PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejumlah sahabat menginisiasi haul pertama meninggalnya salah satu tokoh besar Riau era modern, Prof Dr dr Tabrani Rab. Kegiatan dengan tiga agenda digelar di Balai Dang Merdu, Menara Bank Riau Kepri Syariah, Sabtu (30/9/2023). Sejumlah tokoh terlihat hadir mengisi acara untuk mengenang 'Presiden Riau Merdeka' tersebut.
Tiga agenda dilaksanakan mengenang satu tahun meninggalnya Prof Tabrani digelar sejak pagi. 'Diskusi Membaca Tabrani', 'Parade Puisi tentang Tabrani' dan ditutup dengan 'Ziarah Makam' pada sore harinya.
Ketua Panitia Muhammad Herwan menjelaskan, penyelenggaraan Mengenang Prof Tabrani Rab ini digagas oleh para sahabatnya. Yaitu Azlaini Agus, Fachri Yasin, Fakhrunnas MA Jabbar, Husnu Abadi, Mosthamir Thalib dan menggandeng anak-anak almarhum, termasuk dr Diana Tabrani. Tabrani menurutnya punya peran penting membuat Riau tidak lagi disepelkan pemerintah pusat.
"Pakcik Tabrani, begitu saya memanggil Allaahyirham, adalah satu di antara sedikit tokoh besar Riau yang fenomenal. Sosok kritis, cerdas dan unik. Tokoh multidimensi, tokoh pergerakan angkatan 66 hingga reformasi hingga akhir hayat. Almarhum juga dikenal dan dijuluki sebagai 'Presiden Riau Merdeka' yang sekaligus menjadi titik balik Riau diperhitungkan oleh pemerintah pusat,'' kata Herwan.
Tabrani memang terkenal sebagai seorang pejuang kepentingan daerah yang berpantang disepelekan. Tabrani akan melawan apabila dirinya ataupun Riau disepelekan. Hal itu juga diakui salah satu sahabatnya yang juga tokoh budaya dan tokoh media, Rida K Liamsi.
''Dia tidak pernah setengah-setengah dan selalu melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Dia tidak bisa dan tidak mau disepelekan, dia akan melawan. Selemah-selemahnya, lewat tulisan,'' kata Rida.
Menurut Rida, Tabrani adalah tokoh yang lengkap. Dia seorang pejuang daerah, politisi, juga tokoh budaya karena juga menghasilkan karya seperti puisi. Rida juga menganggap Tabrani sebagai tokoh media, karena telah banyak 'menyuntik' media lokal Riau agar tetap hidup.
''Sampai ada istilah kami itu suntik. Jadi kalau saya datang dia perintahkan ke stafnya supaya memberikan suntik, itu bukan suntik saya sakit. Tapi suntik bantuan untuk media. Beliau banyak jasanya bagi Genta dan Riau Pos di masa awal merintis dulu,'' kata Mantan CEO Riau Pos Group ini.
Sementara itu Azlaini Agus, dalam diskusi 'Mengenang Prof dr Tabrani' sebagai seorang yang sangat peduli atas kemajuan daerah dan masyarakatnya. Azlaini mengenang pertama kali dirinya mengenal Tabrani puluhan tahun silam.
''Waktu itu saya kerja di Kantor Gubernur, masa Arifin Achmad. Orang-orang riuh dan bilang 'Tabrani Rab' mau datang. Dalam hati saya, siapa orang ini, hebat betul dia sampai seperti ini hebohnya dia mau datang menemui Gubernur,'' Azlaini mengenang.
Setelah melihat langsung Tabrani, Azlaini makin tidak percaya. Bagaimana bisa seorang yang pendek, tidak terlalu gagah, tapi membuat orang seisi kantor riuh bahkan sebelum dia memijakkan kaki di sana. Ternyata, kata dia Tabrani terkenal sebagai dokter pertama orang Melayu di Riau dan terkenal membela hak-hak dan memperjuangkan nasib orang-orang Melayu.
''Setelah saya tahu siapa dia, saya bertanya apa tujuannya datang. Ternyata dia sedang memperjuangkan nasib seorang calon dokter yang terancam DO karena tak mampu bayar uang kuliah. Permintaan bantuannya ke Gubernur diterima dan orang yang dibantunya akhirnya sampai menjabat Kepala Kanwil Kesehatan di Riau waktu itu,'' kata Azlaini.
Sementara itu Dr Diana Tabrani mengenang sang ayah sebagai orang selalu mendidik anaknya untuk mementingkan pendidikan. Itu diawali dengan mendorong anak-anaknya membudayakan membaca. Bahkan diceritakan anaknya lain, Tabrani pernah langsung mendatangi anaknya yang kuliah di luar Riau hanya untuk memberi nasihat atau anaknya itu tidak main-main dalam menuntut ilmu.
Selain Rida, Azlaini dan Diana, diskusi itu juga diisi oleh sejumlah tokoh masyarakat lainnya. Seperti Mukhtar Achmad, Alfitra Salamm dan Darulhuda. Diskusi dimoderatori salah seorang penggagas kegiatan ini, Fachri Yasin.
Hari itu sendiri dipilih sebagai waktu pelaksanaan acara karena bertepatan dengan tanggal lahirnya, yang berdasarkan catatan resmi tanggal 30 September 1941. Tabrani sendiri meninggal pada tanggal 14 Agustus 2022 lalu, setelah menjalani perawatan selama beberapa tahun.
Sementara pemilihan tempat acara, juga berangkat dari sejarah. Balai Dang Merdu, pada gedung lama, merupakan saksi bisu terjadinya perdebatan sengit dan dilakukan pemungutan suara opsi Riau Merdeka yang dilontarkan Prof Tabrani Rab pada Kongres Rakyat Riau II. Itu terjadi pada 23 tahun silam, masih di atas petak tanah yang sama di mana Menara Bank Riau Kepri Syariah berdiri menjulang.
Kegiatan itu sendiri digelar, bersamaan dengan membedah buku autobiografinya, untuk memberikan inspirasi bagi generasi muda juga ikut berjuang memajukan daerah layaknya Tabrani Rab. Pria kelahiran Bagansiapiapi ini sendiri mendapatkan pengakuan resmi dari Pemerintah Provinsi Riau sebagai 'Tokoh Pejuang Riau' yang dipatrikan pada Hari Jadi ke-66 Provinsi Riau pada 9 Agustus 2023 lalu.
Turut hadir pada kegiatan, anak-anak, cucu hingga kerabat dan keluarga besar Tabrani Rab serta Abdur Rab. Tampak juga hadir Taufik Ikram Jamil, Suardi Ms, Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Tohar Machsum, Syech Ismail Royan, drH Chaidir MM dan banyak lagi. Kegiatan juga dihadiri seniman seperti Furqon LW hingga pimpinan media seperti Asmawi Ibrahim.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: Edwar Yaman