Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Terjang Wilayah Riau

Riau | Jumat, 17 November 2023 - 10:11 WIB

Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Terjang Wilayah Riau
(DOK RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dalam beberapa hari ke depan, wilayah Provinsi Riau masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas yang beragam. Namun, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi hujan sangat lebat dan ekstrem karena adanya pertumbuhan bibit siklon yang tumbuh di Samudera Pasifik Timur Filipina.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru Ramlan SSi MSi kepada Riau Pos, Kamis (16/11) mengatakan, dalam satu pekan ke depan hujan masih terjadi di Riau dengan kategori ringan hingga lebat.


“Di Riau kemungkinan hujan ekstrem sangat kecil. Namun dengan hujan lebat saja tentu perlu diantisipasi dampaknya seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, mengingat November dan Desember merupakan puncak musim hujan di wilayah Riau,” ujar Ramlan, Kamis (16/11).

Berdasarkan citra inframerah Himawari-9, Kamis (16/11) pukul 18.00 WIB, terdapat awan konvektif signifikan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Meskipun potensi hujan sangat lebat dan ekstrem kemungkinannya kecil terjadi, namun potensi tetap mucnuil karena adanya bibit siklon yang tumbuh di Samudera Pasifik Timur Philipina sehingga awan hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Utara Kalimantan dan Utara Sulawesi.

Dijelaskan Ramlani, bibit siklon tatau yang dikenal Bibit 17W terpantau berada di Samudera Pasifik Barat, sebelah utara Papua, tepatnya di sekitar 6.0oLU 140.3oBT dengan kecepatan angin maksimum 20 knots dan tekanan udara minimum 1007.3 hPa.

Citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan adanya peningkatan awan konvektif signifikan di sekitar sistem dalam 12 jam terakhir. Berdasarkan analisis, angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi siklonik pada lapisan bawah hingga menengah.

Kondisi lingkungan di sekitar bibit 17W yang mendukung pertumbuhan sistem di antaranya gelombang equatorial rossby aktif di sekitar sistem, vortisitas sedang-kuat di lapisan bawah hingga menengah (850 – 500 hPa), dan Vertical Wind Shear (VWS) dalam kategori lemah (10 – 15 knots).

Namun demikian terdapat kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan  sistem, antara lain divergensi lapisan atas dan konvergensi lapisan bawah dalam kategori lemah (< 5 s-1). Data model NWP skala global untuk 24 jam ke depan menunjukkan pergerakan sistem secara perlahan ke arah barat-barat laut dengan potensi menjadi siklon tropis dalam kategori rendah.

Bibit 17W memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan disertai angin kencang di wilayah Maluku Utara dan Papua Barat.

Ketinggian gelombang 1.25-2.5 m (moderate sea) di Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Kepulauan Sitaro, Laut Maluku bagian utara, Perairan Halmahera bagian utara, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat–Papua, dan Samudra Pasifik utara Halmahera–Papua.(ayi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook