Lima Kabupaten di Riau Darurat Banjir

Riau | Sabtu, 10 November 2018 - 14:36 WIB

Lima Kabupaten di Riau Darurat Banjir
PLTA KOTO PANJANG: Kondisi terkini waduk PLTA Koto Panjang pada Jumat pagi (9/11/2018) akibat tingginya curah hujan di wilayah Riau dan Sumatera Barat. Masyarakat Kabupaten Kampar saat ini wapada banjir dengan naiknya permukaan air Sungai Kampar akibat dibukanya pintu air buangan waduk. (FACEBOOK PLTA KOTO PANJANG)

Banjir di Lima Kecamatan

Lima kecamatan di Rohil mengalami banjir dengan ketinggian air berbeda-beda. Namun yang terbanyak di Kecamatan Pekaitan.

Baca Juga :Hulu Surut, Hilir Masih Banjir

Plt Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Rohil Irawan melalui Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Rohil Wan Budiansyah menerangkan lima kecamatan yang terdampak banjir adalah Pekaitan, Bangko, Rimba Melintang, Bangko Pusako dan Rantau Kopar.

“Lima kecamatan mengalami banjir dan diketahui berdasarkan laporan pemerintah kecamatan dan kepenghuluan,” kata Budiansyah, Kamis (8/11).

Kendati untuk wilayah kecamatan lainnya belum ada perkembangan laporan terangnya namun banjir dan genangan air yang terjadi saat ini dikarenakan adanya penyempitan dan pendangkalan pada saluran pembuangan air di beberapa titik aliran air.

Terpisah Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Rohil dr Junaidi Saleh MKes, mengatakan adanya warga yang mengungsi karena dampak banjir baru terjadi di Pekaitan dari empat kepenghuluan. Dari empat kepenghuluan sebanyak 1.209 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 4.000 lebih dimana sebagian mengungsi ke tempat kerabat masing-masing, dan lainnya di tenda pengungsian. Sementara untuk yang baru terkena banjir, jumlah KK terdampak sekitar 255 dari Pedamaran dan Kubu I, kendati begitu belum banyak yang mengungsi.

Sementara di Rohul, banjir masih merendam ratusan rumah penduduk dan ruas jalan di Desa Ulak Patian dan Desa Rantau Binuang Sakti (RBS) Kecamatan Kepenuhan.Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi di tenda darurat yang disiapkan BPBD Rohul. Ratusan warga yang rumahnya terendam banjir didua desa itu, terjadi sejak Sabtu (3/11) lalu. Masyarakat dua desa yang usahanya mayoritas nelayan itu, lebih memilih tinggal di dalam rumahnya dengan mamasang pangkin tempat tinggi meletakkan barang benda yang berharga.

Kepala Pelaksana BPBD Rohul Suparno melalui Sekretarisnya Syafei Nur SSos kepada Riau Pos, Jumat (9/11) petang menjelaskan, akses jalan darat dari Desa Ulak Patian dan Desa RBS terputus menuju ibukota Kecamatan Kepenuhan. Karena ruas jalan penghubung dua desa digenangi banjir sepanjang 1 km.

‘’Satu-satunya akses jalan menuju ibukota Kecamatan Kepenuhan hanya bisa ditempuh menggunakan jalur sungai dengan speedboat ‎dan perahu,’’ tuturnya.

Waspada Penyakit

Setelah ribuan rumah dan lahan persawahan milik warga terendam selama tiga hari, Pemerintah Kabupaten Kuansing mengimbau masyarakat waspada wabah penyakit yang ditimbulkan akibat banjir. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kuansing Dr H Dianto Mampanini SE MT, Jumat (9/11) malam.

“Sekarang tidak ada lagi banjir di Kuansing. Tinggal lagi penanganan pasca banjir. Mulai dari bantuan dan kebutuhan masyarakat. Kami mengingatkan kepada masyarakat supaya waspada penyakit yang diimbulkan akibat banjir. Terutama air yang digunakan masyarakat untuk MCK sudah pasti kurang bagus,” ujar Dianto.

Namun demikian, lanjut Sekda, masyarakat tetap diminta tetap waspada karena cuaca sejak sebulan terakhir tidak menentu. Jika dilihat dari banjir yang terjadi di Kuansing  beberapa waktu lalu, Sekda meyebutkan bahwa, banjir tersebut adalah banjir kiriman dari provinsi tetangga.

“Yang kita takutkan, hujan di Sumbar. Selama ini kan seperti itu, di Kuansing tidak hujan tapi di daerah Sijunjung hujan, makanya di tempat kita banjir. Upaya yang kita lakukan saat ini adalah mengantisipasi resko penyakit yang akan datang. Pemkab sudah menyiapkan obat-obatan. Kepada para camat, pantau terus masyarakatnya, dan laporkan,” kata Dianto.(dal/fad/kas/epp/yas/ted)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook