PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi selama sepekan ini sangat berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, baik untuk pesawat yang datang (landing) maupun take off (lepas landas). Di mana jarak pandang (visibility) sempat berada di bawah standar penerbangan 800 meter.
EGM Bandara Internasional SSK II, Raditya Ari Purwoko menjelaskan, terkait keselamatan penerbangan ini pihaknya mengacu pada data BMKG Stasiun Pekanbaru dan juga berkoordinasi dengan Airnav.
''Terkait jarak pandang setiap pagi kami memantau data dari BMKG Stasiun Pekanbaru, bandara kami buka mulai pukul 06.00 WIB, dan dari pukul 05.00 WIB kondisi jarak pandang sudah dipantau," kata EGM SSK II ini yang akrab disapa Oki ini kepada wartawan, Jumat (13/10/2023).
Dijelaskannya, persyaratan untuk keamanan penerbangan itu minimum di jarak 800 meter, di bawah itu tentu pihak airline sudah membaca juga, dan airnav juga sudah membaca dan informasi itu disampaikan ke airline atau maskapai.
"Dan di situ pula airline dapat memutuskan menunggu sampai jarak pandang aman untuk penerbangan, " tambahnya.
Gangguan penerbangan itu terjadi, karena saat ini Riau mengalami bencana asap dampak dari karhutla, baik yang diproduksi oleh hutan Riau sendiri atau kiriman dari provinsi tetangga.
"Dan yang delay itu adalah pesawat yang datang, karana pesawat pertama yang mendarat itu masuk pukul 07.00 WIB . Ada juga pesawat dari bandara asal jarak pandang masih aman, namun ketika mau masuk SSK II jarak pandang cukup terbatas, dan dari komunikasi airnav disampaikan ke pilot maka ada istilah holding dahulu, dan jika masih terbatas, maka jalan satu-satunya ialah kembali ke base atau return to base (RTB) atau divert ke bandara terdekat, dan ini pilihan untuk keselamatan penerbangan baik take off maupun landing," ungkapnya yang didampingi Asisten Manajer of Airside Operation, As Syauwaluddin Fikri.
Terkait gangguan yang diakibatkan oleh kabut asap ini dalam sepekan ada enam pesawat yang delay, dengan waktu 30 menit.
“Ini masih dalam kategori delay normal. Tidak lama karena kabut asapnya tipis dan cepat normal. Selain kabut asap, delay juga disebabkan oleh fog," ujarnya.
Untuk pergerakan penumpang selama kabut asap ini disampaikan juga masih normal, hanya delay atau keterlambatan saja.
"Malah terjadi peningkatan jumlah penumpang yakni penebangan umrah di extra fligt. Dengan kondisi pasca Covid-19 yang semakin membaik penerbangan semakin meningkat sudah mencapai 80 persen dibanding tahun 2018 lalu," beber Oki.
Saat ini, jumlah penumpang rata-rata per hari di SSK II berkisar 7.200 sampai 8.000 penumpang, dan 65 sampai 85 flight, setiap harinya fluktuatif. Dan ada sekitar 8 maskapai domestik dan luar negeri.
Laporan: Agustiar
Editor: Edwar Yaman