Ditambahkannya, bahwa berkaca dari pengalaman karhutla tahun 2019 lalu, maka Polres Pelalawan bersama seluruh unsur elemen masyarakat Kabupaten Pelalawan telah siap melakukan upaya antisipasi. Selain membentuk tim gabungan dengan SDM yang andal, pihaknya juga telah menyiapkan kelengkapan segala sarana dan prasarana (sarpras) untuk mengantisipasi karhutla tahun 2020 ini. Salah satunya mengintensifkan pemantauan titik api melalui udara menggunakan drone di daerah rawan karhutla seperti kecamatan Teluk Meranti, Kerumutan, Ukui, Pangkalan Kuras dan Langgam.
Sementara itu, sebelumnya pada Rabu siang tanggal 8 Januari lalu, karhutla terjadi di Kecamatan Teluk Meranti. Tepatnya di Desa Pulau Muda. Di mana karhutla itu diketahui melalui satelit BMKG Riau adanya temuan tiga hot spot dengan level kepercayaan di atas 70 persen yang ternyata telah berubah menjadi titik api. Akibat kejadian itu setidaknya lahan kosong seluas setengah hektare di desa tersebut hangus terbakar.
"Kalau luas lahannya yang terbakar, diperkirakan kurang lebih setengah hektar lah. Hanya saja, lokasi lahan yang terbakar itu sangat jauh dari permukiman masyarakat dan tak bisa ditempuh kendaraan. Alhamdulillah, api berhasil dipadamkan dan dilakukan pendinginan oleh tim gabungan rayonisasi Kecamatan Teluk Meranti pada hari itu juga," ujar Camat Teluk Meranti Zakirman SH ketika dikonfirmasi Riau Pos.
Komitmen Antisipasi Karhutla
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK MH mulai memprioritaskan pencegahan melalui patroli dan deteksi karhutla secara dini. Menurutnya pekerjaan pencegahan karhutla di Tanah Air tak bisa diatasi sendiri. Peran seluruh pihak sangat berarti, mulai dari memberikan pemahaman untuk mengantisipasi karhutla, sampai aksi nyata dalam pencegahannya.
Hal itu dibeberkan Kapolres saat melakukan pengecekan terhadap peralatan penanganan karhutla PT Sumatera Riang Lestari (SRL) di Desa Tebun, Kecamatan Rangsang, Selasa (21/1).
"Kolaborasi pencegahan kebakaran harus terus dilakukan. Tidak hanya Polri dan pemerintah saja, namun juga swasta, masyarakat dan seluruh pihak terkait terus bersinergi untuk menanggulangi karhutla," bebernya.
Dengan demikian, Taufiq meminta komitmen dan keseriusan PT SRL melakukan pencegahan dini karhutla. Dimulai dari pemasangan spanduk imbauan dan lainnya. Kemudian, pencegahan kebakaran mulai dari memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar konsesi, untuk tidak melakukan kegiatan pembukaan lahan tanpa bakar yang disinyalir menjadi penyebab utama karhutla selama ini.
"Untuk peralatan sudah sangat siaga. Ke depan mereka akan menyediakan alat aplikasi lancang kuning guna mengetahui hot spot," ujar Taufiq.
Sementara itu Humas PT SRL Eko Firgustin Elfizan mengatakan hingga saat ini, pihaknya telah menginvestasikan sumber daya penanggulangan kebakaran. Termasuk satu unit mobil damkar, dua airboats, 134 waterpoint, dan 1 unit menara pemantauan api di wilayah operasi. Untuk memberikan pemahaman, PT RSL berjanji akan membantu mengurangi risiko kebakaran melalui Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program) yang berfokus pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketahanan masyarakat dalam pengelolaan kebakaran.
Tahun 2019 lalu kata dia, dua desa telah dianugerahkan reward, karena berhasil menjaga hutan dan lahan mereka terhindar dari Karhutla, yaknini Desa Tanjung Medang dan Gayung Kiri Kecamatan Rangsang.
"Dengan demikian mudah-mudahan ke depan bisa semakin bertambah lagi," pungkasnya.(sol/amn/wir/ted)
Laporan: TIM RIAU POS