(RIAUPOS.CO) -- Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat di 16 kecamatan, agar tidak panik dengan adanya pemberitaan telah ada penderita yang terserang penyakit cacar monyet di negara tetangga.
Sementara untuk Kabupaten Rokan Hulu saat ini belum ada terima laporan masyarakat dan ditemukan kasus penderita cacar monyet.
Namun untuk mengantisipasi menyebarnya penyakit langka tersebut, Diskes Rohul telah melakukan sosialisasi melalui 21 Puskesmas kepada masyarakat untuk lebih waspada dan tetap menjaga kebersihan lingkungan.
‘’Kita imbau masyarakat Rohul tidak panik dengan adanya pemberitaan mengenai penyakit cacar monyet atau monkeypox. Karena saat ini belum ditemukan kasusnya di Indonesia. Tapi masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit yang disebabkan penularan dari hewan ke manusia ini. Selain masyarakat menjalankan gaya hidup sehat dan bersih,’’ ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rohul dr Bambang Triono, Selasa (21/5).
Menurutnya, penyakit cacar monyet disebabkan penyebaran virus yang ditularkan melalui binatang. Penularan bisa terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.
Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Untuk penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.
Bambang menjelaskan, gejala atau tanda penyakit itu, masa inkubasi monkeypox biasanya 6–16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5–21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.(adv)