SIAK (RIAUPOS.CO) - Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Arfan Usman membuka sosialisasi advokasi lintas sektoral pelaksanaan Bulan Imunisasai Anak Nasional (BIAN), dan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Kegiatan tersebut berlangsung di ruang pertemuan Raja Indra Pahlawan Lt II Kantor Bupati Siak pada Jumat (27/5) siang.
Sosialisasi BIAN dan PD3I ditaja oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, dan merupakan rangkaian kegiatan dari pelaksanaan BIAN yang telah resmi dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kegiatan tersebut dikatakan Sekda Arfan Usman, untuk meningkatkan target capaian imunisasi, khususnya di kabupaten kota se-Indonesia.
Lebih jauh dijelaskan Sekda Arfan Usman, kegiatan ini merupakan sosialisasi dan advokasi bulan imunisasi, dalam mewujudkan komitmen Indonesia untuk mencapai eliminasi campak dan rubella atau Congengital Rubella Syndrome (CSR) pada 2023.
"Kami akan terus mempertahankan status bebas polio dalam mewujudkan dunia bebas polio pada 2026," kata Sekda Arfan Usman.
Sudah menjadi suatu kaharusan bagi sebuah institusi yang ditargetkan. Semua dapat terwujud dengan kerja sama yang baik dengan pihak terkait tanpa melepaskan semua tanggung jawab kepada Dinas Kesehatan.
Melalui kesempatan itu, Sekda Arfan meminta semua OPD terkait agar dapat memberikan kontribusi yang positif, terutama terkait penyampaian-penyampaian dalam program ini.
Dalam kesempatan itu, Sekda Arfan juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan agar dapat benar-benar membangkitkan potensi yang ada di dinasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tonny Chandra menjelaskan, melihat situasi imunisasi global, pada 2019 cakupan imunisasi mencapai 86 persen. Dan jumlahnya kembali menurun pada 2020 menjadi 83 persen, hal ini disebabkan oleh situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Anak-anak Indonesia saat ini tidak melengkapi status imunisasi lengkap yakni berjumlah 3,4 juta orang. Yang mana hal ini hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat berakibat terhadap berbagai jenis penyakit berisiko tinggi, seperti penyakit campak dan rubella.
"Pemberian imunisasi ini adalah untuk melengkapi vaksinasi yang belum lengkap, dan mengejar ketertinggalan anak-anak yang belum divaksinasi," jelas Tonny.
Vaksin yang diberikan pada BIAN ini adalah vaksin campak, rubella, polio dan lainnya, baik oral maupun injeksi. "Vaksin yang kami gunakan telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan dari BPOM," jelas Tonny.(mng)