Suhu Makkah 43°C, JCH Hindari Dehidrasi

Riau | Sabtu, 03 Juni 2023 - 11:30 WIB

Suhu Makkah 43°C, JCH Hindari Dehidrasi
Jemaah calon haji memakai payung untuk menghindari terik matahari yang cukup panas mencapai 43 derajat celcius di Makkah, Jumat (2/6/2023). (INTERNET)

“Kami semua berduka. Sejatinya Saino dan Kadar berangkat bersama istri masing-masing. Namun Saino dan Kadar berpulang, sementara istri mereka tetap berangkat, tapi tidak bersama JCH Siak,” terang Suyatno dan Sukandar.

Informasi yang dirangkum Riau Pos dari pihak Polres Pelalawan menyebutkan, kecelakaan maut tersebut berawal saat kendaraan truk tronton yang dikemudikan Rido Putra bergerak dari arah Pangkalankerinci menuju Kota Pekanbaru melalui Jalan Lintas Timur  dengan kecepatan tinggi. Namun, saat berada di Kilometer 66 Pangkalankerinci, tiba-tiba dari arah berlawanan meluncur mobil BM 8351 SH yang dikemudikan korban Saino dan membawa penumpang Kadar.


“Jadi saat itu, mobil yang dikemudikan korban Saino berusaha mendahului truk tronton yang ada di depannya, sehingga mobil itu bergerak melebar ke kanan jalan atau out of control. Hanya saja, tanpa diduga, dari arah berlawanan muncul truk tronton BM 9846 yang dikemudikan Rido Putra,’’ ujar Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SIK melalui Kasi Humas AKP Edy Haryanto kepada Riau Pos, Jumat (2/6).

‘’Korban Siano yang merasa panik, tak mampu mengendalikan laju kendaraan yang dikemudikannya. Lantaran jarak sudah terlalu dekat, kecelakaan pun tidak dapat dihindari lagi. Akibat kejadian tersebut, korban Saino dan Kadar meregang nyawa di tempat kejadian perkara (TKP) dengan kondisi mengenaskan setelah terjepit di dalam kendaraannya yang ringsek,’’ tambahnya.

Kasi Bimas Kemenag Siak Harman mengatakan istri kedua JCH tersebut, berangkat tidak bersama dengan JCH Siak. Keduanya tetap berangkat beberapa hari ke depan dengan kloter berbeda. Selain kedua JCH tersebut, satu JCH Siak lainnya dari Kecamatan Lubuk Dalam  juga mengalami kecelakaan dan kakinya patah sehingga tidak bisa berangkat.

Sebagaimana dijelaskan Bupati Alfedri saat pelepasan, ada 208 yang seharusnya berangkat karena tiga mengalami kecelakaan akhirnya 205 yang berangkat. “Karena ini ibadah fisik, kami harap tetap menjaga kesehatan, semoga semua pulang ke Tanah Air dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurah,” ujar Alfedri didampingi Wabup Husni Merza, Sekda Arfan Usman, Kakan Kemenag Erizon, dan sejumlah pejabat pemkab, serta kepala OPD, Jumat (2/6).

JCH Tertunda Pasti Diberangkatkan
Sejumlah JCH dari beberapa embarkasi mengalami penundaan pemberangkatan ke Tanah Suci. Kementerian Agama (Kemenag) pun menegaskan bahwa mereka yang tertunda bukan berarti batal berangkat.

”Mereka akan kita terbangkan ke Tanah Suci setelah semua kondisi yang jadi prasyarat pemberangkatan terpenuhi,” kata Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Jumat (2/6).

Menurut Mujab, ada beberapa hal yang mengakibatkan jemaah haji mengalami penundaan pemberangkatan ke Tanah Suci. Di antaranya, belum terpenuhinya prasyarat kesehatan dan belum terselesaikannya syarat imigrasi seperti terbitnya visa haji.

Jika jemaah tertunda akibat faktor kesehatan, diupayakan langkah pemulihan dan bakal diberangkatkan pada kloter berikutnya. ”Begitu juga yang tertunda akibat belum terbitnya visa haji. Saat ini kan prosesnya bio visa yang dilakukan mandiri. Mereka harus merekam wajah dan sidik jari dari gadget masing-masing,” ujarnya.

Dalam praktiknya, lanjut Mujab, Kemenag menemukan banyak jemaah yang mengalami hambatan. Karena itu, sampai waktu kloternya harus berangkat, visa mereka belum keluar. Akibatnya, keberangkatan mereka harus tertunda dan tidak bisa ikut bersama kloter yang telah ditetapkan.

”Nah, yang begini kita akan tunggu sampai visanya keluar. Nanti kita berangkatkan dengan kloter selanjutnya. Ingat, tertunda bukan berarti batal berangkat,” katanya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau langsung jemaah di Tanah Suci. Termasuk mengecek semua sarana dan prasarana yang disiapkan untuk para jemaah sesuai dengan standar yang direncanakan sebelumnya atau tidak.

”Dari hasil wawancara dengan jemaah, sejauh ini semua layanan yang diberikan berjalan baik. Termasuk tempat tidur, sekamar diisi empat orang. Tempat tidurnya juga bukan yang ecek-ecek,” jelasnya.

Terkait pelayanan medis, lanjut Menko PMK, para petugas medis juga tidak hanya menunggu di tempat-tempat pusat pelayanan kesehatan, tapi juga aktif menjemput bola dengan mendatangi kamar-kamar jemaah setiap hari. Mereka menanyakan kondisi kesehatan setiap jemaah dan memberikan vitamin.

”Jadi, ini memang sangat bagus. Apalagi sekarang ini banyak sekali jemaah yang tergolong lansia (lanjut usia),” ujarnya.

Untuk makanan, lanjut dia, para jemaah juga diberi makanan standar Indonesia. Ada nasi, lauk ikan maupun ayam, serta buah-buahan tentunya. Porsinya pun mencukupi.

”Tadi saya tanya juga apakah masih sering beli makanan di luar? Mereka bilang sudah tidak. Mereka sudah merasa cukup dengan pelayanan dari panitia,” ucapnya.

Dia berharap layanan berkualitas yang telah diberikan kepada jemaah tersebut dapat berlanjut hingga selesai. Selain itu, Menko PMK berpesan kepada para petugas agar proaktif mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang terjadi. Terutama perhatian ekstra kepada jemaah lansia. Dia juga mengimbau sesama jemaah, khususnya yang masih muda, agar dapat sukarela mendampingi jemaah lansia. Minimal yang berasal sama dengan daerahnya.

Muhadjir menambahkan, para petugas juga harus mempersiapkan diri dan memperhatikan jemaah dengan sungguh saat wukuf dan bermalam di Mina. Sebab, pada momen itulah para jemaah haji akan tumplek di sana. Karena itu, dia meminta agar ketersediaan toilet diperhatikan, khususnya toilet untuk perempuan.

”Nanti akan saya cek. Kalau memang kesiapannya masih kurang, agar ada penambahan khusus,” ungkapnya.(gih/c19/ttg/ilo/mng/amn/das)

Laporan JPG dan TIM RIAU POS, Makkah dan Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook