KERAJAAN GUNUNG SAHILAN

Jalan Memperkuat Adat dan Ibadat

Seni Budaya | Minggu, 22 April 2018 - 11:31 WIB

Jalan Memperkuat Adat dan Ibadat
DINOBATKAN: Datuk Bandaro yang dikenal dengan Khalifah Adat, resmi dinobatkan Raja Rantau Kamparkiri Gunung Sahilan, H TM Nizar yang Dipertuan Agung di Desa Kuntu, Ahad (15/4/2018).

Pewaris Kerajaan Gunung Sahilan telah dinobatkan. Pewaris yang diakui menjadi raja adat dan ibadat oleh masyarakat Rantau Kamparkiri, terus menggerakkan roda kesultanan. Semakin kokohlah adat dan ibadat rakyat yang dipimpinnya.

(RIAUPOS.CO)   alah satu cara untuk memperkokoh Kerajaan Gunung Sahilan adalah memperkuat dan mengungsikan semua perangkat kerajaan yakni dengan melakukan penobatan. Tujuannya, agar diketahui masyarakat banyak. Buyung Herizal bergelar Datuk Bandaro atau juga dikenal dengan Khalifah Adat, Ahad (15/4) resmi dinobatkan oleh Raja Rantau Kamparkiri Gunung Sahilan, H TM Nizar yang Dipertuan Agung di Desa Kuntu. Sebagai khalifah yang berwenang penuh terhadap persoalan adat di Rantau Kamparkiri, sultan mengingatkan khalifah untuk menjalankan tugasnya dengan baik, yakni menjaga adat, menjalankan adat istiadat untuk persatuan dan kemakmuran masyarakat.

Baca Juga :Denny Sumargo Beri Tanggapan Usai Ucap Kalimat Syahadat

“Dari empat khalifah di Kerajaan Rantau Kamparkiri, tiga di antaranya sudah dinobatkan, yakni Khalifah Kenegerian Kuntu, Ujungbukit dan Ludai. Begitu pula dengan Datuk Besar kerajaan yang juga sudah kita nobatkan. Dengan demikian, semakin kuat, semakin kokoh, semakin diakui keberadaannya sebagai khalifah. Untuk itu, khusus Khalifah Kuntu, jalankan amanat ini sebaik mungkin agar adat di negeri ini berjalan baik demi kemaslahatan masyarakat,” harap Raja.

Penobatan tersebut disaksikan langsung segenap masyarakat Kuntu, tokoh masyarakat, pemerintah setempat baik Kabupaten Kampar maupun provinsi, beberapa anggota DPRD Kampar, Ketua Lembaga Adat Kampar (LAK), Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Datuk Seri Al azhar, seluruh pembesar kerajaan, Ninik Mamak Rantau Kamparkiri dan masih banyak lainnya. Penobatan disempurnakan dengan pembacaan sumpah oleh khalifah. Dilanjutkan dengan doa dan makan bersama. Potong kerbau dan makan bersama dengan daging kerbau tersebut menjadi tanda syukur dan bahagia seluruh masyarakat atas dinobatkannya khalifah mereka.

Penobatan Khalifah Kuntu seiring dengan pelaksanaan Festival Subayang Bio yang didukung sepenuhnya Dinas Pariwisata Riau. Dengan kata lain, kedua kegiatan ini tidak terpisah, saling mengisi dan meramaikan dalam rangka memperkenalkan kekayaan alam, adat dan budaya Kuntu. Maka Khalifah Kuntu dan Bengkel Seni Rantau Kamparkiri (RKK) berkolaborasi menyukseskan kegiatan tersebut.

Ketua MKA LAM Riau, Datuk Seri Al azhar, mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya atas helat yang ia saksikan secara langsung. “Inilah keberagaman kita yang harus kita junjung bersama. LAM Riau hadir bukan untuk penyeragaman adat dan budaya, tapi bersama-sama bangkit dan bergerak dengan masyarakat adat sesuai dengan adat dan budayanya masing-masing untuk hak-hak masyarakat itu sendiri. LAM hadir lebih kepada pendampingan, advokasi agar hak-hak masyarakat yang masih ada tetap bisa dipertahankan dan yang sudah hilang bisa direbut kembali. Undang-Undang lebih memudahkan kita masyarakat adat untuk melakukan ini,’’ katanya pula.

Usai prosesi penobatan, rombongan raja, pembesar istana dan tamu kehormatan diarak keliling kampung dengan beca motor Bakajang yang telah disiapkan panitia Festival Subayang-Bio. Dody Rasyid Amin, ketua panitia festival telah mempersiapkan pertunjukan seni budaya di kampung pelangi, bawah jembatan, di tepi Sungai Subayang. Di sinilah seluruh masyarakat dan rombongan raja beristirahat sambil menyaksikan persembahan tulus ikhlas dari rakyat Kuntu yang telah dikemas sedemikian rupa. Ada tari tradisi, kompang, musik tradisi, dikiw ghubano, rebana, silat dan masih banyak lainnya. Melibatkan masyarakat Kuntu, ibu-ibu, ninik mamak bahkan anak-anak remaja. “Persembahan tulus ikhlas dari rakyat untuk Khalifah Kuntu yang telah dinobatkan dan juga untuk Tuanku Raja yang kami muliakan,’’ kata Dodi disambut tepuk meriah masyarakat.

Datang dan meninjau langsung rumah Sompu Tua Khalifah Kuntu menjadi rangkaian akhir dari seluruh kegiatan. Rumah tua ini berada di kompleks rumah tua yang berusia puluhan bahkan hampir ratusan tahun. Termasuk rumah sompu tua Khalifah yang dibangun sekitar tahun 1930. Rumah unik, berarsitektur Eropa, dari kayu, tapi masih kukuh berdiri. Bukti sejarah ini hanya sebagian kecil dari kekayaan yang ada di Kuntu.

‘’Rumah tua bersejarah ini bisa kita usulkan sebagai cagar budaya. Inilah kekayaan Riau, kekayaan Indoneaia. Meski sebagai raja adat dan istiadat, tapi T Nizar yang Dipertuan Agung, sangat bersemangat memimpin rakyatnya. Ini luar biasa harus didukung bersama,’’ kata Al Azhar lagi di sela-sela kunjungan ke rumah tua. Ia juga tak henti memperhatikan satu demi satu bagian-bagian rumah tua tersebut serta mengabadikan dalam ponsel pribadinya.

Sementara itu, Khalifah Kuntu, By Herizal, mengaku bersyukur dengan semua proses penobatan yang berjalan lancar.  ‘’Alhamdulillah, proses penobatan Khalifah Kuntu sudah berakhir. Kami sangat bersyukur dengan antusiasme masyarakat dan tentunya terima kasih setinggi-tingginya untuk Tuan Raja yang telah menobatkan kami. Insya Allah amanat selaku Khalifah Adat ini akan kami jaga dan laksanakan sebaik mungkin, sepenuh jiwa,’’ ujar Khalifah Kuntu.(fed)

Laporan KUNNI MASROHANTI, Kampar









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook