PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah pusat pada tahun ini menetapkan target realisasi produksi minyak bumi siap jual (lifting) di Riau, turun dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Di mana pada tahun lalu, realisasi lifting minyak bumi di Riau mencapai 83 juta barel, sedangkan tahun ini targetnya hanya berkisar pada 80 juta barel.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau, Indra Agus Lukman mengatakan, target lifting tahun ini tersebut ditetapkan untuk sembilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melakukan kegiatan eksploitasi minyak bumi di Provinsi Riau.
‘’Pada triwulan pertama tahun ini, lifting yang sudah masuk dari sembilan KKKS yakni PT Chevron, BOB, PHE Siak, PHE Kampar, Pertamina EMP, EMP Buntu, EMP Malacca dan SPR Langgak mencapai 19 juta barel,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, menurunnya target lifting minyak bumi Riau sebagian besar juga dipengaruhi oleh produksi minyak PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) yang menurun menjelang peralihan Blok Rokan pada tahun 2021.
“Tahun 2019 ini, pihak Chevron ditargetkan 209.000 barel per hari, kenyataan baru terealisasi sekitar 194.000 barel per hari,” sebutnya.
Menurut Indra, faktor lainnya yang membuat target lifting perhari Chevron tidak terpenuhi yakni karena pihak Chevron tidak lagi melakukan investasi untuk menambah produksi menjelang akhir peralihan ke Pertamina. Selain itu juga karena masih fluktuatif-nya harga jual minyak bumi, sehingga terkadang biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
“Chevron habis masa kontraknya pada 2021 mendatang, tentu mereka tidak ada investasi apa-apa, cuma mempertahankan kondisi sekarang saja. Harapan kami setelah diserahkan ke Pertamina, realisasi lifting kita bisa lebih bagus lagi,” harapnya.
Sementara itu, untuk produksi batubara di Provinsi Riau pada tahun 2018 lalu mencapai 1,7 juta metrik ton (MT) lebih dan terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut, dihasilkan dari tambang batu bara ditiga daerah di yakni Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir.
“Pada tahun 2016 produksi batu bara di Riau 553,938 MT, tahun 2017 1.492.671 MT dan 2018 1.712.061 MT. Kedepannya, kita tentu berharap produksi batu bara ini bisa terus meningkat. Karena masih ada tiga daerah lagi yang juga memiliki potensi batubara namun bekum dikelola. Tiga daerah yang juga memiliki potensi batu bara di Riau yakni Kabupaten Kampar, Pelalawan dan Rokan Hulu,” katanya.(sol)