PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di Riau menimbulkan kabut asap. Dampaknya semakin banyak masyarakat terpapar penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Bahkan, dalam kurun waktu kurang dari satu pekan, penderita ISPA di Riau meningkat hingga 400 persen.
Dari data yang dihimpun di Dinas Kesehatan Provinsi Riau, penderita ISPA di Riau pada Kamis (21/2) lalu sebanyak 617 warga. Berselang lima hari atau hingga Selasa (26/2), meningkat menjadi 2.488. Dari angka itu, yang paling banyak menderita ISPA warga Kota Dumai sebanyak 2.199 orang. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yulianti Nazir mengatakan, selain ISPA beberapa penyakit yang disebabkan kabut asap dan diderita masyarakat yakni asma, iritasi kulit dan juga iritasi mata. Sedangkan penyakit pneumonia atau paru-paru basah, sudah ditemukan di Bengkalis yang menjangkiti empat warga. “Yang paling banyak terkena ISPA masyarakat Dumai mencapai 2.199 orang. Kemudian Kabupaten Bengkalis 247 orang dan Rokan Hilir 42 orang,” katanya.
Sedangkan untuk masyarakat yang menderita penyakit asma, berdasarkan laporan yang pihaknya terima, masyarakat yang paling banyak menderita penyakit itu juga di Kota Dumai dengan 52 orang, Bengkalis 15 orang dan Rokan Hilir 4 . Sedangkan untuk daerah lain, belum ada laporan masyarakat yang terkena asma.
“Untuk penyakit iritasi kulit, di Dumai ada 28 orang, Bengkalis 13 orang, Rokan Hilir 16 orang. Iritasi mata di Dumai terdapat 58 orang, Bengkalis 24 dan Rokan Hilir 8 orang,” jelasnya.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Dumai menyebutkan pada periode Januari hingga 25 Februari terjadi peningkatan kasus penyakit akibat karhutla meningkatkan sekitar 20 persen.
“Jumlah kasus terbanyak adalah common cold (rhinofaringitis akut). Yaitu batuk pilek noninfeksi yang kemungkinan disebabkan karena iritasi saluran napas,” ujar Kabid Yankes Diskes Dumai, dr Haviskepada Riau Pos, Selasa (26/2).
Ia menjelaskan penyakit akibat dampak karhutla ini banyak terkena pada anak rentang usia 10 tahun. Kemudian pada warga usai 20-44 tahun. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat Kota Dumai mengurangi aktivitas di luar rumah. “Bila beraktivitas di luar rumah gunakan masker. Selain itu minum air putih lebih banyak. Ini untuk membantu membilas saluran napas agar mengurangi risiko iritasi saluran napas,” ujarnya.
Sementara itu seorang warga Bumi Ayu Mulfitasari (25) mengaku lebih memilih meliburkan anaknya pergi sekolah daripada mengambil risiko membiarkan anaknya beraktivitas di luar rumah. “Anak-anak sangat rentan terkena batuk dan pilek saat kabut asap. Baru hari ini (kemarin, red) cuaca bagus tidak berkabut,” ujarnya.
Sebagai seorang ibu, ia sangat khawatir dengan kondisi kabut asap akibat karhutla ini. “Mudah-mudahan cepat berakhir,” ujarnya.
Berjibaku Padamkan Api
Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, saat ini tim satgas pemadam darat terus berjibaku melakukan pemadaman lanjutan di Desa Teluk Lecah Kecamatan Rupat, Bengkalis. Di mana, di lokasi itu karhutla meluas lebih kurang menjadi 170 ha dari sekitar 115 ha.
“Kondisi saat ini masih melakukan pendinginan sebagian titik di Jalan Tok Mat. Satu unit alat berat juga dikerahkan Kepala Desa Sri Tanjung untuk membantu membuat batas serta membuat sekat kanal. Pemadaman di lokasi ini sudah berjalan 19 hari,” katanya.
Selain di lokasi itu, satgas juga melakukan pemadaman lanjutan di Kelurahan Pergam, Bengkalis. Di lokasi ini kebakaran juga meluas menjadi 160 ha dari 150 ha. Di lokasi itu saat ini masih dalam upaya pemadaman yang sudah memasuki hari ke-14.
“Tim satgas juga melakukan pemadaman lanjutan di Desa Kembung Baru, Bengkalis yang sudah memasuki hari ke 11. Kemudian di Desa Jangkang yang memasuki hari kedua, Desa Bantan Air dan Boncah Magang Bengkalis yang sudah memasuki hari kedua,” jelasnya.