PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau mengirimkan disinfektan kepada para peternak unggas untuk mencegah flu burung. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran flu burung setelah ditemukannya kasus ini di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, baru-baru ini.
“Karena sudah dinyatakan positif flu burung ratusan unggas yang mati di Kampar maka kami memberikan disinfektan kepada peternak untuk pencegahan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, DPKH Provinsi Riau, drh Faralinda Sari kepada Riau Pos, Selasa (28/3).
Dengan temuan kasus flu burung tersebut, Dinas PKH Riau hingga saat ini terus memonitor dan melakukan pencegahan agar tidak menular ke 11 kabupaten/kota lainnya di Riau. Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh peternak agar segera melapor apabila menemukan kasus unggas mati mendadak.
“Seluruh petugas kesehatan hewan di kabupaten kota sudah diinstruksikan untuk segera melaporkan, jika ada kematian unggas mendadak dan jumlahnya yang banyak ke integrated Sistem Informasi Kesehatan Nasional atau ISikhnas,” imbaunya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan.
“Penggantian baju setiap masuk dan keluar kandang dan langsung dicuci setiap harinya sampai dengan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan yang berkala,” sebutnya.
Untuk ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar membeli ayam, diminta menjaga kebersihan personal dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun.
‘’Jangan khawatir untuk mengkonsumsi ayam dan produknya karena tidak menular melalui cara dikonsumsi. Yang perlu dikhawatirkan adalah sekresi/cairan/lendir atau kotoran dari ayam yang menempel pada produk unggas,’’ ujarnya.
“Virus Avian Influenza mati ketika dipanaskan pada suhu 80 derajat celcius selama minimal 2-10 menit. Selama produk unggas dimasak secara sempurna, tidak perlu khawatir tertular. Periksakan ke dokter jika ada anggota keluarga yang mengalami demam atau gejala flu setelah ada kontak dengan unggas,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunak Keswan) Kabupaten Kampar Ali Sabri melalui Kabid Kesehatan Hewan drh Deyus Herman mengatakan, ada sekitar 400 ternak unggas yang terkena virus flu burung pada awal sampai pertengahan Februari yang lalu.
Untuk mencegah penularan virus flu burung ini maka unggas yang terjangkit flu burung di Desa Koto Masjid sudah dibakar semuanya. ‘’Kita juga melakukan penyemprotan ke kandang unggas. Selain itu, kami juga melakukan vaksinasi kepada unggas yang masih hidup. Alhamdulillah sejak kejadian di Desa Koto Masjid sampai sekarang belum ada ditemukan unggas yang mati karena virus flu burung di daerah lain di Kabupaten Kampar,’’ ungkap Deyus Herman.
Deyus Herman mengatakan, untuk memutuskan mata penyebaran flu burung ini, selain penyemprotan dan vaksin juga melakukan edukasi kepada masyarakat terkait apa langkah yang akan dilakukan. ‘’Kalau ada unggas yang mati tidak boleh di buang ke sungai tapi harus dibakar. Cara memegangnya harus pakai sarung tangan karena virusnya bisa menular. Itu yang diedukasi ke masyarakat,’’ jelas Deyus Herman.
Deyus Herman menambahkan, flu burung ini bisa menular kepada manusia. Penularannya melalui kontak langsung dengan unggas yang terkena virus flu burung. Misalnya ada unggas yang mati, lalu dipegang virusnya masih ada, ini yang berpotensi untuk menular. Tak boleh Pegang langsung. ‘’Virus itu akan mati pada suhu 80 derajat celcius sampai 100 derajat celcius. Sampai ini belum ada virus flu burung ini yang tertular ke manusia,’’ kata Deyus Herman.
Menurut Deyus Herman, yang perlu diwaspadai lalu lintas ternak unggas ini yang bisa menularkan sesama hewan dan juga kepada manusia. Sejauh ini yang terkena virus pada unggas kampung (ayam kampung). Untuk pengawasan lalu lintas unggas ini perlu ada posko cek poin yang memeriksa unggas masuk ke wilayah Riau, khususnya Kabupaten Kampar dari luar daerah.
‘’Kami sudah membuat surat edaran ke seluruh camat untuk kasus flu burung untuk segera melaporkan ke Disbunak Keswan,’’ harap Deyus Herman.
Sehari sebelumnya, Ali Sabri juga mengaku sudah melakukan antisipasi dengan mengadakan pertemuan dengan UPT Kesehatan Hewan (Keswan) yang ada di Kabupaten Kampar. Ali Sabri pun mengimbau UPT Keswan untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa dan pihak kecamatan agar melaporkan kalau ada kasus flu burung ini di desa mereka.
Ali Sabri menambahkan, pihak dinas juga sudah menyampaikan surat ke UPT Keswan, pemdes dan pemcam yang langsung ditandangani Pj Bupati agar menyampaikan kalau muncul kasus flu burung di daerah mereka. “Sebagai langkah antisipasi kami juga mengimbau masyarakat untuk melakukan penyemprotan di kandang unggas dan melakukan vaksinasi, dan edukasi masyarakat,” tegas Ali Sabri.(sol/kom)