Masih menurut Gubri, beberapa Provinsi yang hadir dari Sumatera seperti Sumsel, Jambi, Riau dan Aceh. Kemudian provinsi lain Kalimantan dan dari Indonesia timur. Dalam kesempatan tersebut pihak BMKG juga memaparkan tentang kecendrungan dimana pada bulan Agustus ini panas semakin meningkat.
“Makanya diminta meningkatkan kewaspaan kita. Komitmen kita tahun ini sukseskan iven internasional Asian Games, kita juga ada iven lain 17an dan sebelumnya juga bertaraf nasional,” sambungnya.
Satgas Berjibaku
Riau sempat dikepung 103 titik panas atau hot spot pada Rabu (15/8). Namun pada petangnya, turun menjadi 22 titik. Meski demikian, tim satuan tugas (satgas) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih berjibaku memadamkan api.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Marzuki menjelaskan, berdasarkan data yang dirilis pada Rabu pukul 16.00 WIB, terpantau 27 hot spot di Sumatera.
Jumlah itu tersebar di tiga provinsi. Antara lain Sumatera Utara (3 titik), Kepulauan Riau (2), dan Riau paling banyak (22 ). “Di Riau terpantau di dua kabupaten. Yakni Rokan Hilir 19 titik dan Bengkalis tiga titik. Sedangkan titik api atau dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen, ada 13 titik di Rohil,” ujar Marzuki.
Pada paginya, kata Marzuki, hot spot masih terpantau 103 titik. Sama dengan hasil pantauan Selasa (14/8). Dari jumlah itu, yang dominan terdapat di Rohil. Sehingga daerah ini mendapat perhatian khusus.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, meski titik api sudah mengalami penurunan, namun tim satgas karhutla masih berjibaku memadamkan api. Pemadaman fokus dilakukan di Rohil. “Kekuatan penuh kami turunkan saat ini. Sekarang saya sama Pak Bupati Rohil melakukan pantauan dari udara,” ujar Edwar Sanger saat dihubungi, Rabu (15/8) siang.
Pemantauan itu sekaligus melihat kondisi lahan-lahan yang terbakar. Di samping itu, pemantauan dilakukan untuk mengecek hot spot seperti yang terpantau oleh satelit. “Saya beri penjelasan ke Pak Bupati lokasi-lokasi yang terbakar dan membandingkan dengan pantauan hot spot,” ujarnya.
Tak hanya pemantauan, empat helikopter masih terus melakukan water bombing untuk pemadaman lahan. Ada empat helikopter yang dikerahkan. Yakni satu unit jenis MI-171, satu Bell 214 dan dua unit Kamov. “Kami fokus melakukan pemadaman di lokasi. Baik pemadaman melalui udara, maupun di darat,” ujarnya.
Saat ditanya sudah berapa lahan terbakar dalam dua hari ini, dia belum bisa menjelaskan. Sebab, pihaknya masih melakukan pendataan. Diketahui, terhitung sejak Januari hingga 13 Agustus 2018, sudah ada 2.891,51 hektare lahan yang terbakar. Potensi meluasnya karhutla ini masih tinggi, karena curah hujan yang rendah.
Dari 2.891,51 hektare lahan yang terbakar, tersebar di 11 kabupaten/kota di Riau. Paling luas terbakar di Kepulauan Meranti, dengan totoal 938,31 ha lahan terbakar. Berikutnya Rohil (488,85 ha), Bengkalis (423 ha), Dumai (396,75 ha), Inhu (289,5 ha), Siak (136,5 ha), Pelalawan (92,5 ha), Pekanbaru (44,6 ha), Kampar (41 ha), Inhil (37 ha), dan Rohul (3,5 ha). Dalam catatan BPBD Riau, Kabupaten Kuantan Singingi nihil kebakaran hutan dalam tahun ini.(dal/egp/cr9)