SIAK (RIAUPOS.CO) - Wakil Bupati Siak H Alfedri didaulat sebagai keynote speaker (pembicara) pada Talkshow peringatan tiga tahun restorasi gambut Indonesia, Selasa (29/1) pagi di Auditorium Manggala Wanabhakti, Kementerian Lingkungan Hidup RI Jakarta. Ditegaskannya, program Siak Hijau sepenuhnya lahir dari komitmen pelestarian ekosistem gambut itu sendiri.
Kegiatan yang ditaja Badan Restorasi Gambut (BRG) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, dengan tema Gotong Royong Jaga Gambut. Selama lebih kurang 60 menit, Alfedri bersama Kepala BRG Nazir Foead dan tiga pembicaranya mengurai success story penerapan kebijakan Kabupaten Siak Hijau dan upaya penyelamatan gambut di Negeri Istana beberapa tahun terakhir.
‘’Awalnya konsep Kabupaten Siak Hijau lahir ketika muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan pasca terjadinya kejadian luar biasa Karhutla 2014-2015. Di mana luas lahan gambut di Siak mencapai 430 ribu hektare lebih atau 50,32 persen dari luas daerah rentan terbakar,” paparnya dalam forum tersebut.
Lebih lanjut dijelaskannya, mulai akhir Februari nanti, pemerintah daerah terus bersinergi bersama perusahaan swasta di daerah untuk memulai upaya mengembalikan kelembaban lahan gambut. Mulai dengan membangun sekat-sekat kanal dan embung air agar lahan gambut tidak kering dan mudah terbakar.
‘’Kemudian upaya lain dilakukan daerah misalnya pelarangan membuka lahan dengan membakar dan sosialisasi dan penegakan hukum, membentuk masyarakat relawan api dan alokasi dana per kampung,” ungkapnya.
Sukses menekan karhutla, Pemkab Siak kata Alfedri, meneruskan komitmen menjaga kelestarian ekosistem lahan gambut melalui pencanangan Kabupaten Siak Hijau. Dilakukan langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar sempena puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat nasional tahun 2016.
‘’Saat ini kami dibantu BRG dan KLHK, didukung 18 NGO di bidang lingkungan tergabung dalam gerakan Sodagho Siak, telah menetapkan zonasi lingkungan yang mengacu pada kajian daya dukung daya tampung daerah dan melaksanakan sejumlah langkah strategis,” jelasnya.
Peringatan tiga tahun restorasi gambut juga dihadiri perwakilan kementerian dan lembaga. Perwakilan tujuh pemerintah provinsi dan kabupaten di wilayah prioritas restorasi ekosistem gambut, akademisi, petani gambut, dan lembaga swadaya masyarakat yang telah mendukung restorasi ekosistem gambut.
Dalam kegiatan tersebut BRG memberikan penghargaan kepada sejumlah komunitas masyarakat penggiat restorasi gambut. Di antaranya penghargaan kategori kader sekolah lapang terbaik yang diberikan kepada Badri, asal Buantan Lestari, Kecamatan Bungaraya, atas inisiasinya pemanfaatan lahan gambut untuk pengembangan tanaman palawija.(adv)