KUOTA PETUGAS HAJI DIPANGKAS

Satu Jemaah Haji Riau Belum Sadarkan Diri di Arab Saudi

Pekanbaru | Selasa, 19 September 2023 - 09:24 WIB

Satu Jemaah Haji Riau Belum Sadarkan Diri di Arab Saudi
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Dr H Mahyudin MA

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Musim haji telah selesai, namun satu jemaah haji Riau asal Kabupaten Bengkalis Sogimin bin Bomin Karto Sumitro masih dalam perawatan medis di rumah sakit di Arab Saudi. Jemaah haji ini tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 10 BTH.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, Dr H Mahyudin MA menyebutkan Sogimin masih tidak sadarkan diri. Namun,  Mahyudin tidak merinci penyakit apa yang menyebabkan jemaah tersebut, masih belum bisa dipulangkan ke Tanah Air itu. “Jemaah yang sakit di Arab Saudi itu kan awalnya musim haji belum selesai, maka itu menjadi kewajiban maktab masing-masing. Setelah musim haji selesai, mereka ditangani oleh di kantor pusat haji Indonesia yang ada di Jeddah,” ujar Mahyudin kepada Riau Pos, Senin (18/9).


Meski demikian, Kemenag Riau masih tetap memantau perkembangan kesehatan jemaah haji tersebut. “Informasi terbaru jemaah haji tersebut masih dalam perawatan dan belum sadarkan diri. Semoga segera sadarkan dan sehat sehingga dapat dipulangkan bertemu lagi dengan keluarganya yang sudah menunggu,” ujarnya.

Mahyudin menjelaskan, jemaah haji yang dirawat di Arab Saudi pasca musim haji tidak hanya dari Riau, namun jemaah asal daerah lain juga ada. Berdasarkan data Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, jumlahnya mencapai seratusan orang.  Sebagian jemaah yang sudah membaik telah dipulangkan ke Tanah Air dengan rekomendasi tim dokter yang merawat jemaah. “Kalau kata dokter sudah boleh diterbangkan ke Indonesia, maka bisa segera dipulangkan,” terangnya.

Kemenag Riau telah mempersiapkan tim yang akan mendampingi jemaah tersebut ketika tim dokter memperbolehkan terbang ke Tanah Air. Saat ini Kemenag Riau sifatnya hanya bisa menunggu perkembangannya kesehatan jemaah yang dirawat tersebut.

“Kita juga sudah siap untuk mendampingi jemaah jika sudah dipulangkan, seperti sebelumnya menjemput jemaah di Jakarta,” ungkapnya.

Bahkan, Tim Kemenag Riau juga siap mendampingi hingga ke Bengkalis. “Kita juga sudah siapkan petugas untuk dibawa ke Bengkalis tempat tinggal jemaah,” terangnya.

Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof H Hilman Latief MA PhD juga membenarkan masih ada jemaah Indonesia yang hingga sekarang dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.

“Ada ratusan jemaah Indonesia yang sempat dirawat di Arab Saudi saat musim haji kemarin. Yang jemaah Riau juga ada. Satu sudah dipulangkan dan masih ada satu jemaah lagi. Jemaah yang dirawat sekarang sudah berkurang tinggal puluhan karena sudah ada yang sehat,” terangnya.

Rapat evaluasi haji 2023 antara Komisi VIII DPR dengan Kementerian Agama (Kemenag) digelar di Jakarta, Senin (18/9) . Banyak hal diungkapkan, di antaranya adalah jumlah petugas haji tahun depan bakal berkurang cukup banyak dibandingkan dengan tahun ini. Meskipun begitu pemerintah tetap memberikan kuota prioritas untuk jemaah lanjut usia (lansia).

Fakta pengurangan jumlah petugas haji itu disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas. ’’Kuota petugas haji kita 4.200 di 2023. Tahun depan dikasih kuota petugas 2.000 saja. Kita belum tahu apa dasarnya,’’ kata Yaqut.  Dia mengatakan pengurangan kuota petugas haji itu berpotensi jadi masalah tersendiri. Pasalnya Yaqut mengatakan tahun depan kuota Indonesia tetap di angka 221 ribu.

Dia menjelaskan seharusnya kemarin digelar rapat dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi soal kuota petugas haji itu. Tetapi rapat tersebut ditunda karena ada rapat dengan Komisi VIII DPR. Rencananya rapat dengan pihak Saudi itu dijadwal ulang hari ini secara virtual.

Dia mengatakan keberadaan petugas haji yang proporsional masih cukup penting. Pasalnya tahun depan pemerintah tetap memberikan kuota prioritas kepada kelompok jemaah lansia. Pasalnya saat ini masih ada sekitar 590 ribu calon jemaah haji lansia di daftar tunggu atau waiting list. Sementara itu haji tahun depan saja, diperkirakan ada 45 ribuan jemaah lansia.

Yaqut menuturkan ada beberapa aspek pelayanan haji 2023 yang jadi catatan. Di antaranya adalah pada layanan penerbangan, masih ditemukan berbagai persoalan. Seperti perubahan jadwal atau delayed serta perubahan kapasitas pesawat. Dampak dari perubahan kapasitas pesawat itu, terjadi perubahan atau pergeseran jemaah dari satu kloter ke kloter lainnya.

Terkait dengan persoalan di Armuzna, khususnya keterlambatan jemputan bus di Mudzalifah dan pendistribusian makanan di Mina, Yaqut mengatakan sudah mendapatkan hasil investigasi dari KPK-nya Arab Saudi. Hasilnya KPK-nya Arab Saudi menemukan sejumlah kekurangan pelayanan yang seharusnya dilakukan oleh pihak ketiga atau masyarikh.

Dari hasil investigasi itu, Saudi bakal memberikan kompensasi atau ganti rugi. Tetapi untuk nilainya masih dihitung oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Kompensasi juga bakal diberikan oleh pihak maskapai pengangkut jemaah. Sebab imbas dari keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan, Kemenag menanggung biaya makanan dan akomodasi jemaah.

Pada rapat tersebut, banyak masukan soal perbaikan layanan haji. Diantara yang disinggung adalah soal tambahan air zamzam 5 liter per jemaah yang hingga sekarang belum diterima. Informasi awal, tambahan air zamzam itu akan diberikan secara langsung melalui kantor Kemenag di kabupaten/kota.(ilo/wan/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook