JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, daging dam jemaah haji Indonesia dikirim pulang ke tanah air. Tujuannya untuk perbaikan gizi masyarakat miskin di Indonesia. Sayangnya sudah berbulan-bulan musim haji 2023 selesai, daging dam tersebut belum bisa didistribusikan.
Informasi terkini daging dam dari 3.000 jemaah dan petugas haji Indonesia tertahan di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Persoalannya daging tersebut harus menjalani pemeriksaan karantina terlebih dahulu. Dalam pengiriman daging dam tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum tidak banyak komentar soal daging dam yang belum bisa didistribusikan itu. "Doakan supaya cepat keluar," katanya di sela peresmian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kerja sama Baznas dengan HP Asset Management di Kota Depok, Jumat (6/10).
Dia juga mohon doa supaya ke depan semakin banyak dam haji yang dikirim balik ke Indonesia. Mahdum menyampaikan bahwa pihaknya ingin membawa dam ini ke Indonesia adalah karena kepatuhan atas regulasi yang berlaku. Serta kepatutan agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Ia menyatakan potensi nilai dam haji Indonesia adalah 230 ribu ekor kambing atau senilai dengan Rp500 miliar. Dam tersebut wajib dibayar bagi jemaah haji tamatuk. Mereka dikenai dam atau denda karena melepas baju ihram. Hampir seluruh jemaah haji Indonesia adalah haji tamatuk dan wajib bayar dam satu ekor kambing atau domba. Tingginya potensi daging dam itu, bisa untuk mengatasi masalah di kalangan masyarakat kurang mampu. Seperti stunting dan lainnya.
Mahdum mengatakan persoalan di masyarakat kurang mampu bukan hanya soal gizi. Tetapi juga seperti sanitasi. Dia mengatakan masih banyak keluarga masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki sanitasi seperti MCK yang layak. Atau kalaupun ada, kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan.
Untuk diketahui, persoalan masih tertahannya daging dam haji di Tanjung Priok itu terungkap dalam rapat antara Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag dengan Kementerian Pertanian. Daging Dam saat ini masih berada di Pelabuhan Tanjung Priok dengan proses dibekukan (frozen) sembari menunggu izin dari Kementan untuk persyaratan yang harus dipenuhi.
"Saat ini masih menunggu clearance dari Kementan dan persyaratan apa yang harus kami penuhi," kata Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief.
Dia berharap masalah segera selesai, agar pilot project ini dapat berjalan. Akhir tahun ini bisa melihat hasilnya dan tahun depan sudah bersama-sama dari mengawal administratif dan keamanannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi