VARIETAS KOPI MERANTI BERHASIL DILEPAS

Jadikan Kopi Meranti Terbaik di Indonesia

Riau | Rabu, 02 Desember 2015 - 07:50 WIB

Jadikan Kopi Meranti Terbaik di Indonesia
Pj Bupati Kepulauan Meranti Edy Kusdarwanto mengunjungi stan Pemkab Meranti dalam Riau Ekspo di Pekanbaru, belum lama ini.

Selama hampir 35 tahun, kopi liberoid tidak hanya diterima di pasar lokal tetapi sebagian besar produk kopi yang dibudidayakan masyarakat dipasarkan ke Malaysia. Di Malaysia, harga kopi liberoid cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pasar lokal karena dianggap mempunyai cita rasa dan aroma yang khas dan berbeda dengan kopi liberoid dari daerah lain di Indonesia.

Informasi pedagang di Malaysia bahwa mereka bisa membedakan aroma kopi asal Sempian, dibanding kopi sejenisnya dari daerah lain. Harga kopi beras di Malaysia berkisar 14-16 ringgit atau sekitar Rp44.800–Rp51.200. Kopi liberoid Meranti merupakan kopi organik karena bebas dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta memiliki cita rasa yang sangat baik dengan nilai kesukaan melampaui nilai minimum untuk kategori kopi spesialti lebih kurang 80 sehingga potensial untuk menghasilkan kopi organik spesialti (Specialty Coffee).

Baca Juga :Ingatkan Kepala Daerah Jaga Kamtibmas

Kopi liberoid Rangsang Meranti merupakan produksi dari industri rumah tangga lokal. Menurut informasi kopi tersebut oleh pengusaha Malaysia diekspor kembali ke manca negara terutama Eropa sebagai produk Malaysia. Mengingat potensi pasar yang sangat baik tersebut, maka masyarakat pelaku usaha kopi liberoid Rangsang Meranti yang tergabung dalam masyarakat peduli kopi liberoid Rangsang Meranti (MPKLRM) pada 2014 mengajukan permohonan Indikasi Geografis (IG) oleh MPKLRM ini di didukung oleh Bupati Kepulauan Meranti dengan surat nomor 525.27/DISHUTBUN-BUN/X/2014/355.3, pada 27 Oktober 2014.

Sejak 2012, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melakukan nota kesepahaman (MoU) kerja sama identifikasi dan penetapan blok penghasil tinggi dan pohon induk kopi di Kepulauan Meranti telah ditandatangani pada 16 Mei 2012 di Bogor, Jawa Barat, pada saat acara seminar nasional kopi, antar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti dengan Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, dengan nomor surat 525.02/Dishutbun/X/2012/822 dan 667.4/CB.300/1.4.4/X/2012 dari Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar, yang diketahui oleh Bupati Kepulauan Meranti dan Kapuslitbang Perkebunan, Badan Litbang Pertanian.

Pada 2014, pohon induk terpilih hasil kegiatan 2012 telah dijadikan sebagai sumber benih untuk pengembangan kopi liberoid seluas 30 ha di Pulau Merbau. Selain itu diharapkan juga dapat digunakan untuk peremajaan dan perluasan didaerah lainnya yang memiliki karakteristik lingkungan tumbuh sama, yaitu lahan basah, iklim basah.

Kopi liberoid di Kepulauan Meranti berbuah sepanjang tahun, relatif tahan terhadap hama penyakit, bebas dari pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia lain, serta belum dilakukan pemeliharaan secara intensif. Kopi liberoid ini mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh di lahan gambut dengan tingkat kesuburan yang sangat rendah-tinggi. Untuk meningkatkan produksi maka perlunya diperbaiki kultur teknis dengan demikian diperkirakan produksi kopi liberoid di daerah ini akan meningkat.

Perkembangan kopi liberoid di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, diawali dengan upaya dari salah seorang warga bernama Haji Saleh yang merantau ke Batu Pahat, Johor Baru, Malaysia. Dengan ketertarikannya terhadap kopi yang ada di Batu Pahat Malaysia pada tahun sekitar 1942-an, H Saleh yang bernama asli Dul Samad membawa 6 benih kopi ke Sempian untuk ditanam di kebunnya. Setelah berkembang dan menghasilkan buah, H Saleh berupaya membibitkannya.

Itulah awal berkembangnya kopi di Desa Kedabu Rapat dilakukan dengan cara memanfaatkan benih kopi yang tumbuh di sekitar pohon induknya. Dengan pertumbuhannya yang bagus, masyarakat mulai mengembangkan sebagai tanaman perkebunan.

Dari Parit Amat, perkebunan kopi meluas ke Parit Gantung, Parit Kasan, yang kemudian dikenal sebagai Sempian. Selanjutnya berkembang di daerah sekitarnya seperti Parit Besar, Parit Senang, dan Parit Kasan. Daerah ini merupakan penghasil kopi terbesar di Kepulauan Meranti.

Tingginya kualitas kopi Sempian diketahui oleh salah seorang agen biji kopi Rangsang asal Batu Pahat Malaysia yang bernama Hi Seng sekitar 1980-an. Dengan cita rasa yang khas tersebut pada 1985-an kopi liberoid Rangsang Meranti mulai menembus pasar di Malaysia dan permintaannya meningkat terus.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook