi cukup dengan memproduksi IPTEK dengan muara publikasi dan jurnal. Mereka juga dituntut untuk dapat mempromosikan hasil-hasil litbang inovasi dalam konsep edutainment. 

Konsep ini mengedepankan unsur edukasi yang dibalut dalam sajian yang menyenangkan dan mudah dipahami. Salah satu bentuknya yaitu melalui konsep publikasi ilmiah yang dipadukan dengan atraksi wisata.

Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, tengah mengembangkan Hutan Wisata Ilmiah Aek Nauli Toba, yang berada dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Areal seluas 1.900 ha ini, merupakan wilayah yang dilalui menuju destinasi Danau Toba, sehingga menjadikannya termasuk dalam rangkaian pembangunan wisata Danau Toba.

"KHDTK Aek Nauli berada di cincin destinasi prioritas wisata, dan gerbang masuk geopark Toba yang menawarkan atraksi biodiversitas, geoatraksi, dan atraksi kultur Batak. Saya berharap, ini akan menjadi model wisata ilmiah kawasan hutan, terutama untuk 33 KHDTK lain," ujar Kepala Pusat Litbang Hasil Hutan Dwi Sudharto, mewakili Kepala BLI KLHK, di tengah pelaksanaan "Media Visit" ke KHDTK Aek Nauli, (2/5).

Pembangunan wisata ilmiah ini bertujuan untuk membangun kepedulian, kecintaan alam, dan tanah air terutama pada generasi muda. Sebagai pusat penelitian, kawasan ini menjadi media transfer IPTEK, dalam membentuk cara pikir pro-lingkungan/ekologi. Kedepan, melalui wisata ilmiah akan membangun platform kerja bisnis, kemandirian kelola, serta menjadi rujukan para pihak termasuk berkontribusi membangun kapasitas masyarakat lokal serta meningkatkan kapasitas SDM BLI. 

Sekretaris BLI KLHK Sylvana Ratina, menyampaikan bahwa pelaksanaan Media Visit, merupakan salah satu agenda paradigma baru BLI dalam melakukan promosi dan outreach melalui ragam media. Jurnalisme dinilai mampu memobilisasi dan menggerakkan massa, melakukan perubahan sosial, dan cara pikir/pandang, serta mengalirkan deras arus informasi untuk mempengaruhi para pemangku kepentingan. 

"Kami harap, media dapat memberikan kontribusi dalam bentuk pemberitaan yang baik, dan dapat menjadi viral terhadap wisata ilmiah di KHDTK Aek Nauli Toba ini," kata Sylvana.

Pada kesempatan tersebut, media diajak menyaksikan langsung sejumlah spot dan atraksi wisata diantaranya panen madu trigona, panen getah pinus, penyadapan kemenyan, memanggil siamang, dan wisata ilmiah Gajah Jinak di Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC).

"Tentunya masih banyak inovasi yang telah dihasilkan BLI dan sudah diaplikasikan oleh pengguna, namun demikian tidak semua hasil litbang dan inovasi kami sampaikan pada hari ini, dengan harapan rekan-rekan media dapat berkunjung kembali di Unit Kerja BLI yang tersebar di seluruh Indonesia," ajak Sylvana kepada para awak media.

Berdasarkan laporan Kepala Balai Litbang KHDTK Aek Nauli Pratiara, terjadi peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Hutan Wisata Ilmiah Aek Nauli. "Sejak dibuka dua tahun lalu, terjadi peningkatan signifikan PNBP yaitu tahun 2017 sebesar Rp. 2 juta, tahun 2018 sebesar Rp. 5 juta, dan hingga April 2019 hampir Rp. 6 juta. Dalam beberapa tahun kedepan diharapkan menyentuh angka Rp. 50 juta," tandasnya.(adv)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook