PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau menyebutkan keperluan hewan kurban di Riau tahun ini mencapai 49.367 ekor. Sementara itu, untuk stok hewan ternak yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban di Riau mencapai 51.688 ekor. Dinas PKH Riau pun memastikan hewan ternak tersebut aman untuk dijadikan kurban.
Ya, menjelang Hari Raya Iduladha tahun ini, petugas kesehatan hewan dari Dinas Peternakan kabupaten/kota se-Riau melakukan pemeriksaan kesehatan ternak kurban di penampungan atau penjual hewan ternak. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kesehatan ternak yang akan dijadikan hewan kurban.
“Setelah diperiksa dan ternak dinyatakan sehat maka akan diberikan sertifikat kesehatan hewan,” ujar Kepala Dinas PKH Riau Herman kepada Riau Pos.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pengawasan saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban. “Sebelum dan ketika Hari Raya Iduladha, petugas juga akan turun untuk pengawasan pelaksanaan pemotongan kurban sesuai dengan teknis kesehatan hewan, serta pemeriksaan post mortem (sesudah kematian), yaitu pengecekan daging dan jeroan yang dihasilkan,” ujarnya.
Herman mengatakan ketersediaan hewan kurban seperti sapi dan kerbau di Riau aman. “Untuk stok hewan ternak yang akan digunakan untuk kurban baik sapi maupun kerbau di Riau masih aman. Namun untuk kerbau hanya terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi dan Kampar,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, PKH Riau juga sudah melakukan rapat bersama Dinas Peternakan kabupaten/kota untuk membahas ketersediaan hewan kurban di daerah. “Laporan dari kabupaten kota, ketersediaan hewan kurban di Riau terdapat 51.688 ekor. Sedangkan keperluan hewan kurban diprediksi mencapai 49.367 ekor. Artinya stok atau ketersediaan hewan kurban di Riau tahun ini aman,” ujar Herman.
Herman menjelaskan, dari ketersediaan 51.688 ekor hewan kurban tersebut, 30 persen merupakan sapi lokal. Sementara sisanya didatangkan dari luar Riau. “Kalau sapi lokal kita dari peternak itu 30 persen, sisanya didatangkan dari luar provinsi seperti dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Timur,” paparnya.
Ketersediaan hewan kurban tersebut diharapkan dapat menekan harga hewan kurban di Provinsi Riau. “Kalau hewan kurban stoknya aman, maka kita bisa melakukan pengendalian harga sapi untuk keperluan sapi kurban,” sebutnya.
Adapun laporan ketersediaan hewan kurban di kabupaten kota se-Provinsi Riau di antaranya yakni di Kabupaten Kuantan Singingi 3,577 ekor, Indragiri Hulu 3.508 ekor, Indragiri Hilir 3.396 ekor, Pelalawan 3.161 ekor. Kemudian Siak 4.077 ekor, Kampar 9.514 ekor, Rokan Hulu 5.345 ekor, Bengkalis 4.917 ekor, Rokan Hilir 2.226 ekor, Kepulauan Meranti 643 ekor, Kota Pekanbaru 6.111 ekor, dan Dumai 2.893 ekor.
Terkait berapa hewan ternak yang akan dikurbankan dari jumlah tersebut, pihaknya akan menunggu petugas dari pemerintah kabupaten/kota untuk melaporkan ke provinsi. “Kalau untuk hewan kurban yang dipotong pada tahun 2022 lalu sebanyak 47.016 ekor,” ujarnya.
Sementara itu, jumlah peserta kurban dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Riau pada Iduladha tahun ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga saat ini jumlah sapi kurban yang terkumpul dari ASN Pemprov Riau sudah mencapai sebanyak 35 ekor. Sementara pada tahun 2022 lalu, sapi kurban dari ASN Pemprov Riau sebanyak 32 ekor.
“Allhamdulilah sapi kurban ASN Pemprov Riau data sementara kita sampai hari ini sudah terkumpul 35 ekor,” kata Kepala Biro Kesra Setdaprov Riau, Zulkifli Syukur. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat masih ada waktu beberapa hari lagi jelang Iduladha 1444 H/2023 M yang ditetapkan pemerintah jatuh pada Kamis (29/6/2023).
Pihaknya pun berharap di sisa waktu yang ada ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh ASN Pemprov Riau untuk ikut berkurban. Pihaknya mengajak ASN Pemprov Riau yang memiliki rezeki lebih untuk ikut berkurban melalui Kesra Riau. Para ASN yang ingin berkurban pun dimbau untuk segera mendaftarkan dirinya kepada panitia yang ada di Biro Kesra Riau.
“Mudah-mudahan tahun ini meningkat jumlah ASN kita yang ikut berkurban. Sehingga semakin banyak masyarakat kita yang bisa kita berikan daging kurban saat Hari Raya Iduladha nanti. Kurban ini sifatnya imbauan. Jadi kami mengajak ASN yang memiliki rezeki berlebih untuk ikut berkurban,” sebutnya.
Di Tempat terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Pelalawan, Akhtar MSi melalui Kepala Bidang Peternakan Drh Yopan Rakhmatullah mengatakan estimasi atau permintaan hewan kurban di Pelalawan diketahui sebanyak 3.010 ekor yang terdiri dari hewan sapi, kambing, dan kerbau. “Jumlah tersebut mengalami peningkatan atau naik sekitar 24 persen dari tahun 2022 yang mencapai 2.300 ekor,” sebutnya.
Dijelaskan mantan Kabid Publikasi Media Diskominfo Pelalawan ini bahwa, dalam pengecekan langsung ke agen penjualan hewan kurban, pihaknya juga memastikan kelayakan hewan dari sisi kesehatan, umur dan kondisi fisik hewan tersebut apakah cacat atau tidak. Selain itu, pihaknya juga memeriksa kelengkapan dokumen ternak yang diperjual-belikan tersebut.
Telah membentuk tim di 12 kecamatan untuk melakukan pengawasan. Mereka bertugas melakukan pemeriksaan di tempat tempat penjualan hewan kurban. Jika ditemukan sakit, tentunya tidak boleh diperjualbelikan dan akan lakukan penyehatan hewan tersebut oleh tim Disbunak Pelalawan.
“Alhamdulillah, sejauh ini belum terjadi penyimpangan. Artinya, semua hewan ternak yang kita tinjau masuk dalam kriteria yang boleh diperjual belikan dengan dokumen yang lengkap. Dan sejauh ini, tidak ada hewan, kurban yang terindikasi PMK atau penyakit berbahaya lainnya,’’ ujarnya.
‘’Sedangkan pengawasan ini akan kita lakukan sampai pada pelaksanaan kurban nantinya. Dimana sebelum dilakukan penyembelihan, tim akan turun ke setiap masjid untuk melakukan pemeriksaan hewan itu sehat dan layak di kurban kan. Intinya, tim intens mobile ke lapangan hingga saat ini untuk melakukan pengawasan hewan kurban,” tambahnya.
Ditambahkan Yopan bahwa, rincian keperluan hewan kurban sesuai jenisnya untuk tahun ini di seluruh kecamatan untuk ternak jenis sapi sebanyak 2.276 ekor, kerbau 227, kambing mencapai 497 ekor, dan domba 14 ekor.
“Total keperluan hewan kurban pada Iduladha tahun 1444 H/2023 M ini semuanya berjumlah 3.010 ekor. Untuk itu, kita harap pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1444 H tahun ini dapat berlangsung lancar dan kondusif,” tutupnya.
Sementara itu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Dumai, memprediksi ada sekitar 2.300 hewan kurban yang akan disembelih di Kota Dumai tahun 2023 ini. Kepala DKPP Kota Dumai Mukhlis Suzantri memprediksi hewan kurban yang bakal disembelih saat perayaan Iduladha 2023 di Kota Dumai naik 10 persen dari tahun sebelumnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun DKPP Kota Dumai, di lapangan belum lama ini hewan kurban yang akan disembelih di Kota Dumai sebanyak 1.507 ekor sapi, dan angka ini akan terus bertambah menjelang Iduladha. “Dari jumlah itu , 1.161 ekor masih berada di pengepul. Sisanya sudah ada di masjid maupun musala,” katanya, Ahad (25/6).
Mukhlis memperkirakan jumlah hewan kurban yang akan disembelih mencapai sekitar 2.300 ekor. Naik sekitar 10 persen dari tahun 2022 lalu yang hanya 2.100 ekor. Terkait mengantisipasi penyakit pada hewan sapi yang berasal dari luar daerah, Mukhlis mengatakan, pemeriksaan sudah dilakukan sejak masuk ke Kota Dumai. Kota Dumai punya 2 pos pengawas dan pemeriksaan. Yakni di Bukit Timah dan di Bagan Besar. “Kami ingin memastikan bahwa sapi-sapi yang masuk dalam kondisi sehat. Kemudian kami terus melakukan pemeriksaan sebelum hingga sesudah disembelih,” terangnya.
Mukhlis menerangkan, untuk menjamin hewan kurban yang dipotong dalam keadaan sehat dan layak. DKPP telah menerjunkan 50 orang petugas untuk memeriksa kesehatan hewan kurban yang akan disembelih pada Hari Raya Iduladha 1444 H/2023 M. “Kami mempunyai 10 orang dokter hewan dan 40 orang petugas pengambil sampel. Mereka semua kita terjunkan untuk memeriksa kesehatan sebelum hewan kurban di sembelih,” jelasnya.
Dirinya memastikan semua hewan kurban yang akan disembelih di Kota Dumai telah memenuhi syarat kesehatan. “Sesuai arahan wali kota Dumai, kita telah menerjunkan petugas untuk turun ke lapangan terhitung selama 14 hari sejak tanggal 18 Juni 2023. Terutama ke pengepul. Kemudian ke masjid-masjid atau mushalla dan komunitas yang menyelenggarakan kurban,” ujarnya.
Di Indragiri Hilir (Inhil), Kabag Kesra Pemkab Inhil H Faisal Sadiq mengatakan hewan kurban tahun ini sebanyak 1.834 ekor. Namun, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultural dan Peternakan (TPHP) Inhil, Umar Hamdi tidak merinci berapa sapi dan kambing. “Jumlah itu campur. Baik sapi maupun kambing,” jelasnya.
Sedangkan di Siak, Kemenag Siak melalui Kasi Bimas Harman menjelaskan hewan kurban yang akan disembelih pada tahun ini adalah 2.965. “Jumlah ini bisa bertambah, sampai pelaksaaan penyembelihan hewan kurban,” kata Harman.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Disnakan) Indrgiri Hulu, Dedi Dianto SP mengatakan bahwa, hingga saat ini diperkirakan terdapat sebanyak 3.200 ekor sapi yang disembelih saat Hari Raya Iduladha. “Selain sapi, juga ada kerbau sebanyak 12 ekor dan 63 ekor kambing,” sebutnya.
Jumlah tersebut berdasarkan pantauan yang dilakukan petugas penyuluh di lapangan. “Kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan kurban dan sebelumnya sudah disosialisasikan tentang ciri-ciri hewan yang layak dan sehat untuk dikurbankan,” tambahnya.
Di Kepulauan Meranti, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kepulauan Meranti Ifwandi menerangkan telah melakukan rangkaian koordinasi kepada pimpinan dan mengukur ulang kemampuan keuangan untuk berkurban. Hasilnya, jika sebelum rencana 200 ekor telah diputuskan menurun sehingga menjadi 50 ekor saja.
Dinas DKPP Kepulauan Meranti juga lakukan pengecekan kesehatan ratusan hewan kurban jelang Iduladha. Hasilnya, belum ditemukan penyakit berbahaya.
Adapun sejumlah instansi yang terlibat mulai dari Balai Karanita Hewan dan Tumbuhan Selatpanjang, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian, dan MUI. “Nanti kita akan melakukan di semua tempat, baik pelaku usaha (ternak) maupun penampung,” jelasnya.
Setiap hewan kurban yang telah melewati pemeriksaan akan diberi label sehingga memudahkan masyarakat yang akan membeli hewan kurban. “Kasi label dan diberi surat keterangan dari tim dokter yang menilai hewan kurban tersebut sudah layak,” tuturnya.
Hal yang paling diantisipasi dijelaskan Herman adalah penyakit mulut dan kuku (PMK) atau LSD yang umumnya terjadi pada sapi. “Terkait pemantauan kesehatan ini untuk mewaspadai penyakit hewan menular strategis (PHMS),” tuturnya.(sol/amn/epp/amn/wir/mng/kas/ind/MX12)