Sebagai pelayan di rumah Allah, Nabi Muhammad berpesan agar umatnya selalu membaca Alquran untuk mendapatkan syafaat Nabi di akhirat. Dari tujuh ribu orang umatku hanya tujuh orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan kebaikan, sedangkan yang lainnya berbuat dosa dalam bentuk memakan harta riba dan haram, siang malam berdusta, tidak takut akan hari akhirat.
Dalam naskah “Syair Jawi” (Ma’rifat: 2014) pun terdapat pesan keagamaan. Manusia dianjurkan agar mengikuti ajaran Nabi Muhammad seperti berbuat baik kepada orang tua dan orang lain; menuntut ilmu; memperbanyak ibadah; memohon ampun; mengingat akhirat; memperbanyak zikir, doa, dan salawat.
Dalam naskah itu juga ditekankan pertobatan kepada Allah Yang Maha Rahman segera setelah berbuat suatu dosa diiringi dengan sikap penyesalan atas kesalahan yang telah dilakukan. Manusia diperintahkan agar jangan tergila-gila oleh jabatan yang menyebabkan lupa bahwa suatu saat akan mati. Di akhirat Allah akan meminta pertanggungjawaban untuk semua yang telah dilakukan. Selain itu, umat Muhammad ditunjukkan cara berperilaku. Misalnya, berkumpul dengan orang-orang saleh, tidak menangisi sebuah kematian yang pasti terjadi pada setiap manusia, menegakkan salat, menyayangi diri sendiri dengan tidak melakukan perbuatan maksiat. Dengan cara itu (di antaranya) manusia menjadi suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
Selain nasehat itu, dalam naskah ini juga terdapat cerita tentang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa banyak petunjuk dari Allah untuk umatnya. Nabi Muhammad merupakan manusia pilihan Allah yang layak mendapatkan banyak pujian. Maka, bersalawatlah kepadanya agar nanti memperoleh safaatnya!
Teks ini juga menyebutkan bahwa manusia mempunyai hawa nafsu. Manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsu hidupnya akan terasa lebih indah dan menakjubkan. Rasa cinta kepada Allah dan rasul-Nya akan menimbulkan kerinduan. Rasa rindu yang mendalam akan terlihat dari ibadah yang semakin baik dan ajeg.
Teks ini juga mengungkapkan tentang manfaat zikir. Disebutkan bahwa zikir yang selalu dilakukan akan melindungi diri dari segala marabahaya Keasyikan berzikir melupakan segalanya. Marilah berzikir di malam Jumat, malam Lailatul-qadar, hingga fajar menghampiri. Sikap seperti ini menjadikan manusia pandai bersyukur dan bermanfaat bagi umat lainnya.***