RIAUPOS.CO - KOPI merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Riau. Karena lahan yang tersedia untuk perkebunan kopi sebanyak 94.626 hektare, tersebar merata di hampir setiap daerah di Riau. Dari data Dishutbun Kepulauan Meranti total produksi kopi di Riau pada 2012 lalu 48.823 ton dengan rata-rata produksi per hektare 1.135 kilogram dan melibatkan 108,117 kepala keluarga.

Kepulauan Meranti memiliki lahan yang bergambut. Hampir seluruh wilayah daratan di pulau-pulau di Kepulauan Meranti bergambut. Berdasarkan pengamatan, dengan pengelolaan yang sesuai tanah gambut di Kepulauan Meranti dapat menjadi sumber daya lahan yang cukup potensial untuk pengembangan tanaman kopi liberoid.

Luas kebun kopi liberoid di daerah ini mencapai 1.074,5 ha. Kopi liberoid Kepulauan Meranti menyebar di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Rangsang, Rangsang Barat, Rangsang Pesisir, Tebingtinggi Barat, Tebingtinggi Timur dan Pulau Merbau.

Data 2012 menunjukkan bahwa tanaman kopi liberoid tua atau rusak di Kepulauan Meranti mencapai 122,5 ha atau 11,16 persen dari total areal. Untuk peremajaan  dan perluasan areal diperlukan varietas unggul dengan produksi dan mutu serta pendapatan petani di masa mendatang.

Produk olahan kopi liberoid di Kepulauan Mertanti berupa kopi beras dan dikenal oleh pengusaha Malaysia dengan nama Sempian, yaitu nama kampung asal mula pertama kali kopi liberoid di tanam oleh masyarakat di Desa Kedaburapat, Kecamatan Rangsang Pesisir. Ketenaran kopi liberoid Rangsang, Meranti, menyebabkan daerah lain ikut membudidayakan kopi tersebut, di antaranya Desa Alah Air, Pulau Tebingtinggi dan Penyalai (Pulau Mendol, Kabupaten Pelalawan). Namun kualitas dan citarasa yang dihasilkan berbeda jika dibandingkan dengan kopi asal Sempian.