Dia lantas menjelaskan yang dimaksud dengan vaksinasi mandiri itu adalah vaksinasi oleh perusahaan untuk karyawannya. Selain membantu percepatan target vaksinasi nasional, skema itu memiliki dampak lain. yaitu perusahaan tersebut akan segera kembali bekerja dengan normal dan turut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi. Selain itu Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu mengatakan program vaksinasi mandiri dapat meringankan beban pemerintah.
Program vaksinasi mandiri tidak bisa serta merta dikaitkan dengan komersialisasi vaksin. Sebaliknya vaksin mandiri oleh perusahana itu bisa membantu orang yang tidak mampu juga. Dia mencontohkan sebuah perusahaan memiliki karyawan 35 ribu orang, maka vaksinasi untuk seluruh karyawan itu gratis.
Dia menjelaskan pada awal-awal pandemi lalu, ketika tes swab hanya dilakukan pemerintah hasilnya baru keluar tujuh hari kemudian. Dalam rentang waktu tersebut, seseorang berpotensi menularkan Covid-19 ke orang lain. Tetapi setelah ada pelibatan swasta dalam tes swab, dalam waktu delapan jam hasilnya sudah bisa keluar. Kemudian biaya tes swab juga menjadi lebih murah.
Seperti diketahui wacara vaksin Covid-19 secara mandiri atau melibatkan swasta saat ini masih dikaji oleh pemerintah. Vaksin Covid-19 secara mandiri sifatnya adalah korporasi atau pengadaan oleh perusahaan untuk karyawannya. Tidak dijual langsung kepada masyarakat secara umum atau komersialisasi.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewanti-wanti rumah sakit agar dapat mengalokasikan tempat tidur bagi pasien Covid-19 minimal 40 persen. Pasalnya, mayoritas rumah sakit, termasuk RS negeri dan lembaga-lembaga pemerintah belum optimal dalam mengalokasikan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Akibatnya banyak pasien Covid-19 yang tidak tertampung di rumah sakit.
Padahal, menteri kesehatan sudah membuat surat edaran yang didalamnya jelas mengamanatkan alokasi bed untuk pasien COvid-19 sebesar 40 persen.
”Ini tugasnya saya termasuk juga akan memantau apakah RS-RS mentaati atau tidak surat edaran itu,” ujarnya saat mengunjungi RSUD Bung Karno Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (29/1).
Bagi rumah sakit yang tidak patuh diancam diberi sanki tegas. Meski, Muhadjir juga tidak merinci jenis sanksinya.
Meski begitu, Muhadjir turut menekankan pentingnya menetapkan status suspect Covid-19 lebih dulu. Dalam hal ini, harus dipastikan status pasien tersebut apakah orang tanpa gejala (OTG), bergejala ringan, sedang, atau berat. Dengan manajemen tata kelola suspect yang baik, menurut dia, kenaikan angka kasus Covid-19 yang terus meningkat akan dapat ditangani secara baik termasuk memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
”Tentu saja ketika harus merujuk ke rumah sakit itu harus yang berat dulu. Kemudian yang sedang. Sedangkan, yang ringan dan tidak bergejala cukup melakukan isolasi mandiri,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) itu menyinggung soal upaya vaksinasi. Dia mengatakan, hingga saat ini, vaksinasi masih terus dilakukan secara bertahap dan diutamakan bagi tenaga kesehatan. Di mana, vaksinasi ini bisa dilakukan per-institusi meski dianjurkan dilakukan secara masal guna mempercepat proses vaksinasi it sendiri.
”Sehingga lebih cepat seperti yang sudah dilakukan di DIY dengan diikuti 3.500 nakes,” ungkap Muhadjir.
Setelah nakes rampung, proses vaksinasi akan dilakukan terhadap aparat pelayanan publik seperti TNI/Polri terutama yang bertugas mengamankan disiplin protokol kesehatan 3M dan para guru. Seemntara, vaksin untuk masyarakat umum saat ini masih dipersiapkan dengan harapan vaksin yang digunakan tidak lagi didatangkan dari luar negeri. Tapi, menggunakan hasil produksi dalam negeri, PT Bio Farma.
”Sekarang ini bibitnya sudah di kita, jadi nanti akan diproduksi. Sehingga insya Allah lebih cocok untuk orang Indonesia karena diproduksi sendiri,” katanya. Dia memastikan, prosesnya dilakukan secara masif dengan prosedur ketat. Diharapkan, Februari sudah ada stock untuk masyarakat umum.
Mengenai donor plasma konvalesen, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menyebut, bahwa jumlah pendonor terus bertambah seiring pencanangan gerakan nasional donor plasma konvalesen beberapa waktu lalu. Seperti dilaporkan, jumlah pendonor di Kota Surakarta naik hingga 40 persen setelah pencanangan tersebut. sebab, penyintas pun jadi tahu bagaimana tata cara donor dan di mana bisa mendonorkan plasma konvalesennya.
”Jadi luar biasa. Karena itu atas nama pemerintah saya ucapkan terima kasih pada Ketua PMI (Palang Merah Indonesia) dan seluruh jajaran di Solo yang telah merespon gerakan nasional donor plasma konvalesen,” ungkapnya.
Donor plasma konvalesen ini diakuinya sangat penting. Karena telah terbukti cukup efektif dalam mempercepat peningkatan imunitas pasien Covid-19. Oleh karenanya, ia berharap penyintas Covid-19 dapat tergugah untuk melakukan donor plasma konvalesen. Bukan hanya sebagai wujud rasa syukur karena sudah selamat dari ancaman Covid-19, namun lebih dari itu dapat membantu menyelamatkan nyawa orang lain yang sedang berjuang untuk sembuh melawan Covid-19.
”Mudah-mudahan setelah ini akan ada kelipatan lagi jumlah pendonor karena jumlah yang dibutuhkan masih jauh dari yang tersedia,” tuturnya.
Mengingat, ada 86.109 pasien Covid-19 yang telah sembuh pada periode November hingga Desember 2020 dan berpotensi menjadi pendonor. Yang sayangnya, baru 8.443 kantung plasma konvalesen yang didistribusikan hingga 20 Januari 2020.
Terpisah, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, negaranya menawarkan keahlian genomik terdepannya dalam mengidentifikasi varian baru Covid-19. Inisiatif tersebut akan dipimpin National Institute for Health Protection (NIHP) dan melibatkan laboratorium serta staf Badan Kesehatan Masyarakat Inggris bersama para akademisi. Mereka akan bekerja secara langsung terhadap sampel yang dikirimkan dari luar negeri. Selain itu, tawaran tersebut juga mencakup pelatihan, sumber daya personel, dan peralatan.
Menurut dia, Inggris telah melakukan jauh lebih banyak pengujian genom daripada negara lain. “Lebih dari 50 persen dari total sekuens yang ada di seluruh dunia,” ungkapnya. Artinya, cukup masuk akal bahwa riset Negeri Ratu Elizabeth tersebut sering menemukan varian baru Covid-19.
Owen menyambut baik jika Indonesia mau kolaborasi bersama. Mengingat, Indonesia sudah memiliki kemampuan sekuensing genom melalui Kementerian Riset dan Teknologi serta Lembaga Eijkman. “Tawaran kolaborasi teknis dan ilmiah ini dapat melengkapi upaya unggul Indonesia di bidang yang sama,” ujarnya.
Apalagi, seiring berjalannya waktu, Covid-19 cepat bermutasi dan berubah. Hal tersebut tentu semakin meningkatkan ancamannya. “Melalui kolaborasi, akan memberikan kita lebih banyak waktu untuk merespons varian baru dan menambah informasi yang membantu membuat pilihan efektif untuk mengatasi pandemi,” jelasnya.(lyn/far/wan/mia/han/ted)