PENCARIAN YANG HILANG TERUS DILANJUTKAN

2.588 Jemaah Haji Riau Sudah Kembali

Riau | Senin, 10 Juli 2023 - 11:10 WIB

2.588 Jemaah Haji Riau Sudah Kembali
Grafis (DOK: RIAUPOS.CO)

Maytizah mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga Idun. Berdasarkan hasil konsultasi, pihak keluarga meyakini Idun masih berada di Arafah. Petugas kemudian menyisir lagi Arafah. Berbagai sudut maktab (tempat penginapan) di Arafah sudah disusuri.

Satu per satu tenda maktab yang belum dibongkar dimasuki. Termasuk toilet tempat terakhir kali Idun pamitan. Juga di luar wilayah yang ditempati tenda. “Sudah kami sisir di maktab di Arafah, tidak ketemu,” ungkap Maytizah.


Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Haji (Kabid Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid juga menghubungi Saidi, salah satu anak Idun. Dalam percakapan itu, Saidi memastikan ayahnya hanya bisa ditemui oleh habib atau oleh petugas haji. “Kami keluarga berharap bisa ditemukan segera. Kami cuma bisa berdoa. Kita samo samo (sama sama) berdoalah dari sini,” ujarnya melalui video call.

Harun mengatakan, pencarian masih terus dilakukan. Dia membentuk beberapa tim yang disebar. Sebagian besar rumah sakit sudah didatangi, kamar mayat, hingga ruang inap sudah dilihat satu per satu. Pencarian juga dilakukan ke Jabal Rahmah dan lokasi lain yang jauh dari titik hilang pertama. “Kami sudah upayakan pencarian di berbagai tempat, berulang kali kita laksanakan,” kata Harun.

Sementara itu dari Jakarta, Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan mulai Senin (10/7) hari ini jemaah haji gelombang kedua diberangkatkan ke Madinah. Dengan demikian, jemaah haji Indonesia yang di Kota Makkah bakal berangsur kembali sepi. Pasalnya ada jemaah yang dipulangkan ke Tanah Air dan diberangkatkan ke Madinah.

Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado mengatakan, pergerakan jemaah haji gelombang kedua itu, kebalikan dari gelombang pertama. Jemaah haji gelombang pertama, waktu itu mengawali ibadah haji dengan mendarat di Madinah dan pulang ke Tanah Air dari Jeddah. Sedangkan jemaah gelombang kedua, tiba di Jeddah dan nanti pulang dari Madinah.

Jemaah haji gelombang kedua diberangkatkan ke Madinah juga untuk menjalankan ibadah arbain. Atau salat wajib 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. ’’Mereka akan berada di Madinah sekitar delapan atau sembilan hari,’’ kata Dodo di Asrama Haji Pondok Gede, Ahad (9/7).

Dodo mengatakan petugas daerah kerja (daker) Madinah sudah siap menyambut kedatangan jemaah haji. Di antara persiapan menyambut kedatangan jemaah itu adalah, petugas haji sudah berkoordinasi dengan penyedia katering. Supaya saat jemaah tiba di Madinah, katering sudah siap. Selain itu juga disiapkan layanan untuk jemaah lansia.

Dodo menuturkan perjalanan dari Makkah ke Madinah dilakukan menggunakan bus. Menempuh perjalanan sekitar enam jam. Jemaah diminta untuk menjaga stamina, makan, dan minum yang cukup sebelum diberangkatkan ke Madinah. Selama perjalanan, jemaah juga bisa melakukan peregangan di dalam bus.

Seiring waktu pulang jamaah haji dari Arab Saudi, masih ada beberapa yang terpaksa harus pulang belakangan. Sebab mereka yang pulang tidak bersama dengan kloternya karena sakit dan tidak laik terbang. Sehingga mereka harus tanazul.

Kepala KKHI Makkah dr Edi Supriyatna mengungkapkan hingga 16 Juli mendatang sudah dijadwalkan 15 jemaah haji yang akan dipulangkan dengan mekanisme tanazul. Selain itu KKHI Makkah sudah mengajukan 36 usulan tanazul ke layanan kepulangan.  “Data ini sifatnya masih dinamis,” ungkap Edi.


Salah satu jemaah haji sakit yang dipulangkan pada Sabtu lalu adalah Salamah. Perempuan 78 tahun itu berasal kloter SUB 10. Salamah kembali ke tanah air melalui proses tanazul dari KKHI Makkah karena kloter asalnya yakni SUB 10 telah kembali ke tanah air sejak 7 juli lalu. “Ibu Salamah, jemaah haji sakit yang tertunda kepulangannya karena kondisi kesehatannya,” kata Edi.

Salamah menuju Bandara Jeddah dengan menggunakan ambulans dan didampingi oleh satu dokter dan perawat untuk memastikan kondisinya terus stabil. Selain itu setibanya di Bandara Jeddah, Salamah akan distabilkan dahulu di pos kesehatan Bandara Jeddah.

Edi menambahkan bahwa terdapat dua istilah tanazul yaitu tanazul awal dan tanazul akhir. Tanazul awal dilakukan jika jemaah haji sakit tidak memungkinkan untuk tinggal dan beraktifitas lebih lama di Tanah Suci namun saat dipulangkan kondisi jemaah haji tersebut dalam kondisi stabil dan laik terbang. Jemaah haji yang dipulangkan dengan mekanisme tanazul awal akan dititipkan dengan kloter lain dalam embarkasi yang sama sebelum jadwal kepulangan kloter asal.

Sedangkan tanazul akhir dilakukan kepada jemaah haji sakit yang tertinggal dari jadwal pemulangan kloter asal karena kondisinya yang belum stabil dan belum laik terbang. Pemulangan Salamah ini melalui mekanisme tanazul akhir. “Harapan kami jemaah haji yang sakit dapat dipulangkan ke tanah air dengan aman, tetap stabil kondisinya, selamat sampai ke tanah air dan bertemu kembali dengan keluarga,” ucap Edi.(ilo/wan/lyn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook