PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Fenomena supermoon berpotensi memicu banjir rob atau pasang air laut. Alhasil, tiga daerah pesisir Riau yakni Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Pelalawan diterjang banjir rob sejak beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau pun yang meminta masyarakat yang tinggal di daerah pesisir Riau untuk waspada terhadap ancaman banjir rob.
Pasang air laut yang biasa disebut warga pasang keling kembali merendam Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan.
Kedalaman air 50 sentimeter atau sepaha orang dewasa ini, telah merendam ratusan fasilitas umum seperti badan jalan, pasar, Kantor KUA Kuala Kampar, jalan lingkungan. ''Ya, akibat banjir ini, sangat banyak rumah yang direndam air. Dan bagi warga yang rumah yang masuk air, terpaksa harta bendanya diselamatkan,’’ terang salah seorang warga Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar, Agustian kepada Riau Pos, Selasa (24/1).
''Sedangkan lapangan sepakbola Teluk Dalam yang telah digenangi air, bisa dijadikan tempat untuk menggelar lomba Jong Katel. Begitulah dalamnya air saat pasang keling terjadi yang sangat mengganggu aktivitas warga,'' tambahnya.
Agustian yang menjabat Ketua Forum Masyarakat Kuala Kampar (FMKK) menuturkan, banjir tersebut sudah berlangsung sejak Senin (23/1) akibat tanggul penahan luapan air laut terlalu rendah. ''Jadi, banjir ini karena tanggul penahan air pasang laut yang dibangun Pemkab Pelalawan lebih rendah dari air pasang. Akibatnya, air melampaui tanggul dan merendam ratusan rumah warga. Meski tak bisa berbuat banyak, namun bagi warga yang rumahnya dimasuki air, terpaksa menyelamatkan harta benda mereka,'' paparnya.
Di tempat terpisah, Camat Kuala Kampar Elrasyidy Alby SSos membenarkan banjir rob yang merendam Kelurahan Teluk Dalam atau juga Penyalai dengan intensitas air setinggi paha orang dewasa. ''Untuk itu, kami akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Pelalawan agar dapat melakukan rehab jalan warga dan rehab tanggul penahan air laut yang lebih tinggi,'' tuturnya.
Jika Kuala Kampar masih digenang air banjir rob, banjir yang sempat merendam ratusan rumah tujuh desa di Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti sejak Senin (23/1) pagi mulai surut, Selasa (24/1). ''Dari pantauan kami dan laporan pihak kecamatan melalui masing-masing pemerintah desa pagi ini, sudah mulai surut. Tidak separah kemarin pagi,'' ungkap Plt Kalaksa BPBD Meranti Eko Setiawan kepada Riau Pos, Selasa (24/1).
Padahal sejak Senin (23/1) sore hingga saat ini intensitas hujan masih tinggi. Malah kata Eko, mulai dari dini hari hingga saat ini intensitas hujan lebih tinggi dari kemarin. Namun air bisa surut drastis. Dengan demikian, ia memastikan fungsi seluruh daerah aliran sungai (DAS) normal kembali. ''Untuk hari ini (kemarin, red) pasang air laut tidak tinggi. Jadi DAS berfungsi dengan baik,'' bebernya.
1 KK Mengungsi di Pulau Rupat
Hujan deras disertai naiknya air pasang laut dalam empat hari terakhir, membuat sejumlah rumah teredam banjir. Bahkan 1 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi akibat rumahnya diterjang abrasi di Dusun Tanjung Jering, Desa Sri Tanjung, Kecamatan Rupat, Bengkalis, Selasa (24/1).
''Hujan yang mengguyur wilayah Pulau Rupat membuat 1 rumah mengalami rusak berat akibat abrasi di bibir Sungai Desa Sri Tanjung,'' ujar Surya, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Rupat Bengkalis, Selasa (24/1).
Ia mengatakan, hujan deras sejak Ahad (22/1) sempat menimbulkan genangan air yang cukup dalam di daerahnya. Ditambah lagi pasang yang cukup besar membuat air dari darat dan laut bertahan dan menimbulkan banjir. ''Kami mengharapkan dengan kondisi ini adanya bantuan dari pemerintah terhadap korban tanah longsor yang menyebabkan 1 KK mengungsi,'' harapnya.
Hal serupa juga terjadi di Pulau Bengkalis. Di mana hujan yang mengguyur Pulau Bengkalis sejak Ahad (22/1) membuat rumah warga teredam banjir. Seperti di Desa Penebal, Penampi, Kuala Alam, dan Desa Pematang Duku Timur, Kecamatan Bengkalis mengalami banjir.
Bahkan akibat pasang air laut yang terjadi menjelang siang membuat jalan lintas desa tikungan parot Bengkok Desa Pematang Duku Timur mengalami putus. ''Ya, ini akibat hujan deras dan juga naiknya air pasang laut membuat jalan lintas kecamatan putus,'' ujar Jamil salah seorang warga Desa Penebal.
8 Rumah di Kuindra Terkena Abrasi
Sementara itu, di Indragiri Hilir, tepatnya di Dusun Kalimantan, Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri (Kundra), delapan rumah terkena abrasi, Selasa (23/1) dinihari.
Dari delapan rumah tersebut, tiga di antaranya masuk ke sungai dan 5 lainnya mengalami kerusakan cukup parah. Meski demikian, tidak terdapat korban jiwa. Namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Desa (Kades) Sungai Bela, Erwandi, mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti, camat BPBD hingga Bupati Inhil. ''Pak Bupati, bersama BPBD akan meninjau lokasi dan korban,'' kata Erwandi.
Para korban saat ini, mengungsi ke rumah para tetangga dan sanak family yang dianggap lebih aman. Seraya menunggu bantuan dan kebijakan dari pemerintah lebih tinggi. (amn/wir/ksm/ind)