SEMUA PIHAK DIMINTA WASPADA FLU BURUNG

Baru Unggas, Belum Manusia

Riau | Minggu, 26 Maret 2023 - 11:20 WIB

Baru Unggas, Belum Manusia
Tim Kesehatan Hewan dan Laboratorium Veteriner DPKH Riau mengambil sampel unggas yang mati mendadak di Kampar, awal bulan lalu. (DPKH UNTUK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Se­telah ditemukannya ung­gas yang positif flu burung di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Kota Kampar, Kabupaten Kampar, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Diskes) Riau belum menerima laporan adanya manusia atau masyarakat Riau yang terjangkit flu burung. Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin mengatakan, usai adanya temuan unggas yang positif flu burung di Kampar tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Kampar. Tujuannya untuk melakukan upaya koordinasi pencegahan penyebaran virus tersebut.

“Sampai saat ini kami belum dapat laporan ada masyarakat Riau yang terjangkit flu burung. Kami juga sedang berkoordinasi dengan pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau,” katanya.


Lebih lanjut dikatakannya, terkait virus flu burung, pihaknya sudah menerima surat edaran kewaspadaan terkait kasus flu burung dari Kementerian kesehatan (Kemenkes). Hal tersebut menindaklanjuti adanya kasus flu burung pada manusia di Kamboja.

“Kami sudah menerima surat edaran dari Kemenkes, kami diminta untuk mengingatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota agar mengambil langkah-langkah pencegahan,” kata Zainal.

Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan surat edaran dari Kemenkes RI, seluruh institusi diminta untuk saling berkoordinasi untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran flu burung pada manusia.

“Pemda juga diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan dan kapasitas labkesmas sebagai upaya pemeriksaan sampel dari kasus gejala flu burung dan penatalaksanaan kasus suspek flu burung sesuai pedoman yang berlaku,” ujarnya.

Pada daerah yang menjadi  Surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) untuk waspada pada penemuan kasus suspek flu burung yang terjadi di KLB Avian Influenza pada unggas.

Puskesmas juga harus melaporkan kasus suspek flu burung jika ditemukan di tempatnya kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam kurun waktu kurang dari 24 jam melalui Sistem Surveilans Berbasis Kejadian dan Sistem Kewaspadaan Dini serta Respons (SKDR).

“Kemudian dinas kesehatan perlu melaporkan kasus tersebut kepada PHEOC dan Ditjen P2P selama kurang dari 24 jam,” ujarnya.

Selanjutnya, pemda juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus flu burung dari dalam maupun luar negeri. Ditjen P2P Kementerian Kesehatan juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP untuk meningkatkan pengawasan pada pelaku perjalanan di dalam dan luar negeri. KKP diminta untuk mengawasi setiap pelaku perjalanan baik di pelabuhan, bandar udara, ataupun pos lintas darat negara.

“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada dan terus menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Apabila masyarakat menemukan unggas yang mati secara mendadak di lingkungannya, diharap segera melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Peternakan setempat dan segera lakukan pengecekan kesehatan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya apabila memiliki gejala flu dan demam atau memiliki riwayat dengan faktor resiko tertentu,” imbaunya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), telah menerima hasil uji sampel terhadap ratusan unggas yang mati mendadak di Kabupaten Kampar dari Laboratorium BVET Bukittinggi. Hasilnya dilaporkan bahwa unggas-unggas yang mati tersebut positif terserang flu burung.

Kepala Dinas PKH Provinsi Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Faralinda Sari mengatakan, pihaknya telah mengirimkan sampel unggas yang mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar sejak awal bulan Maret lalu. Dan pihaknya baru saja mendapatkan hasil uji laboratorium tersebut.

“Hasilnya yang kami terima, ayam mati mendadak di Desa Koto Masjid, XIII Koto Kampar itu positif flu burung atau avian influenza (H5N1),” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, selain di Kabupaten Kampar, pihaknya hingga saat ini belum mendapatkan laporan ada unggas di daerah lain yang ditemukan mati mendadak. Namun demikian, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada petugas kesehatan di 12 kabupaten/kota, untuk melaporkan jika ada temuan unggas yang mati mendadak.

“Yang jelas sekarang ini kami imbau tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan unggas. Petugas di lapangan juga sudah diingatkan untuk siaga,” ujarnya.(sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook