BUKAAN PINTU PELIMPAHAN WADUK DITAMBAH, DEBIT AIR SUNGAI KAMPAR NAIK

Ketinggian Air Sungai Kuantan Masuk Level Bahaya

Riau | Selasa, 19 Desember 2023 - 10:25 WIB

Ketinggian Air Sungai Kuantan Masuk Level Bahaya
Sebagian daerah di Kabupaten Kuantan Singingi mulai terendam banjir. Tampak air mulai mencapai jembatan gantung Telukkuantan, Senin (18/12/2023) malam. (MARDIAS CHAN/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Bencana banjir yang melanda Riau semakin meluas. Sampai Senin (18/12) tercatat sudah sepuluh kecamatan yang terendam banjir. Enam di Kabupaten Pelalawan dan tiga kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi, dan satu kecamatan di Indragiri Hulu. Bahkan, ketinggian air Sungai Kuantan masuk level bahaya.

Di Pelalawan, jumlah kecamatan yang digenangi air karena luapan Sungai Kampar bertambah satu. Yaitu Kecamatan Teluk Meranti. Sehari sebelumnya, lima kecamatan sudah lebih dulu dilanda banjir. Yakni Kecamatan Langgam, Pangkalankerinci, Pelalawan, Ukui dan Bandar Seikijang. Sementara di Kuantan Singingi, warga terdampak dari meluapnya air Sungai Kuantan, yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, dan Gunung Toar.


Petugas Meteorologi Wilayah II Sumatera Erianto menyebutkan Sungai Kuantan saat ini meluap. Bahkan ketinggian air masuk level bahaya. “Kondisi terkini di bagian hulu Kabupaten Kuansing masuk level bahaya.  Sebab, kalau dengan kondisi di tugu pengukuran air Sungai Kuantan yang ada di Lubuk Ambacang saat ini, bisa dipastikan bagian hilir Kuansing akan terendam banjir,” kata Erianto.

Erianto membeberkan, kondisi daerah di Kabupaten Kuansing antara hulu dan hilir berbeda. Bagian hilir lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah bagian hulu. Sehingga potensi banjir akan dialami oleh masyarakat bagian hilir.

“Bagian hilir diimbau tetap waspada karena luapan air dari hulu baru akan sampai satu hari setelah melewati daerah bagian hulu. Air Sungai Kuantan masih berpotensi naik karena di Sumbar masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi,” terang Erianto.

Senin (18/12) siang dilaporkan sudah ratusan rumah terendam banjir tiga kecamatan di Kuansing yakni Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, dan Gunung Toar. Rata-rata banjir disebabkan oleh meluapnya anak sungai yang ada di Kuansing.

Kalaksa BPBD Kuansing Andrizul menyebutkan, lebih 200 rumah yang terendam banjir di dua lokasi yaitu, Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar dan Desa Air Buluh Kecamatan Kuantan Mudik. “Rumah yang terbanyak terendam itu di Desa Petapahan, yakni 180 rumah,’’ ujarnya, Senin (18/12).

‘’Sedangkan di Air Buluh sekitar 25 rumah dan sempat memutus akses jalan ke Kecamatan Pucuk Rantau. Hal ini sama kejadiannya dengan kondisi di Kecamatan Hulu Kuantan. Air Sungai Ulo sempat juga memutus akses jalan Koto Kombu-Mudik Ulo,” kata Andrizul.

Sedangkan untuk Kecamatan Singingi, luapan Sungai Singingi telah merendam 194 rumah yakni 50 rumah di Desa Logas Hilir, 94 rumah di Kelurahan Muara Lembu, dan 50 rumah di Desa Kebun Lado.

‘’Rumah yang terendam akibat luapan Sungai Kuantan yang baru masuk datanya dari Desa Tebing Tinggi Kecamatan Benai. Ada 26 rumah yang terendam di sini. Angka ini bisa bertambah mengingat air Sungai Kuantan terus bergerak naik. Apalagi daerah bagian hilir lebih rendah,” terang Andrizul.

Kepala Dinas Sosial PMD Kabupaten Kuansing Erdiansyah menyebutkan pihaknya langsung turun menyalurkan bantuan kepada warga yang terdapampak banjir. “Kami sudah serahkan bantuan berupa beras, mi instan dan makanan untuk anak-anak di dua kecamatan, masing-masing Kecamatan Kuantan Mudik dan Gunung Toar,” kata Erdiansyah.

Di Pelalawan, air telah merendam badan jalan dan juga menggenangi permukiman warga di sejumlah wilayah di Kecamatan Teluk Meranti. Ketinggian permukaan air di kecamatan yang terkenal kedahsyatan gelombang Bono ini naik antara 40-60 centimeter (cm).

“Ya, banjir di Pelalawan kembali meluas. Hari ini (kemarin, red) banjir mulai dirasakan masyarakat di Kecamatan Teluk Meranti. Air telah merendam badan jalan dan fasilitas umum lainnya serta menggenangi peemukiman warga,” terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan kepada Riau Pos, Senin (18/12).

Diungkapkan Zulfan, banjir terjadi akibat dari air pasang di bagian hilir Sungai Kampar. Fenomena ini memang kerap terjadi menjelang akhir tahun dan dirasakan oleh hampir seluruh desa di wilayah perairan. “Saat ini kami masih menunggu laporan pihak kecamatan dan perangkat desa, titik mana saja yang digenangi banjir,’’ ujarnya.

‘’Namun demikian, sejauh ini banjir dampak air pasang belum terlalu mengganggu aktivitas warga. Pasalnya, banjir ini tidak berdurasi lama. Ya, paling sekitar tiga jam, banjir kembali surut. Saat pasang, banjir akan kembali muncul menggenangi badan jalan dan permukiman warga,” paparnya.

Di tempat terpisah, Camat Teluk Meranti Raja Eka Putra menambahkan bahwa, banjir pasang telah merendam hampir seluruh wilayah di Kecamatan Teluk Meranti. Khususnya daerah yang berdekatan dengan bantara Sungai Kampar. Seperti Kelurahan Teluk Meranti, Desa Pangkalan Terap, Desa Pangkalan Panduk, Desa Petodaan, dan sejumlah desa lainnya.

‘’Tinggi air yang menggenangi badan jalan dan fasilitas umum lainnya serta permukiman warga, rata-rata selutut orang dewasa. Namun demikian, banjir ini tidak sampai bertahan lama. Paling sekitar 4 hingga 5 jam, banjir akan kembali surut. Tapi, banjir ini tentunya tetap cukup mengganggu aktivitas warga. Untuk itu, kita berharap agar intensitas curah hujan dapat segera menurun sehingga warga dapat kembali beraktivitas dengan normal,” tuturnya.

Di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) luapan Sungai Indragiri mulai surut,  Senin (18/12). Namun demikian, masih ada sejumlah rumah warga yang berada di dataran rendah yang terendam. Tidak ada korban jiwa dalam musibah luapan air Sungai Indragiri.

“Alhamdulillah, luapan air Sungai Indragiri dibanding hari sebelumnya mengalami surut hingga mencapai 20 centimeter. Namun kerugian warga akibat luapan air Sungai Indragiri ini belum bisa ditaksir,” ujar Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya SIK ketika dikonfirmasi melalui Kapolsek Peranap, Iptu Dodi Hajri SH, Senin (18/12).

Ketinggian luapan air Sungai Indragiri saat ini antara 80 cm hingga 180 cm. Sebelumnya pada Ahad (17/12), ketinggian mencapai antara 100 cm hingga 200 cm.

Menurutnya, di Desa Setako Raya Kecamatan Peranap masih ada sekitar 50 unit rumah warga yang terendam luapan air Sungai Indragiri. Rata-rata air yang menggenangi rumah mencapai sekitar 20 cm. Bahkan, beberapa warga masih yang ada yang mengungsi di tempat saudaranya.

Selain itu, luapan air di Desa Setako Raya juga masih merendam sejumlah fasilitas umum seperti, jalan desa sepanjang 1 kilometer (km). Kemudian SDN 012 Setako Raya, tiga musala dan lapangan sepakbola.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook