JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Penyedia layanan video conference Zoom mengumumkan akan menyediakan opsi enkripsi end-to-end untuk semua pengguna bulan depan.
Keputusan tersebut diambil setelah rencana awal dari perusahaan milik Eric Yuan itu diprotes berbagai organisasi hak sipil. Sebelumnya, Zoom menyatakan hanya bakal menyediakan fitur enkripsi data tersebut untuk pengguna berbayar.
Wacana awal dari Zoom langsung diprotes berbagai organisasi pembela hak sipil. Mereka menganggap perusahaan yang memiliki 300 juta pengguna harian itu tidak adil.
"Fitur keamanan mendasar itu tak seharusnya ditujukan untuk orang-orang kaya saja," ungkap Evan Greer, wakil direktur lembaga hak digital Fight for The Future, kepada The Guardian.
Awalnya, Yuan menolak layanan enkripsi end-to-end untuk semua pengguna. Dia mengaku harus bekerja sama dengan aparat seperti FBI untuk melacak oknum jahat yang menggunakan Zoom sebagai media komunikasi. Namun, pendapatnya berubah saat Zoom berbicara dengan organisasi hak asasi, pakar enkripsi, pemerintahan, dan perwakilan pengguna.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi